7

3.8K 474 49
                                    

"Kenapa Bang Jae?" tanya Alen kepo karena omongannya kepotong sama ulah Jihoon yang menepuk Jaehyuk.

"Gak, Len. Tadi gue mau bilang kalau cupang peliharaan gue yang namanya Woona meninggoy." jawabnya meyakinkan.

Gue tau Bang Jaehyuk bohong. Ini pasti ada kaitannya sama Woonyoung.

Meskipun ujungnya Alen gak percaya, tapi ya mau gimana lagi. Alen harus percaya aja sama penjelasan Jaehyuk.

"Kalian udah kenal saling lama?" kini Yoshi yang nanya, seraya menyeruput kopi yang sebelumnya udah dianter sama Ibu Yebin—ibu warung—.

"Udah kenal dari waktu kecil doang, Bang Yosh." jawab Alen jujur.

Haruto sama Alen memang udah saling kenal dari kecil. Hanya aja emang mereka gak sedekat itu, jadi cuman sekedar tau doang, meskipun kedua orangtuanya memiliki hubungan persahabatan yang sangat dekat.

"Jadi gak ada cinta monyet nih di antara kalian berarti ya?" celetuk Jihoon.

"Cinta monyet, ebusettt!!" Mashiho geleng - geleng kepala.

"Nggak lah, mana ada." jawab Haruto cuek.

"Oh gitu, To." Hyunsuk manggut - manggut. "Kenapa kalian dijodohin kalau gitu?" tanyanya.

"Entah, biar hubungan persahabatan makin deket kali, Bang Hyunsuk." jawab Alen seadanya.

Saat ini yang ada di pikiran Alen cuman itu alesannya. Memangnya apalagi selain itu?

"Rencana tunangan kapan?" Asahi kali ini bertanya dengan santai.

"Beberapa hari lagi, katanya sih hari weekend. Minggu besok mungkin? Secara kan kita masih anak sekolahan."

"Ini nih bunda, haduhh.....mangkannya kalau masih piyik gak usah gegayaan pengen tunangan segala. Repot kan lo berdua harus nunggu hari weekend." Jihoon memijat keningnya pelan.

"Namanya dijodohin, ege! Kalau kagak dijodohin juga mana mungkin mereka tunangan," sahut Junkyu sebal karena ucapan Jihoon.

"Tau nih, emang lo pikir gue mau dijodohin kayak gini, Bang?" jawab Haruto mendengus pelan.

"Mau, buktinya lo iyain."

Alen mendengus kecil melihat Jihoon. "Kan terpaksa," jelas Alen.

Jihoon ngalihin matanya Mandang Alen. "Sekarang aja yang terpaksa, nanti - nanti mah menerima dengan senang hati tau."

Ya, ya, suka - suka Jihoon.

"Ya, enggak lah!" ketus Haruto menjawab ucapan Jihoon.

Alen langsung melirik Haruto yang gak suka sama omongan Jihoon. Ingat, Alen, perjodohan ini karena terpaksa. Jadi enggak usah harapin Haruto yang akan menerima dengan ikhlas dan senang hati.

"Awas lo kalau ujung - ujungnya demen!" sinis Jihoon.

"Ini bocah udah gede juga masih aja ladenin masalah orang, ckck....tobat, Hoon! Tobat!" Hyunsuk menampol kening Jihoon, yang lagi duduk di sebelah kirinya.

"Seru, Bang. Udah biarin aja, anggap layar tancep secara live nih, lumayan buat menjadi tontonan." Junkyu menekan perutnya karena ngetawain Jihoon.

"Btw nanti lo bakalan undang - undang kita kan?"  Yedam natap wajah Alen sama Haruto bergantian.

"Iy--"

"Gak!" Haruto motong ucapan Alen.

"ISH ENGGAK ASIX LO!" seru Junkyu natap Haruto sinis.

"Alen ngizinin kok, lo nya napa kagak ngizinin?" tanya Asahi ikut berkomentar.

Haruto menghela napas pelan. "Lagian juga ini secara tertutup dilakuinnya. Palingan keluarga deket doang yang diundang."

Dijodohin | Haruto (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang