Giveaway!!!

730 88 36
                                    

🖤
.
.
.
.
.
.
.

       Mark menggeliat kecil ditempat tidur saat merasakan sebuah lengan melingkari pinggang nya dibawah selimut memberi kehangatan nyaman dengan tiba tiba. Ia hapal dengan pemilik lengan itu, orang yang beberapa tahun ini menghabiskan hari hari bersamanya.

"Baru pulang?" Tanya Mark dengan suara serak nyaris tak terdengar, kesadarannya belum pulih sepenuhnya.

"Emm. Kau harus bangun sayang." Lelaki itu menyembunyikan sebagian wajahnya pada perpotongan leher kekasihnya. Mark bisa mencium jejak wangi shampoo yang berasal dari rambut basah itu. Sepertinya dia baru saja selesai mandi.

Sekarang sudah jam 8 malam. Mark pasti kelelahan sampai ketiduran. Ia bahkan masih mengenakan seragam kampusnya, pikir Perth.

"Bangun lah, ini sudah malam. Mandi dulu, aku ingin mengajakmu kencan malam ini." Tangan pemuda itu naik membelai sayang kepala Mark. Menyisir rambut lembutnya dengan jari jari tangannya yang kokoh. Membuat sang empu terbuai, semakin sulit untuk membuka matanya.

"Aku tidak enak badan, tidak mau kemana mana." Ucap Mark, masih dengan suara khas bangun tidurnya.

Perth buru buru menempelkan punggung tangannya keatas dahi kekasihnya.

Tidak panas.

"Kau hanya malas kan? Ayo mengaku."

"Ck, aku kan tidak bilang demam. Tentu saja tidak panas!" Mark menggerutu dibawah selimutnya. Ia memang sedang dalam mood yang buruk, raut wajahnya sudah masam sejak tadi.

"Baiklah baiklah jika tidak mau. Aku belikan makanan saja ya? Kita makan dirumah." Ujar Perth yang hanya dibalas gumaman kecil Mark. Jika sudah dengan suasana hati yang buruk begitu Perth tak akan memaksanya.

🖤

"Siwat kau dikamar mandi?"

Perth mengetuk pintu kamar mandinya beberapa kali, tetapi tak ada sahutan. Ia baru saja kembali dari membeli makan malam dan tak menemukan siwat dikamarnya. Jika mandi harusnya itu sejak tadi kan? Ia juga sudah cukup lama mengantri makanan diluar sana.

"Sayang kau didalam? Kenapa lama sekali? Kau oke, na?" Perth kini hanya mendengar suara air, membuatnya frustasi sendiri karena tak kunjung dijawab. Ia mendadak khawatir jika benar lelaki itu sedang tak enak badan dan ia malah mengirimnya ke kamar mandi. Bagaimana jika ia pingsan didalam?!

"Mark siwat jawab aku atau ku dobrak pintunya!"

Clek.

Pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan wajah kesal Mark terganggu oleh kelakuan kekasihnya.

"Ambilkan handukku." Ujar Mark yang menyembunyikan tubuhnya dibalik pintu kamar mandi. Hanya kepalanya yang menjulur keluar.

Perth menggeleng geleng kecil sebelum membuka lemari dan memberikan sebuah jubah mandi kepadanya.

"Kenapa tidak menjawab? Aku kira kau kenapa kenapa."

Perth memperhatikan gerak gerik Mark yang berjalan melewatinya. Lebih seperti tak menggubrisnya sama sekali. Lelaki itu malah mengambil hairdryer di dalam laci meja dan duduk ditempat tidur bersiap mengeringkan rambutnya.

"Kau makan saja duluan, jangan menungguku. Ini sudah jam 10." ujar Mark.

"Karena itu aku akan membantumu mengeringkannya agar cepat selesai, na? Kau sudah lapar kan?" Perth mengambil alat pengering rambut itu dari tangannya.

"Tidak usah, aku bisa sendiri."

"Ck, pakai saja bajumu," Suruh Perth yang akhirnya diikuti anggukan malas Mark.

PERTHMARK (OS & FICLET COLLECTION)Where stories live. Discover now