𓋜៹ Tiga puluh tiga

1.6K 401 64
                                    

∆-∆-∆-∆-∆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

∆-∆-∆-∆-∆

Bulan purnama merah, kegelapan mulai berdatangan, suara mengerikan selalu datang dari setiap sudut penjuru kota. Jasad para prajurit yang berserakan dimana-mana dan lebih parahnya kepulan asap hitam sudah memenuhi seluruh penjuru kota, mengakibatkan terganggu nya serangkaian serangan balasan.

"Kalung... kalung bentuk sayap kemarin masih ada yang pake?" tanya Hwall.

Hwall baru saja kembali dari perbatasan kota Violet, dirinya terus saja merasakan perasaan aneh. Seperti mengkhawatirkan sesuatu, pikirannya mengatakan untuk terus berada di sisi mereka.

"Kalung ini kan?" ujar Hyunsuk memastikan.

Ia mengangguk sesaat, tangan menyentuh kalung tersebut. Matanya terpejam, tak lupa ia menggumamkan satu mantra yang membuat kalung berbentuk sayap itu bercahaya. Hyunsuk merasakan tubuhnya sangat ringan, dan sedetik kemudian jubah bewarna putih muncul menyelimuti Hyunsuk.

"Mantep banget, langsung muncul jubahnya," gumam Jaehyuk.

Plak!

Kepala bagian belakang Jaehyuk terkena pukulan sayang dari Asahi, "Bisa serius?!" ketusnya.

Hwall menggeleng pelan melihat pertengkaran singkat mereka, matanya kembali fokus kepada yang lain, "Masih ada lagi yang pake kalungnya?"

"Gak ada, selama ini yang pake cuma bang Hyunsuk doang," jawab Jeongwoo.

Kedua alis milik Hwall mengernyit, "Sejak kapan?" tanyanya lagi.

"Semenjak kita pergi, mungkin itu juga alasan kenapa waktu perjalanan ke Eldsveldi jadi kacau." jelas Jaehyuk.

BOOM!
TSING!!

Cahaya putih diikuti kepulan asap kembali terlihat, hembusan angin akibat para penyihir yang terbang diatas mereka membuat Hwall terdiam sejenak. Detak jantungnya tak biasa, kilatan kejadian tiba-tiba muncul dikepalanya.

"Jadi, mereka bertiga bakal ngorbanin diri? Tapi kenapa cuma satu orang yang tiba-tiba menghilang?" gumam Hwall, ia menggeleng singkat setelah menatap tiga pemuda tersebut.

Sedangkan Jihoon memutuskan untuk berlari menuju kearah hutan, Jeongwoo dan Yedam yang seakan mengerti dengan apa yang ingin dilakukan oleh Jihoon pun ikut menyusul. Pikiran Yedam dan Jeongwoo mengatakan bahwa, calon pemimpin kaum Dýraveldi itu akan melakukan panggilan untuk para penyihir daerahnya.

"Bang, lo yakin udah bisa nguasain mantra pemanggil?" tanya Jeongwoo.

Jihoon mengangguk mantap, kedua matanya terpejam dengan posisi tangan yang menggambar sebuah simbol di tanah. Yedam yang mengerti juga mengarahkan tangannya menyentuh bahu Jihoon, menyalurkan beberapa energi miliknya.

Pusaran angin muncul di tengah-tengah gambaran simbol, beberapa orang dengan bentuk setengah hewan menunduk hormat ke arah mereka bertiga. Setelahnya, beberapa orang lainnya juga ikut muncul dengan jubah bewarna hijau lumut, beberapa membawa tongkat sihir dan senjata seperti tombak.

(✔) 𓇚  ̨𖥻 witches | treasure 13 (i)  ֙⋆𓇚 Where stories live. Discover now