𓋜៹ Tiga puluh lima

1.6K 405 31
                                    

∆-∆-∆-∆-∆

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

∆-∆-∆-∆-∆

Senyuman remeh diberikan saat melihat lawannya terkulai lemas diatas tanah, "Bodoh, mau ngelawan tapi kurang waspada."

Hwall tersenyum, "Bang Hyunjae, makasih banyak! Walaupun sebenarnya gue pengen bunuh pake tangan sendiri." diakhiri dengan tendangan yang mengenai dada Juyeon.

"Gue sebenernya udah tau tentang hal ini semenjak penyerangan, sengaja aja biar seru gitu," ujar Hyunjae santai, tangan kanannya terulur untuk membersihkan darah yang ada di pisau kecil miliknya.

"Anjir, gak ada adab banget emang." ketus Hwall, kemudian mereka berdua pergi meninggalkan Juyeon.

"Lo hutang cerita sama gue dan yang lain," dan dibalas anggukan singkat dari Hyunjae.

Beralih ke arah anggota treasure, Junghwan yang masih setia terbang diatas bersama Haruto sedikit meringis kala sayapnya terasa menyakitkan. Haruto yang sadar akan hal itu memilih untuk sedikit mendongak kebelakang, dilihatnya punggung Junghwan yang mengeluarkan darah, "Wan, punggung lo berdarah. Kita turun aja sekarang!" ujarnya yang disetujui Junghwan.

Mereka turun bersamaan dengan kedatangan yang lain, maksudnya kedatangan pihak musuh dan teman-teman mereka. Sangyeon dan Kevin mengambil langkah singkat mendekati Hyunsuk, setetes ramuan milik Kevin berhasil menyentuh luka milik laki-laki tersebut sehingga bekas luka di dadanya memudar.

"JANGAN IKUT CAMPUR KE URUSAN HYUNSUK, RAMALAN ITU BUAT DIA DAN TUGAS KITA BEDA DARI HYUNSUK!" tegas Sangyeon setelah berhasil menghindari dari beberapa serangan.

BOOM!
Bruk!

Bunyi dentuman hebat diikuti suara seseorang yang terjatuh mengalihkan atensi mereka, tepat dibelakang Junghwan kepulan asap memudar. Memperlihatkan seorang perempuan yang tergeletak, "K-kak Hyewon..." Junghwan mendekat dengan keadaan seluruh badan yang bergetar, Hyewon tersenyum, "S-serpihan bunga terindah yang pernah kakak lihat, sangat b-beruntung bisa menjadi pelindungmu J-junghwan..."

Tubuh Hyewon memudar, berterbangan seperti abu disekeliling Junghwan dan berakhir bersatu dengan tongkat miliknya. Warna tongkat yang semula nya putih sekarang berubah menjadi warna merah, semburat kemarahan terlihat dari manik matanya yang berubah.

"SIAPA YANG BERANI NGELAKUIN HAL INI?!"

Seseorang dengan jubah hitam muncul dari balik pepohonan, "Hm... ada apa pangeran dari himinn yang terhormat?" ujarnya sembari menyeringai.

Tanpa memperdulikan luka di punggungnya, Junghwan terbang mendekat kearah laki-laki berjubah hitam tersebut. Sedangkan saat ini Hyunsuk masih setia dengan busur panah di tangannya, dengan darah yang bercucuran dari sela-sela jarinya.

Cairan bewarna merah menetes dari hidung dan mulut Hyunsuk, "K-kalau gini caranya, gue bakal mati ditangan dia,"

"Hanya ini kemampuanmu?" ujar Jeremy.

"Bahkan sedikitpun serangan yang kau berikan tak bisa melukaiku."

Hyunsuk tersenyum, "Masih belum, ingin mengetahui kemampuanku yang lainnya?"

Jubah putih milik Hyunsuk mengeluarkan cahaya, tubuhnya terangkat keatas langit. Hyunsuk memejamkan matanya sejenak diikuti kemunculan sebuah mahkota bersimbol burung merpati di kepalanya. Bahkan disaat seperti ini, Hyunsuk sudah mendapatkan posisi terpenting di himinn.

"Saat perang terjadi, pejamkan matamu dan biarkan langit yang menobatkan dirimu sebagai Pangeran Mahkota tertinggi, Hyunsuk."

Sebuah kalimat yang berhasil membuat Hyunsuk tersenyum bahagia.

"Hai kakek tua, ingin merasakan sesuatu yang menyenangkan tidak?"

Tangan yang memegang busur ia arahkan keatas langit, melepaskan banyak anak panah kearah Jeremy. Tak tinggal diam, Jeremy yang merasakan bahwa Hyunsuk sedang lengah ikut menyerang.

Pertempuran hebat dari mereka berdua membuat suasana semakin tak terkendali, Asahi yang melihat hal tersebut juga tak tinggal diam. Tangannya membuat sebuah portal misterius, berjalan masuk ke dalamnya diikuti suasana yang berubah drastis.

Mereka semua berada di dalam portal khusus buatan Asahi, waktu juga berhenti. Hanya Asahi, Yoshi, dan Haruto yang bisa mengendalikan portal tersebut. Haruto sedikit terkejut kala melihat Asahi berjalan mendekat kearah sebuah belati bewarna perak.

"Bang... lo mau ngapain?!" tanya Haruto khwatir.

Asahi tidak merespon, tangannya terulur guna mengambil senjata tersebut. Ia mendekat kearah Yoshi, "Ambil, gue udah nyiapin belati ini dari lama. Lebih tepatnya waktu kita nginep di desa, Icediarsz." ujarnya.

"Ini buat apa?" pertanyaan dari Yoshi hanya dibalas dengan senyuman oleh Asahi.

Sedetik kemudian portal tersebut menghilang, mereka semua kembali ke dalam suasana pertempuran yang sesungguhnya. Dari kilatan cahaya busur milik Hyunsuk, suara dentuman pedang yang beradu, dan kabut tebal hasil dari menggunakan mantra.

Perang yang sesungguhnya baru saja dimulai.

•••

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

•••

----

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

----

Hae~
Mau ngejamet, sore maniez~
Dahla skip, selamat menunggu notifikasi lagi nanti malem~ kalo idenya ngalir mungkin sebentar lagi ada notif kedua.

thx  sudah menyempatkan mampir

- rey

(✔) 𓇚  ̨𖥻 witches | treasure 13 (i)  ֙⋆𓇚 Onde as histórias ganham vida. Descobre agora