𓋜៹ Tiga puluh enam

1.7K 395 74
                                    

∆-∆-∆-∆-∆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

∆-∆-∆-∆-∆

"Lama tidak bertemu, menjadi mata-mata ternyata cukup menyenangkan."

"Tutup mulutmu! Jangan harap setelah ini nyawamu masih aman. Dasar monster!"

Junghwan mengayunkan tongkat sihirnya membentuk tameng di udara, melempar tongkatnya kearah gambaran tersebut. Sebuah pedang muncul dan jatuh tepat diatas tangan miliknya, "Waktunya bersenang-senang, Lucas." ucapnya dengan suara yang dibuat-buat saat memanggil nama laki-laki tersebut.

"Merupakan kehormatan tersendiri untukku, pangeran." balas Lucas, dengan pedang bewarna hitam di tangan kanannya.

Junghwan terbang bersamaan dengan gerakan cepat milik Lucas, pedang mereka saling beradu diatas tanah tandus. Junghwan memilih untuk bertarung dengan adil, menghilangkan sayap dari punggungnya. Langkah kaki mereka yang terdengar cukup keras mengundang banyak pasang mata dari balik semak-semak, Junghwan membatin disela-sela pertarungan. Gawat, gue masuk jebakan.

Dan benar saja, sebuah serangan hampir saja melukai Junghwan jika tidak ada Jihoon disana. Tombak milik Jihoon berhasil menghalau serangan, sehingga berbalik kearah para penyihir hitam. Erangan dan teriakan membuyarkan konsetrasi dari Lucas, Jihoon tak menyia-nyiakan kesempatan kali ini.

Ia arahkan tombak tepat di depan dada Lucas, seketika tubuhnya membeku. Cairan merah mengucur deras sampai membasahi tanah tandus tersebut, belum sampai disitu. Teriakan tertahan juga mengalihkan atensi Jihoon, pedang bewarna hitam berhasil menembus perut milik Junghwan.

"J-junghwan..." Jihoon menarik tombaknya, tak menghiraukan Lucas yang sudah menghilang menjadi abu. Ia mendudukkan dirinya tepat disamping Junghwan, dengan posisi tangan yang mengelus sayang kepala pemuda di depannya.

Junghwan tersenyum menatap lekat manik bewarna kecoklatan milik Jihoon, "Bang... Junghwan hebat kan?"

"Hiks... Iya Junghwan hebat... kenapa gak bang Jihoon aja? Kenapa harus Junghwan?" tangisan milik Jihoon pecah, tangannya masih setia mengelus pucuk kepala Junghwan.

"Junghwan boleh minta... sesuatu?" Jihoon mengangguk menanggapi ucapan Junghwan, "Jangan lupain Junghwan ya? Kalian harus m-menang. Demi Junghwan..."

Kedua mata indah pemuda yang lima tahun lebih muda dari Jihoon tak terlihat lagi, matanya menutup sempurna diikuti cairan bening yang menetes. "JUNGHWAN!! BANGUN!!" teriak Jihoon, dirinya merasa tak berguna sama sekali.

"JIHOON LO NGA─

Ucapan Junkyu terpotong, matanya menatap tak percaya pemandangan yang seketika meninggalkan goresan besar dihatinya. Junghwan, pemuda tersebut sudah terkulai tak berdaya dipelukan Jihoon.

"JUNGHWAN!!" ia berlari sekuat tenaga mendekat kearah mereka, "Junghwan... bang Junkyu disini, bangun ya?" ucap Jihoon.

Junkyu terdiam seribu bahasa, yang ia lihat dan dengar sekarang hanyalah tangisan milik Jihoon, dirinya juga ikut menangis dengan sesekali mengguncang tubuh Junghwan.

(✔) 𓇚  ̨𖥻 witches | treasure 13 (i)  ֙⋆𓇚 Where stories live. Discover now