52

3.7K 458 17
                                    

"Tadi siapa yang ke sini?" tanya Haruto begitu ia keluar dari kamarnya. Menghampiri Alen yang saat ini tengah membuat jus alpukat.

"Yuna. Lo tau kan?" Haruto mengangguk.

"Lo mau?" tanya Alen melirik Haruto yang saat ini tengah menatapnya.

"Nggak," Haruto kemudian melangkah keluar dapur. Alen melanjutkan kegiatannya kembali.

Setelah menuangkan jus itu ke dalam gelas, ia membawanya keluar. Sesekali mencicipinya, dan Alen tersenyum bangga karena jus alpukat buatannya enak juga. Rasanya gak terlalu manis, karena Alen enggak suka yang manis berlebihan.

Alen duduk di sofa seperti biasa, menyalakan tv. Jam masih menunjukkan pukul 5 sore, santai sebentar sebelum Alen mandi.

Tiba - tiba sofa di sebelah Alen kerasa didudukin oleh seseorang. Iya, Haruto yang duduk di samping kanan Alen.

"Enak gak?" tanya Haruto tiba - tiba, melirik gelas yang Alen genggam.

"Enak." jawab Alen jujur, dan mengabaikan Haruto setelahnya. Udah dibilang kan? Alen mau santai - santai dulu sebelum mandi, jadi jangan salahin Alen kalau sekarang Haruto dicuekin.

Haruto mendecak keras hingga sampai di telinga Alen. Tapi tetap saja Alen gak menoleh.

Bibir Haruto mencebik sebal karena Alen yang mendiamkannya. Gak peka ya Alen?

"Len, lo kok diem aja sih?" Haruto mengguncang lengan Alen pelan. "Tawarin jusnya ke gue yaelah."

Hah? Alen menaikkan alisnya bingung. Masih dengan menggenggam gelas di tangannya, dia natap Haruto yang terlihat kesal.

"Lo mau ini?"

Haruto mengangguk dengan tatapan polos.

"LAH KAN TADI BILANG GAK MAU?"

Haruto mengerjap - ngerjapkan matanya karena Alen yang berbicara dengan ngegas.

"Ya kan itu sebelumnya. Sekarang gue berubah pikiran." balas Haruto santai.

Oke sabar. Alen menghela napas panjang. "Yaudah tunggu, gue buatin dulu jusnya buat lo."

Baru aja Alen akan menyimpan gelasnya di meja, Haruto dengan cepat menyegah Alen dengan cara memegang pergelangan tangan istrinya itu. Alen menatap Haruto bingung. Apalagi sekarang maunya Haruto?

"Lo gak usah bikin yang baru buat gue." Haruto mengambil alih gelas di tangan Alen, "Minum bareng aja, yang lo juga masih banyak."

"LOH?!" Alen menatap horror gelas yang sekarang udah berada di tangan Haruto.

Kalau Haruto meminum di gelas yang sama dengan Alen, terus---

Alen menggeleng cepat. Mengenyahkan pikiran konyol di dalam kepalanya.

"Kenapa?" tanya Haruto heran karena melihat Alen yang tampak terperangah setelah Haruto berbicara itu.

"Ng--nggak." Alen mengalihkan fokusnya ke layar tv kembali. Haruto tak memusingkan itu, sedetik kemudian ujung gelas itu telah menempel di bibir Haruto. Meneguk jus yang terasa pas di indra pengecapannya.

Tukk

Haruto menyimpan gelas di meja yang ada di depan mereka. Alen diam - diam melirik gelas itu, dan ternyata gelas yang sebelumnya penuh dengan jus alpukat itu kini telah kandas. Alen kesal karena Haruto yang menghabiskannya, tak tahu kah dia kalau Alen membuat jus itu dengan perhatian ekstra?!

Tapi jika Haruto yang menghabiskannya, bukankah Haruto menyukai jus alpukat buatan Alen?

"Habis?" gumam Alen tapi di dengar Haruto.

Dijodohin | Haruto (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang