Chapter 8 ~ A Little More

505 34 0
                                    

Happy Reading!❤️
--------

Ayesha menenggelamkan setengah wajahnya ke dalam bathtub. Ia tengah berendam air dingin untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau. Dirinya tidak pernah absen memikirkan kejadian tadi bersama laki-laki menyebalkan itu yang terus berlarian kesana-kemari di kepalanya.

"I don't know what do you want and what do you mean. But, please, don't bother me! Mr. Javier Austin,"

"Excuse me,"

Bayangan akan kejadian ketika di halte dekat kampus itu masih menghantuinya. Bahkan, setelah dirinya tiba di rumah.

Sempat terlintas rasa bersalah karena sudah meninggalkan Jav begitu saja. Ditambah entah sudah yang keberapa kalinya Ayesha melontarkan kalimat-kalimat menohok pada laki-laki itu.

Namun, tentu saja itu semua bukanlah keinginan hatinya. Melainkan akibat dari rasa kesal dan amarah yang terlanjur mengambil alih dirinya saat itu.

Setibanya di rumah, gadis itu langsung melebarkan langkah menuju kamar tidurnya yang berada di lantai dua. Ayesha memasuki rumahnya tanpa banyak mengucapkan sepatah kata pun kepada penghuni rumah lainnya.

"Sebenarnya apa yang kulakukan," lirih Ayesha sambil menarik napas dalam-dalam, dan mengeluarkannya perlahan.

"Apa aku sudah keterlaluan?" katanya lagi.

Ayesha berpikir di mana letak kesalahannya. Kenapa justru dirinya yang dihantui bayang-bayang rasa bersalah?

"Tidak! Aku sakit hati dengan candaan konyolnya! Jadi, untuk apa aku merasa bersalah? Tindakanku benar, kan?" ucap Ayesha. Dirinya mengerjap dan menggeleng.

Ayesha, tetaplah Ayesha. Selama dirinya benar, apapun masalahnya, ia tentu saja akan keras kepala berusaha tetap pada pendiriannya. Dia tidak akan langsung menyalahkan dirinya sendiri.

"Dan apa-apaan si Stephanie itu?! Kenapa dia tidak bilang padaku kalau si menyebalkan itu ada di kantin juga?" gerutu Ayesha. Astaga, tiba-tiba saja rupa wajah Jav muncul di kepalanya.

Ayesha sudah terlanjur kesal dengan perbuatan Jav sampai-sampai menyebut namanya saja ia tidak mau.

Ayesha mengamuk hingga air di dalam bathtub nya terciprat kemana-mana membasahi seisi kamar mandi.

"MENYEBALKAANNNN!!" pekiknya.

****

Matahari terlihat baru saja menampakkan dirinya, kala suara ketukan beruntun pintu kamar menyerbu Ayesha yang masih tertidur nyenyak di dalamnya.

"Ayesha, kau belum bangun?" suara ibunya terdengar dari balik pintu sambil terus mengetuk.

"Hmmm," gumam Ayesha yang masih bergelung di balik selimut. Seolah tidur nyenyaknya tidak ingin diganggu.

Mendengar putrinya yang membalas hanya dengan gumaman saja, Alshey langsung dapat mengetahui jika putrinya itu belum bangun. Alshey memutuskan langsung masuk ke dalam.

"Astaga, sudah jam berapa ini? Anak gadis tidak baik bangun terlalu siang, sayang. Ayo cepat bangun!" seru ibunya seraya mengguncang tubuh Ayesha dan menarik selimut yang masih membungkus tubuhnya.

"Lima menit lagi, mom," Ayesha menutup telinganya dengan bantal, kemudian menarik selimut yang berhasil ibunya lepaskan untuk menutupi dirinya kembali.

Tak mau kalah, ibunya kembali menarik selimut yang menutup tubuh putrinya. Ibunya menambahkan bonus membangunkan putrinya dengan membuka tirai lebar. Setelah itu, ibunya berkacak pinggang.

If I Know HimWhere stories live. Discover now