Sampai Jumpa Lagi

301 40 16
                                    

Tap

Tap

Tap

Kaki berbalut celana jeans hitam itu bergerak tanpa henti sejak taksi yang ia tumpangi sampai pada terminal bus Mo Chit. Napasnya terdengar memburu bersamaan dengan detak jantungnya yang tak berbeda. Dia tidak tahu harus kemana setelah ini, melirik pada satu petugas dengan seragam biru langit yang kebetulan juga menatap wajahnya.

“permisi paman, bisa tunjukkan aku dimana bus menuju Rayong dengan jam keberangkatan pukul 2 siang?” napasnya masih tesengal.

“kau bisa lurus saja lalu berbelok ke kiri. Busmu ada disana. Cepatlah nak sebentar lagi mereka akan berangkat.” Setelah membungkuk sebentar dia kembali memacu kakinya sesuai dengan arahan yang telah dia dengar.

Tepat beberapa menit sebelum bus berangkat, dia hampir saja terlambat. Matanya mencari nomor kursi sesuai pada tiket miliknya.

Dapat

3 baris dari belakang pada baris kanan. Dia melepas ransel yang sejak tadi dipikul, meletakkannya diatas kabin bus lalu menduduki kursi dengan warna biru tua.

Disampingnya sudah ada orag lain yang menutup kepalanya dengan tudung hoodie, memakai kacamata bulat serta masker hitam. Tak ambil pusing dia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk mengabari seseorang di Rayong sana.

Jackjackrin
Aku sudah berangkat. Sampai jumpa 3 jam lagi bro.

Tujuannya pergi ke Rayong adalah untuk liburan. Penat dengan segala aktivitas perkuliahannya yang sekarang sudah hampir memasuki semester akhir, dia butuh penyegaran otak. Jackie adalah teman masa sekolah dasarnya dulu menawarkan diri untuk menemani Perth selama berlibur di Rayong. Ini pertama kalinya dia akan pergi ke kota itu dan pertama kalinya dia pergi liburan seorang diri. Dia tidak begitu suka traveling, jika libur dia akan menghabiskan waktunya dengan tidur seharian, bermalas – malasan, makan dan bermain game. Liburan ini harusnya di beri tanda merah pada kalender sebagai pengingat.

Puk

Bahunya dijatuhi beban yang tidak begitu berat tapi cukup membuatnya terkejut. Kepala dari teman duduknya jatuh pada bahunya. Napas teratur terdengar sampai ke telinga Perth. Dia sesekali bergumam tidak jelas yang membuat Perth tanpa sadar terkikik geli mendengarnya. Awal perjalanan yang cukup menyenangkan.

.

.

.

Perth sedikit meringis pasalnya ini sudah hampir satu jam bahunya di jadikan bantalan tidur teman duduknya. Bukannya dia tidak ikhlas tapi bagaimana ya ini cukup melelahkan. Dia sudah mencoba untuk tidur tapi matanya bahkan tidak mau diajak untuk menutup barang sebentar saja.

“engg.” Satu lenguhan kembali terdengar. Kini kepala itu menjauhi bahu Perth. Dia menghela napas lega sebentar sebelum panic saat kepala itu sekarang malah menunduk dan hampir membuat tubuh itu terjatuh kebawah kursi.

Perth dengan cepat meraih bahu itu untuk dia bawa kembali tegak menyandar pada punggung kursi. Berdecak tak habis pikir bagaimana bisa dia masih tertidur disaat dirinya hampir saja terjatuh. Kepala itu memilih bersandar pada kaca jendela Bus, bokongnya menungging membuat Perth harus menjauh sampai ujung kursinya.

“hmm udang saus pedas lezat.” Perth tak mampu menahan tawanya lagi sekarang.

Apa dia sedang mimpi makan seafood saat ini? Sungguh aneh tapi cukup menghibur.

Kembali perjalanan itu hanya diisi dengan lagu lagu lama dari dvd dengan volume pelan. Merasa bosan, Perth mulai mengeluarkan airpod miliknya, menghubungkannya dengan ponsel dan mulai menikmati lagu – lagu pop kesukaannya. Matanya mulai terpejam, tidak tidur hanya menikmati lagu dengan caranya. Kegiatan itu berlangsung cukup lama sampai satu tepukan pelan pada bahunya membuatnya terpaksa membuka mata.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 31, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PERTHMARK (OS & FICLET COLLECTION)Where stories live. Discover now