Chapter 1 ~ Bad Impression.

1.8K 90 0
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Mata kuliah jam pertama tak lama lagi di mulai. Ayesha yang berlari terburu-buru menuju kelasnya kini mampu bernapas lega. Pasalnya, si pemilik kelas hari ini belum datang. Ia mengedarkan pandangannya menatap sekeliling. Dirinya berniat mencari kursi yang masih kosong, dan ternyata kursi baris kedua dari belakang lah yang menjadi pilihannya.

"Akhirnya, aku tidak terlambat lagi." seru Ayesha bernafas lega sambil menyeka keringat di dahinya yang sedikit bercucuran.

Gadis itu mengeluarkan buku, alat tulis, laptop, dan juga beberapa peralatan belajar lainnya.

Selang beberapa lama setelah Ayesha duduk di kursinya, pintu masuk kelasnya bergerak. Menandakan bahwa si pemilik kelas baru saja tiba. Hal itu bersamaan ketika Ayesha telah menempatkan bokong ke kursinya.

"Untung saja aku sampai lebih dulu dari Mrs. Lincoln." ucap Ayesha menyemangati.

Dewi fortuna benar-benar berpihak padanya hari ini. Ia beruntung masih bisa memasuki kelas Mrs. Lincoln. Pasalnya, Mrs. Lincoln adalah salah satu dosen yang di takuti oleh seluruh mahasiswa. Dan di tambah lagi, Ayesha sudah kesekian kalinya terlambat. Ia tidak ingin mengulanginya lagi dan lagi, yang di takutkan akan menjadi suatu kebiasaan buruk baginya.

"Okay... before we start the lesson, let me check your attend list to make sure who's coming late today in my class," ucap Mrs. Lincoln sambil mengambil daftar hadir yang terletak di meja nya.

Mrs. Lincoln mulai memeriksa satu persatu mahasiswa nya.

Oh No! agak kuno memang cara yang digunakan Mrs. Lincoln. Mengingat ia harus bersusah payah membuang-buang tenaga nya memanggili satu persatu mahasiswanya yang terbilang telah dewasa. Bagi mereka, tentu saja cara sialan itu akan menjadi penghalang bagi mereka yang ingin masuk kelas semaunya.

Dan tepat setelah berlama-lama Mrs. Lincoln berkutat dengan absen, dosen itu memanggil salah satu nama.

"Javier Austin," panggilnya.

Hening. Tak ada jawaban dari sang pemilik nama, dan tak ada pula yang merespon panggilan Mrs. Lincoln. Mereka juga sama seperti Ayesha yang saat ini merasa belum familiar dengan nama tersebut.

Tiga bulan telah berlalu. Entah disebabkan oleh kemampuan mengingat otak Ayesha yang terbatas atau karena hal lain, ia tampak diam saja ketika nama itu disebut. Padahal nama itu sempat menarik perhatiannya beberapa bulan lalu.

"Is Javier Austin come to the class, right now?"
Tanya Mrs. Lincoln lagi. Mahasiswanya saling menatap ke kiri dan kanan.

Oke, kali ini pertanyaannya di ikuti dengan nada penegasan. Emosi Mrs. Lincoln sepertinya akan meluap dengan cepat.

"Baiklah, dengan terpaksa saya akan menanggapnya tidak ada." sahut Mrs. Lincoln pelan dan terkesan mengalah. Pandangannya tertuju kembali pada buku absen di tangannya.

If I Know HimWhere stories live. Discover now