Chapter 38 ~ Nancy Said

117 5 0
                                    

JAV :

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

JAV :

Keputusan Jav benar-benar telah bulat untuk memenuhi kehendak Ayahnya. Jav sudah memberitahu Axel dan Elliot, partner in crime-nya juga telah dikabari. Tinggal selangkah lagi, sekarang yang harus dilakukan hanya mengambil cuti dari kampus selama beberapa hari.

“Halo, Mr. Owen. I'm sorry to disturb you,” ucap Jav melalui perantara telepon genggam yang menempel di telinganya.

Kau memang mengganggu. But, baguslah kau sadar,

Oh Mr. Owen selalu begitu. Dia suka memposisikan dirinya seolah sebaya dengan mahasiswa. Padahal umurnya 53 tahun. Oke lah, umur boleh tua, tapi jiwa tetap muda.

Malam-malam begini, ada apa Jav?" cetusnya lagi.

Sambil melakukan panggilan, Jav duduk di sofa single yang ada di dalam kamarnya. Malam ini, Jav berniat membuat janji terlebih dahulu pada orang dari pihak kampus. Jav menghubungi Mr. Owen--selaku penanggung jawab kelasnya. Sebab besok, rencananya ia akan melakukan izin cuti.

“Mr. Owen, aku ada perlu denganmu. Aku akan ambil cuti kuliah beberapa hari, bisa kita bertemu besok?”

Mendengar mahasiswanya mengatakan itu, Mr. Owen tersentak. Dahinya berkerut.

Cuti? Ada apa?” tanya Mr. Owen. Selain penanggung jawab, Mr. Owen juga ikut andil dalam mengisi kelas. Beliau dosen.

Jav mengusap tengkuknya, lalu memindahkan ponselnya ke tangan kiri.

“Aku akan ke Los Angeles dengan Ayahku. Mungkin beberapa hari, karena itu aku tidak bisa datang ke kampus seperti biasa,” ungkap Jav. Tidak tahu kenapa, Mr. Owen tiba-tiba tertarik hanya sekali mendengarnya.

Ada yang mendesak, Mr. Austin?”

“Tidak terlalu, hanya saja, Ayahku memintaku menemaninya,” balas Jav tenang. Mr. Owen menimang-nimang maksud Jav di seberang sana.

Ah, benar. Ayahmu mendirikan cabang perusahaan baru di Los Angeles,” kata Mr. Owen.

Jav merebahkan punggungnya ke sofa sembari terkekeh, kemudian ia berkata, “Jadi semua orang sudah tahu,”

Hahaha... beritanya cukup heboh, kau tahu,” sahut Mr. Owen. Jav tertawa mengindahkan perkataan dosennya.

“Bukan Ayahku namanya jika tidak begitu, Sir,”

Mr. Owen mengangguk, “Setidaknya Ayahmu membuat pencapaian yang luar biasa. Beliau membuat kami bangga. Contohlah Ayahmu, Jav! Kurangi menggoda wanita,”

Yang benar saja, sampai kapan pun itu tidak akan terjadi. Aku tidak tertarik dengan perusahaan. Batin Jav seraya tersenyum miring, sudut bibirnya tampak terangkat sedikit.

If I Know HimKde žijí příběhy. Začni objevovat