~Berteman dengan PPSM~

29K 4.1K 1.1K
                                    

Vote dulu yah, baru lanjut baca biar tambah semangat lanjut ceritanya♡

-Sakit yah? Haha GWS (Gak Wafat Sekalian). -by Kzdh_14

Happy Reading_^

"Kamu itu ngapain bikin Anak orang nangis!?"tanya Sinta sambil menjewer telinga Aurel.

"A-aduh Bun, sakit. Bunda tau dari mana Aurel nangisin Anak orang?"tanyanya sambil merintih kesakitan.

"Tadi Bapaknya ngasih tau Bunda. Kamu ini kaya Anak kecil aja, main layangan hasil malak lagi,"ucap Sinta.

"Y-ya maaf Bun,"ucap Aurel.

Sinta lalu melepaskan jewerannya, lalu menghela napas.

"Jangan diulangin!"perintah Sinta.

"Iya, iya. Nanti Aurel bikin layangan sendiri,"ucapnya sambil mengusap telinga yang sudah merah.

Bundanya hanya menggelengkan kepala, tidak habis pikir oleh ulah Anak tunggalnya itu. Aurel lalu pergi ke dalam untuk membersihkan dirinya alias mandi. Selesai mandi, ia lalu merebahkan tubuhnya dikasur sambil main handphone.

" Dipikir-pikir kasian juga itu PPSM, gue kerjain terus. Mereka depresi gak ya?"ucap Aurel.

Aurel berpikir keras bagaimana cara menebus kesalahannya kepada para PPSM. Setelah satu jam berpikir, akhirnya ia menemukan ide.

"Akhirnya ide muncul juga, nanti besok gue samperin aja itu PPSM. Sekarang tidur aja sama Bar bar,"ucap Aurel sambil memeluk Bar bar.

Author pov: PPSM (Perkumpulan Para Setan Malang).

Bar bar sesak napas karena Aurel memeluknya dibagian leher. Bar bar terus memberontak, setelah sekian lama perjuangan untuk lepas dari pelukan Aurel. Akhirnya terlepas juga, karena Aurel sudah tertidur dengan pulas.

***
Sementara di lain tempat, ada orang yang sedang berbincang dengan serius.


"Kita jadi pindah?"

"Iya, jadilah. Mama sudah nunggu disana,"

***
Keesokan harinya Aurel terbangun dari tidurnya. Ia lalu mengambil wudhu, dan sholat subuh. Selesai sholat, Aurel mencuci pakaian yang sudah lumayan banyak. Karena ini adalah hari minggu jadi waktunya beres-beres rumah bagi para Anak perempuan. Selesai cuci baju menggunakan mesin cuci, Aurel lalu menjemurnya.

Setelah pekerjaan menjemur bajunya selesai, Aurel lanjutkan dengan mencuci piring, menyapu, mengepel dan mengelap kaca rumah. Semua perkerjaan sudah selesai, baru Aurel mandi lalu sarapan.

"Nah, jadi Anak perempuan tuh gitu. Beres-beres rumah, jangan main sama hantu terus,"ucap Hendra sambil menyeruput kopinya.

"Ini mah, udah jadi kegiatan setiap minggu Ayah!"jawab Aurel sambil melahap rotinya yang terakhir.

Hendra hanya menganggukkan kepalanya. Aurel lalu pergi kebelakang rumah, disaat datang kembali, ia sudah membawa parang. Kedua orang tuanya terkejut karena Aurel membawa parang.

Indigo Bobrok [SUDAH TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt