35

3.6K 432 23
                                    

Semalaman Alen enggak bisa tidur. Pikirannya terus berputar di kejadian tadi sore di mana Haruto yang bersikap sangat aneh. Berjarak berdekatan dengannya. Mmm...sangat dekat tepatnya.

Satu hal terlintas di kepala Alen.

Apa Haruto cemburu sama Alen karena Jeongwoo?

Dengan sengaja Alen menampol kepalanya yang sembarangan berpikir. Mana mungkin seorang Haruto cemburu sama Alen. Memangnya Alen siapa? Status tunangan, tapi hati Haruto milik Wonyoung.

"Ah tau deh, gegara itu anak gue jadi gak bisa tidur. Mana kebayang - bayang mulu lagi!!" Alen menutup wajahnya dengan bantal karena mengingat kejadian sebelumnya tuh bikin dia salah tingkah.

Sebelumnya, selepas Haruto melepaskan jaket di pinggangnya, entah sengaja atau enggak tapi yang jelas Haruto memberikan senyumnya untuk Alen.

Itu kan semakin membuat Alem mleyot melihatnya. Gak cukup kah sikap dia yang tiba - tiba bikin jantung Alen marathon? Ditambah dia kasih senyum ke Alen.

Apa enggak double kill?

"Ya ampun, sadar, Len sadar!! Gak usah baperan." gumamnya memperingati.

Namun sialnya hati tidak bisa berbohong. Logika Alen menyuruhnya berpikiran realistis bahwa Haruto tidak memiliki perasaan kepadanya sehingga jangan mudah baper atau bahkan lebih parah mengharapkan Haruto membalas perasaannya.

Tapi....... masalah hati? Alen gak bisa bohong. Yang jelas Alen ambyar disenyumin Haruto.

"Udahlah mending gue tidur, besok sekolah. Mana Tohar nggak akan jemput gue lagi mulai besok."




























Paginya...

"Len, Haruto kok belum dateng?" Eunbi dengan pertanyaannya begitu melihat Alen yang baru saja memasuki ruang makan untuk sarapan pagi.

Duh mampus gue. Gak mungkin juga kan bilang kalau gue sama dia ribut?

Alen tersenyum. "Alen minta ke Haruto supaya gak usah anter jemput Alen, Mah."

"Loh? Bukannya kemarin mau aja kamunya?"

"Alen gak enak sama Haruto, ngerepotin banget soalnya."

Eunbi mengangguk. Mengerti akan rasa gak enaknya Alen yang telah merepotkan Haruto.

"Tante Lisa udah tau kalau mulai sekarang Haruto gak jemput kamu lagi?"

"Kayaknya belum tau. Paling Haruto yang bilang,"

"Ya udah, kamu dianter Mamah aja ya sesekali?" tawar Eunbi.

Alen ngangguk aja.

Singkatnya, Alen pun telah menyelesaikan ritual makan paginya sebelum berangkat. Di saat Alen sedang memakai sepatu sekolahnya, tiba - tiba handphone Alen berbunyi.

Dengan sigap dirinya langsung merogoh saku bajunya.

"Ngapain nih anak nelpon gue pagi - pagi?" gumamnya seraya menatap layar yang masih menyala.

"Halo, Len."

"Iya, kenapa, Woo?"

Iya, yang menelponnya sekarang ini adalah Jeongwoo. Entah ada apa.

"Udah otw?"

"Otw apaan? Otw masuk surga?"

Jeongwoo mendecak kesal di seberang telepon. "Canda terosss!"

"Yaudah iye, sorry. Gue lagi pake sepatu nih,"

"Lo gak dijemput Tohar, kan? Gue tau."

Alen sempat terdiam.

Dijodohin | Haruto (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang