44 ~ Hari yang Ditunggu✨

4.4K 513 34
                                    

Di rumah luas ini, terlihat banyaknya tamu undangan yang menyimak dengan khidmat kegiatan yang berlangsung di pagi hari ini.

Pakaian kebaya, batik dan jas menjadi ciri dari kegiatan yang berlangsung.

Dengan tangan kanan yang menggenggam sebuah telapak tangan laki - laki berusia kepala 4, ia beberapa kali menghela napasnya dengan cemas.

Walaupun raut wajahnya terlihat tegang dan cemas secara bersamaan tak menggetarkan dirinya untuk melafalkan sebuah kalimat yang ia ucapkan dari bibirnya dengan lugas. Hingga akhirnya suara beratnya menguar di dalam ruangan luas ini. Dia tau, dirinya menjadi pusat perhatian saat ini.

Satu hal yang ia tau, setelah ia mengucapkan kalimat ijab itu, kehidupan dan statusnya akan berubah saat ini juga.

Kata sah hal yang pertama kali ia dengar setelah dirinya berhasil meloloskan kalimat ijab kabul dari bibirnya. Ada rasa yang tak bisa dijelaskan oleh cowok bernama Haruto, setelah dirinya sudah menjadi suami dari Alen.

Begitupun dengan Alen. Saat ini diam - diam air mata keluar dari bola matanya, Alen mengusapnya dengan perlahan takut - takut merusak hasil makeup yang ada di wajahnya.

Selesai menandatangani semua berkas, keduanya pun dipersilahkan untuk saling tersenyum di saat seorang fotografer akan mengambil fotonya.

Beberapa kali bunyi kamera serta cahaya Blitz tertangkap oleh indra pendengaran dan penglihatannya.

"Coba, Mbak Alen cium tangan suaminya." perintah pak penghulu.

Alen menatap Haruto di sampingnya dengan tatapan bahagia.

"Tangan lo." kata Alen pelan. Haruto sadar, terus ngulurin tangannya ke depan Alen. Dengan sigap Alen menggenggam tangan Haruto, dan ia dekatkan bibirnya.

Walaupun singkat, Alen hanya mengecup tangan Haruto sekilas. Kemudian ia lepaskan. Senyum Alen masih terpatri indah.

"Nah buat Mas Haruto, boleh cium jidat istrinya."

Haruto menatap ragu Alen setelah diperintahkan seperti itu. Alen mengangguk untuk Haruto segera menuruti perintah pak penghulu itu agar cepat diselesaikan.

Haruto menghela napas, kemudian mendekatkan mulutnya ke depan jidat Alen. Dan mengecupnya sekilas.

Akad pun selesai, setelahnya Alen pun dipersilahkan untuk berfoto bersama dengan Haruto.

Haruto yang menggunakan jas putih, dan Alen menggunakan kebaya putih yang terlihat sangat indah dipakainya.

"Mas sama Mbak nya, coba agak deketan dong." ucap mas fotografer bernama Jaehwan.

"To, deketan napa." ketus Alen karena Haruto yang berjarak beberapa langkah di sampingnya.

"Ck, modus lo ya." jawabnya namun tak urung merapatkan badannya ke samping Alen.

"Aduh duhh, tolong dipeluk istrinya. Tangan Mas Haruto tolong melingkar di pinggang Mbak Alen, ya."

Haruto menurutinya walau gak banyak bicara. Alen merasa jantungnya akan meledak saat ini juga di saat Haruto melingkarkan tangannya ke pinggang Alen, belum lagi jarak mereka sangat dekat. Karena Haruto yang merapatkan badannya ke Alen.

Selesai untuk sesi foto kali ini, Alen pun dibawa ke kamarnya untuk mengganti baju menjadi gaun yang lain, berwarna ungu. Haruto pun mengganti pakaiannya menjadi warna senada dengan Alen.

"ALENN YA LORD LU SHHSHSHSHS UDAH SAH ANJIM!" histeris Yuna yang mendatangi kamar Alen. Saat ini Alen tengah dirias kembali wajahnya.

"Buset kaget banget gue!" sahut Alen.

Dijodohin | Haruto (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang