𓋜៹ Tiga puluh empat

1.6K 405 64
                                    

∆-∆-∆-∆-∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆-∆-∆-∆-∆

BOOM!
TJASH!!

"MATI LO MATI!! MERESAHKAN BANGET EMANG!"

Berbeda dengan keadaan Junkyu dan Mashiho, jika keadaan di daerah pengawasan Jaehyuk dan Hyunsuk lebih sedikit mengerikan. Dari arah berlawanan banyak sekali para iblis yang berdatangan, mereka mencium aroma dari Hyunsuk kala pemuda tersebut tidak sengaja menjatuhkan kalung miliknya.

Jaehyuk mengayunkan tongkat sihirnya kearah iblis didepan sana, seketika tongkat tersebut berubah menjadi sebuah pedang perak dengan kekuatan magis yang cukup untuk melumpuhkan empat iblis sekaligus. Hyunsuk juga sudah merubah penampilan miliknya menjadi lebih berwibawa, jubah bewarna putih serta busur panah di tangannya tak luput dari pandangan seseorang diantara mereka berdua.

"JAE, LO PERGI PANGGIL JUNGHWAN SAMA YANG LAIN CEPET!!"

Jaehyuk menggeleng, "GILA BANG? YAKALI GUE TINGGAL SENDIRIAN DISINI, MAU MATI?!"

"GUE BISA TANGANIN INI, JANGAN PERNAH NGEREMEHIN YE ANYING! CEPET LO PANGGIL SEKARANG!!"

Jaehyuk berlari kearah utara guna menyusul Junghwan dan yang lain, sedangkan Hyunsuk masih setia dengan busur panah ditangannya. Tak kehabisan akal, disela-sela pertarungan ia meraih cabang pohon lalu melompat dengan mudahnya, mungkin ini salah-satu kelebihan dari memakai jubah pelindung milik ibunya.

"Mama, tolong lindungi Hyunsuk." gumamnya.

Kilatan petir diikuti suara gemuruh bermunculan, sambaran petir mengenai para iblis dibawah sana. Seketika senyuman manis milik Hyunsuk mengembang, ia merasa beruntung memiliki darah asli dari keturunan penyihir Himinn.

Ia melompat turun dari atas pohon, mendarat dengan sempurna diatas tanah. Namun belum sampai disitu, bayangan seseorang diikuti kabut tebal bewarna hitam muncul di hadapanya.

"Tak kusangka kutukan itu benar-benar terjadi."

Hyunsuk mematung, suara ini.

Suara dari Jeremy, sangat mirip saat kilas balik kejadian awal mula dari semuanya diceritakan oleh Fritz. Matanya tak lepas dari sosok laki-laki didepannya, "K-kakek, ternyata kehidupan memang selalu menyakitkan ya?" ujarnya.

Jeremy merubah bentuknya, tanduk hitam keluar di dahinya. Lingkaran hitam juga ikut bermunculan di sekeliling tubuhnya, badan yang tadinya hampir sama seperti Hyunsuk sekarang berubah menjadi dua kali lipat lebih besar.

"Tidak bisa mengubah takdir, maka biarkan saja ramalan itu terjadi sekarang."

SWUSH!

"AKHH!!"

∆∆∆∆

Jaehyuk berlari saat melihat Junghwan, disana mereka semua tengah berkumpul bersamaan dengan kedatangan Junkyu dan Mashiho. Hwall yang melihat Jaehyuk sedikit terkejut, tidak ada Hyunsuk bersamanya.

"Bang Hyunsuk mana?!" tanya Hwall.

Jaehyuk mengatur napasnya sesaat, "Dia.. dia nyuruh gue buat manggil kalian semua, kita dapet serangan."

"Jangan buang waktu lagi... ASAHI, KIRIM PESAN SAMA KAK EUNBI!!" imbuh Yoshi, raut wajahnya tak bisa disembunyikan jika ia khawatir.

Dengan segera mereka beserta Hwall pergi menggunakan kabut salju milik Yoshi, kabut yang dimaksud sama seperti apparate. Yang membedakan adalah jarak tempuh, karena kabut ini merupakan salah-satu sarana tercepat menuju lokasi tanpa menggunakan pikiran sama sekali, melainkan cukup katakan nama orang yang akan kita datangi.

wushh~

"BANG HYUNSUK!!"

Sangat mengerikan saat melihat pemandangan di depan mereka, Hyunsuk yang mati-matian dengan luka di dadanya terus menyerang Jeremy yang bahkan tidak terluka sedikitpun, Asahi yang melihat hal tersebut mengayunkan tangannya. Butiran es dengan ujung yang tajam berjatuhan diatas tubuh Jeremy.

"Haruto! ajak Junghwan terbang keatas ntu aki-aki." ujar Asahi, manik matanya masih fokus kearah Jeremy.

Junghwan memejamkan matanya sejenak, sayap putih dengan bulu berwarna keemasan muncul dari balik punggungnya, "Ayo bang!" Haruto mengangguk, "Hm, semoga gak pusing pas diatas."

Aliran air yang seketika berubah menjadi serpihan tajam berhasil menusuk tangan bagian kanan milik Jeremy, belum sempat Haruto mengarahkan tangannya ke arah aliran sungai. Junghwan merasakan bahwa punggungnya panas, sayap miliknya seperti terbakar.

"Jangan harap kalian bisa selamat."

Hwall mengarahkan tongkatnya ke atas, lebih tepatnya disamping Junghwan, "JUYEON! LO BERHADAPAN LANGSUNG SAMA GUE!" Juyeon melompat dari sapunya, mendarat sempurna diatas tanah sembari memandang remeh kearah Hwall.

"Cih.. tantangan diterima," ujarnya.

Laki-laki bermata tajam tersebut menjauh dari anggota treasure, ia mendekati Juyeon yang sedang memandang remeh kearahnya, "Gue emang bodoh, gak sadar ternyata temen yang udah dianggap keluarga sendiri merupakan keturunan langsung dari penyihir hitam." ucap Hwall dengan kekehan kecilnya.

Jtash!

"Uhuk..."

Senyuman remeh diberikan saat melihat lawannya terkulai lemas diatas tanah, "Bodoh, mau ngelawan tapi kurang waspada."

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

Ini ngefeel gak?
Agak insekyur dan tidak pede saya :')
Mau main tebak-tebakan?
Siapa yang ketusuk? Dan siapa yang nusuk?

thx, sudah menyempatkan mampir

- rey

(✔) 𓇚  ̨𖥻 witches | treasure 13 (i)  ֙⋆𓇚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang