TOXIC

1K 99 24
                                    

Note : kalimat bercetak miring menandakan mereka sedang menggunakan bahasa prancis.



Pria bersurai coklat itu meringkuk diatas tempat tidurnya. Tubuh kurusnya terbalut didalam selimut tebal yang hangat. Mata cantik itu menatap langit malam di luar jendela dalam diam. Jendela kamar dia biarkan terbuka membuat angin malam membelai kulit wajahnya.  Dingin tapi itu bukan masalah. Suara kendaraan terdengar samar dan dari kejauhan dia dapat melihat pucuk menara eifel disana. Bukan kah itu semua terlihat indah? Dia bersyukur masih bisa melihat semua itu.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok pria lain dengan setelan jas kerja. Dia berjalan mendekati pria didalam selimut sambil melepas dasi yang mencekik lehernya.

CUP

"Mark, belum tidur?" Kecupan di pelipis diterima Mark lalu pria tadi melepas jas nya dan diletakan sembarang.

Mark berbalik untuk menatap wajah tampan kekasihnya. Terlihat lelah namun tak mengurangi ketampanannya.

"Aku menunggumu Perth." Mark berucap lembut.

Perth duduk di dekat Mark lalu mengelus rambut halus itu. Mark masih setia memasang senyum tipisnya. Wajahnya terlihat sangat cantik di terpa cahaya bulan.

"Tunggu aku mandi sebentar lalu kita pergi tidur."

Perth meninggalkan Mark, dan masuk kedalam kamar mandi. Mark kembali menatap langit malam yang sekarang entah kenapa terlihat semakin indah walau tanpa bintang. Dia tidak ingin hal manis semacam tadi berakhir tapi dia juga tidak ingin terkukung dalam rasa ketakutan.

"Lama menunggu?" Tangan kekar itu memeluk tubuh Mark dari belakang.

Perth sibuk mengecupi bahu dan leher Mark. Membaui kekasihnya dengan hikmat. Mark sendiri menyamankan dirinya dalam kehangatan tubuh Perth.

"Perth.." panggilnya

Perth tak menjawab tapi dia tau lelaki itu menunggu dirinya untuk melanjutkan perkataannya.

"Boleh aku mengunjungi ibu?" Mark menggigit bibir bawahnya menunggu jawaban Perth.

Perth menghentikan kegiatannya lalu menjauhi tubuh Mark.

"Sudah berapa kali aku katakan kau tidak boleh kemanapun tanpaku. Sekalipun kembali ke bangkok Mark." Ucapnya tegas.

"Tapi ini ibuku Perth. Sudah dua tahun kita tak kembali. Aku... aku rindu." Mark berusaha menahan air matanya.

"Kau pikir aku tak tau? Disana ada dia yang menginginkanmu."

"Dia bahkan sudah menikah Perth."

"Aku tidak peduli. Jangan mencoba coba lari atau aku tak segan segan mengacau lebih parah sayang." Perth berbalik memunggungi Mark setelahnya.

Air mata tak bisa dia tahan lagi, mereka mengalir diatas pipi yang terlihat semakin tirus itu. Dia bagai hidup di dalam sangkar.

.
.
.

3 tahun lalu mereka bertemu di sebuah acara reuni sekolah. Mark selaku MC banyak mencuri perhatian karena senyuman manisnya termasuk Perth. Dia tak bisa melepaskan pandangannya dari Mark yang saat itu menggunakan pakaian biru laut. Sangat pas di tubuhnya dan terlihat manis. Mereka berkenalan, bertukar cerita sampai akhirnya akrab satu sama lain. Setelahnya yang terjadi sama seperti kisah percintaan pada umumnya. Mereka berkencan dan saling mencintai. Mereka sama - sama sibuk, Perth dengan bisnis keluarganya dan Mark dengan studio fotografinya. Semua baik baik saja sampai Perth mulai cemburu pada siapa saja yang mendekati Mark, melarang Mark bermain dengan teman temanya dan mengantar jemput pria manis itu kemanapum dia akan pergi. Mark awalnya tidak ambil pusing, dia anggap itu romantis dan menggemaskan. Bagaimana sang kekasih overprotektif padanya seperti bocah yang tidak suka ibunya diambil.

PERTHMARK (OS & FICLET COLLECTION)Where stories live. Discover now