OUR RELATIONSHIT 🖕🏻

676 68 24
                                    

────────
┊┊┊✧ ⁺ •
┊┊❁ཻུ۪۪⸙ ͎.  ✧
┊┊
┊ ➶ 。˚   °
*. * ·

🔞

--

Marksiwat bukan seorang gadis, tapi dimata Perth dia lebih indah dari edelweiss. Dia tidak merayu, tetapi mampu membuat Perth hilang kendali karena candu. Terutama saat keduanya menyatu dalam sebuah permainan yang menghilangkan sisa sisa jarak dengan nafas memburu. Meski begitu pengakuannya hanya sebagai teman, tempat keduanya singgah berbagi pengalaman.

🖕🏻

Tinggg

Suara itu menandakan bahwa seseorang baru saja berhasil masuk ke kondonya. Suara khas yang sangat ia kenal menyusul setelahnya,

"Perth kau sudah makan?"

Perth menggeleng seraya mematikan layar handphone. Matanya mengikuti langkah kecil Mark yang baru saja datang dengan beberapa kantong plastik ditangannya.

"Ck, percuma memegang handphone kalau tak bisa membalas Line-ku!" Kesal Mark berjalan mendekati Perth yang bergumul di sofa.

"Apa yang kau bawa?"

"Hanya beberapa kaleng minuman. Kau tak bilang kalau belum makan."

"Kalau begitu, masak untukku na?"

"Pesan diluar saja."

"Bosann! Ayolah, aku akan makan apapun yang kau buatkan." Mark menatapnya sejenak, berpikir kapan bocah ini akan berhenti menyusahkannya.

"Hmm?" Wajahnya menampilkan ekspresi lapar sampai orang orang di Afrika mungkin akan meneteskan air mata karena kasihan.

"Umm." Mau tak mau Mark beranjak menuju dapur.

--

"Hanya ini?" Perth menatap telur goreng dipiringnya.

"Makanlah selagi masih hangat. Kau bilang akan makan apapun kan?" Mark menaruh segelas milo disampingnya.

Perth segera menghabiskan makanannya sambil mendengarkan Mark yang mulai bernyanyi diseberang meja dengan kedua telinganya yang tersumbat earpod. Itu benar benar baik baginya untuk tidak mendengarkan suaranya sendiri.
Tetapi Perth dengan jujur menyukai suaranya terutama saat ia terkapar tak berdaya dibawah kuasanya.

🖕🏻

Setelah acara makan malam selesai, keduanya pindah keatas sofa berkutat pada laptop dan buku buku tugas diatas meja. Perth secara khusus mengirim permintaan agar Mark mengecek kembali tugas essainya. Beruntung ia memiliki lelaki itu sebagai teman dan senior di universitas jadi Perth merasa dibimbing dengan baik.

"Bagaimana?" Perth memperpendek jaraknya ikut memperhatikan layar laptop yang menyala dipangkuan Mark.

"Um ini ok na." komentarnya.

"Baiklah, terimakasih." Perth tiba tiba mencium pipinya singkat.

"Mana hadiah yang kau janjikan?" Mark menagih. Pasalnya sejak awal yang membuatnya bersedia keluar dari rumah karena diiming imingi Perth oleh sesuatu. Keluaran terbaru, katanya. Tetapi Perth sama sekali tak memberi Clue tentang benda itu.

"Kenapa terburu-buru? Malam ini kau tinggal kan?" Perth mengulur waktu perlahan lahan meninggalkan beberapa kecupan singkat disekitar bahu. Sebelum naik mencapai bibir penuhnya yang sedikit terbuka.

Mark merasakan aroma milo yang memenuhi pengecapnya.

"Melakukan videocall dan menyebut laki laki lain, aku belum menghitungnya denganmu.. " Perth berencana memberinya beberapa pelajaran baru yang mungkin bisa sedikit meredamkannya dari api cemburu.

PERTHMARK (OS & FICLET COLLECTION)Where stories live. Discover now