TITIK

494 47 6
                                    

#Random

#Random

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🖤

.
.
.
.
.

"Mengapa kau disini?"

"Kau membutuhkanku,"

Perth terdiam meneliti dalam maniknya yang sepekat malam, mencari jejak kekecewaan sebelum tanpa ragu menyelipkan sebatang nikotin diantara bibirnya. Nafas gusar yang ia hela dengan sengaja seolah menggambarkan seberapa kacau pikirannya.

"Bisa kah kau membuangnya? Aku tak suka kau menyesap benda itu lagi." Titah Mark.

"Biarkan aku melupakan semuanya sebentar Phi," Mark menggeleng membalas responnya. Baginya, racun itu tak akan meredakan apa-apa selain memperburuk kesehatan. Ia tau Perth butuh ketenangan, terlihat jelas mati-matian dia menahan agar kristal bening yang menggenang tak jatuh dari pelupuknya. Bahunya melemah seiring dengan ego yang luruh tatkala usapan Mark pada wajahnya memberi jejak kehangatan menyeluruh.

"Kau tak memerlukannya untuk menenangkanmu Perth, kau butuh aku." Suaranya lembut namun penuh keyakinan. Mark mengambil nyala api itu untuk diinjaknya sebelum mengapus jarak keduanya hingga tak bersisa. Ia menjejalkan satu ciuman dibibir Perth. Kedua pasang iris itu terpejam untuk waktu yang lama seolah dunia mereka terjeda. Berbagi kehangatan yang entah sejak kapan menjadi begitu ampuh mengembalikan sisa akal sehatnya yang separuh lumpuh.

"Tak apa jika kau lelah, berhenti dan menangislah."

...

Dibawah gulungan selimut jari jari itu saling bertaut. Entah sudah berapa lama keheningan tercipta, menelisik kedalam hati lewat tatapan mata yang mudah terbaca.

"Kenapa terus memandangku?" Tanya Mark memecah hening.

"Ingin saja,"

"Sudah lebih tenang?" suaranya kecil nyaris berbisik.

"Jika kubilang belum, ingin menciumku lagi?" Balas Perth.

"Jika harus,"

"Mendekatlah." Perth menarik pinggang sempit nya untuk ia peluk layaknya bantal yang empuk. Kepalanya ia benamkan didada Mark dengan manja. Untuk hari ini saja ia ingin menyalurkan semua keresahannya dengan orang yang begitu dicintainya. Jari jari cantik Mark mengelus surainya membuat Perth semakin nyaman.

"Perth, kau ingat dulu apa yang kau katakan saat aku meninggalkan agensi?"

Perth tak menjawab. Tetapi ingatan pahit itu tak pernah hilang dari pikirannya.

"Kau bilang, dunia ini tak hanya kejam bagiku. Semua orang juga menderita. Kau akan tetap berada disisiku sampai aku mampu untuk bertahan. Tetapi aku tak percaya pada kata katamu malam itu, mungkin karena kau lebih muda dariku? Haha, kau memelukku sepanjang malam. Sampai P'big harus membayar 1 kamar lain karena kau tak ingin meninggalkanku."

Perth masih diam, membiarkan Mark mengeluarkan apa yang ingin dikatakannya.

"Sampai aku menyadari, ini bukanlah awal sebuah akhir Perth. Seperti titik pada paragraf yang akan berlanjut dengan kalimat baru."

....

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

@bts - winter flower

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


@bts - winter flower

BERANTAKAN OH YEAH AS ALWAYS 🙂

PERTHMARK (OS & FICLET COLLECTION)Where stories live. Discover now