41

3.7K 439 30
                                    

Alen menduduki bangku halte yang ada di depan sekolahnya. Tatapannya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

Iya, Alen masih memikirkan Wonyoung karena perkataannya itu. Sebenarnya, Alen terheran - heran mengapa Wonyoung memilih mengikhlaskan Haruto untuknya. Terlebih melihat mata Wonyoung yang mengatakan bahwa ia masih mencintai Haruto.

Apa ini yang dinamakan mengikhlaskan orang yang dicinta untuk kesejahteraan hidup orang yang ia suka? Terlepas melihat orangtua Haruto yang udah menentukan perjodohan dengan Alen.

Namun Alen tak akan menyia - nyiakan kesempatan yang udah diberikan Wonyoung kepadanya. Ia akan berusaha sekuat hatinya mencari celah di dalam hati Haruto agar bisa menerima, atau bahkan membuat cowok jangkung itu menyukai dirinya?

Alen menolehkan kepalanya ke samping kanan tepat gerbang sekolah berada. Namun alisnya terkerut dalam di saat melihat seseorang yang ia kenal sedang duduk menjadi penumpang di atas motor matic cowok itu.

"Loh? Wonyoung?" Alen mengucek matanya dirasa ia halu. Tapi bener, matanya enggak salah. Motor matic yang dikendarai oleh cowok itu melewati dirinya yang masih terduduk.

"Dia bareng Jungwon?" gumam Alen.

Pikiran negatif memasuki otaknya saat ini. Segala alasan pun Alen pikirkan. Tapi, ia gak boleh terlalu sok tau. Alen gak tau alasan apa yang akhirnya memutuskan Wonyoung pulang bareng Jungwon.

"Eh, tapi kan mereka udah putus?" mengingat lagi kejadian tadi, Alen baru tersadar bahwa sekarang Wonyoung udah bukan kekasih seorang Haruto lagi.

Sudahlah, lebih baik Alen tidak terlalu memikirkan itu semua. Alen gak mau mencampuri urusan Wonyoung, apalagi saat ini dia bukan lagi pacar dari tunangannya.

Alen kembali menundukkan kepalanya memainkan benda canggih di genggamannya itu sembari menunggu seseorang, Jeongwoo yang meminta Alen menunggunya di halte terlebih dahulu. Sebab, Jeongwoo ternyata ada urusan dengan kegiatan ekskul nya.

Apa yang harus Alen harapkan dari Haruto? Enggak ada.

"Pulang bareng gue." perintah seseorang dengan suara beratnya.

Alen mendongak dari layar hape. Di depannya, menjulang tubuh seseorang dengan paras rupawan. Alen mengerjapkan matanya dalam diam.

Di depannya saat ini, beneran Haruto?

"Mobil gue masih ada di parkiran." ucapnya ketus.

"Hah?" Ia membeo dengan raut wajah kebingungan.

"Ikut gue, kita pulang bareng." jawabnya dengan kesal karena melihat Alen yang seperti orang linglung.

Haruto membalikkan badan dan berjalan beberapa langkah. Namun ia merasa bahwa Alen belum juga mengikutinya. Dengan decakan yang lolos dari bibirnya, ia menoleh ke Alen. Dan benar aja sesuai dugaannya, cewek itu masih terduduk dengan raut kebingungan.

"Nunggu apalagi?! Cepetan ke parkiran, bodoh!" sentaknya kesal dan gemas bersamaan.

Alen tersadar karena sentakan Haruto. Ia menatap Haruto dengan tatapan tak percaya. "Lo mau anterin gue lagi?"

"Lo gak budek! Ngapain lo nanya lagi, hah?!" jawabnya dengan nada meninggi.

Alen tersenyum menahan rasa bahagia nya karena saat ini Haruto mengantarkan dirinya pulang. Dengan memerintah pula. Tak apa, berarti ia memaksa Alen untuk pulang bareng dengan Haruto akan permintaannya.

"Yuk!" Alen berjalan dengan berlari kecil menyusul Haruto.

Saat ini Alen tersenyum senang, raut wajahnya tak seburuk sebelumnya. Dan pikiran yang berkecamuk perlahan terbang pergi karena Haruto yang mengantarkan dirinya pulang, tanpa harus Alen pinta.

Dijodohin | Haruto (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang