16

3.5K 433 7
                                    

Haruto langsung mengerem mobilnya mendadak di saat lampu merah menyala. Jantung Alen berdegup kencang, karena takut dengan respon Haruto setelah kalimat yang dilontarkan sebelumnya sama Alen.

"Maksud lo?" suara berat milik Haruto menguar di dalam mobil yang ditumpangi dua orang ini.

Alen menelan ludahnya kasar. "Kita lanjutin pertunangan ini sampe nikah."

"Lo lupa sama perjanjian itu?" tanya Haruto tanpa menoleh ke Alen. Tatapannya menajam ke jalanan di depan yang tampak dilewati oleh kendaraan yang berasal dari arah kanan.

"Nggak. Gue gak lupa." Alen menggenggam erat hape yang ia genggam, "Tapi gue berubah pikiran."

"Berubah pikiran?" ada nada sarkas di dalam omongan Haruto. "Lo ingkar."

Alen menggeleng keras. "Gue gak ingkar. Gue udah renungin ini, dan kesepakatan gila yang lo ajuin itu bener - bener salah!"

Haruto tampak nahan rasa kesalnya. Dengan kilatan tajam ia noleh ke Alen. Dan natap tepat di bola mata Alen. "Mau lo apa, hah?!"

"Kita lanjutin hubungan ini tanpa harus batal nikah." Alen ngerasa degup jantungnya serasa mau meledak saat ini, "Lo tega bikin perasaan orangtua kita hancur karena perjanjian ini? Bahkan kita belum mulai tahap pertunangan pun lo udah ngasih perjanjian kayak gitu!"

Haruto menutup matanya perlahan seraya membuang napas kasar. Kelemahan Haruto itu ada di orangtuanya. Lisa sama Hanbin itu segalanya buat Haruto.

"Lo mau hancurin perasaan orangtua lo?!" geram Alen.

"Kenapa lo ngeiyain permintaan orangtua lo buat dijodohin sama gue? Karena lo gak mau bikin mereka kecewa sama penolakan lo. Tapi sekarang apa? Lo dengan tekad buntu lo berniat batalin pernikahan yang bahkan dilaksanain setelah kita lulus sekolah! Kenapa gak lo tolak aja sekalian keinginan orangtua lo dari awal kalau gak mau lanjutin hubungan ini hah?!"

Alen cuman mau nyadarin Haruto dari sikapnya yang gegabah.

"Jawab gue."

"Gue gak suka sama lo! Maka dari itu gue mau batalin semua rencana perjodohan ini." jawab Haruto seraya menyisir rambutnya karena frustasi.

Sial! Kenapa rasa sesak itu muncul lagi!

"Kita kesampingkan masalah perasaan." ujar Alen, setelah meraup oksigen dalam - dalam untuk menghilangkan sesak. Namun tetap. Sama aja, rasa sesak itu masih ada.

"Gimana bisa gue hidup dengan orang yang gak gue suka. Hah, lucu lo!" ujarnya tertawa keras.

Alen menggeram tertahan. "Menurut lo? Gue seneng hidup sama orang yang gak gue cintai?!"

Sebenarnya Alen ragu sama omongannya itu. Karena jujur aja, saat ini di sebagian hatinya ada rasa ikhlas tatkala dijodohin dengan Haruto. Semua itu dikarenakan setelah ngeliat kedekatan Haruto dan Wonyoung, dengan statusnya yang udah balikan.

Lancang gak kalau Alen ternyata tanpa sadar udah masuk ke dalam pesonanya Haruto?

"Terus mau lo apa?" Alen bertanya pelan.

Haruto menghirup oksigen banyak - banyak. Kondisi ini bener - bener bikin dirinya terhimpit dan gak bisa buat ngambil keputusan, selain menuruti keinginan Lisa sama Hanbin.

"Oke! Kita lanjutin sampe nikah." putus Haruto setelah mikir matang - matang.

Alen noleh dan menatap ragu. Haruto serius?

"Gue berubah pikiran karena gue gak mau ngecewain nyokap sama bokap gue."

"Tapi gue gak mau putus dari Wonyoung!" sambung Haruto yang langsung bikin jantung Alen mencelos.

Dijodohin | Haruto (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang