Selalu bersama

791 75 20
                                    

⚠ mohon maaf jika ada typo karena vanilla tidak membaca ulang 🙏🙏


Mark berjalan santai di koridor kampus sambil sesekali membalas sapaan orang - orang untuknya. Langkahnya begitu ringan menuju ruang kelas di ujung koridor. Hari ini dia hanya punya satu mata kuliah di pagi hari lalu setelahnya dia sudah punya rencana untuk mengajak kencan kekasihnya.

Sedikit lagi kakinya memasuki kelas namun harus tertahan saat seseorang meneriakkan namanya di belakang sana.

Dia berbalik dan menunggu sampai orang di ujung sana sampai kehadapannya. Dia adalah mahasiswa baru dan juga teman kekasihnya Perth. Dia adalah Nice.

"Ada apa?" Tanya Mark dengan senyum ramah di wajahnya.

"Begini, aduh bagaimana aku menjelaskannya ya." Anak itu terlihat bingung. Matanya melirik ragu pada Mark yang sekarang sudah mengerutkan dahi.

"Jadi apa? Katakan saja Nice. Kita tidak punya banyak waktu." Mark menunjuk ruang kelas di balik tubuhnya dengan ibu jari. Menjelaskan bahwa dia harus segera masuk karena sebentar lagi jam kuliah akan dimulai.

"Perth dia sekarang sedang di adili. Jadi maksudku dia--"

"Dia ketangkap basah sudah tidur dengan cherry. Salah satu anak dari fakultas komunikasi. Ayah cherry mengamuk sekarang." Best salah satu teman Perth entah bagaimana sudah berada diantara mereka. Dia menjelaskan dengan wajah tenang kepada Mark yang saat ini wajahnya sudah menunjukkan kalau dia terkejut.

"Kami minta tolong padamu untuk membantunya. Kau tau bagaimana orang tua si bodoh itu kan phi. Berbohong kalau kau adalah kakaknya." Mark masih diam.

Best dan Nice mengerti bagaimana hancurnya perasaan senior mereka itu. Sudah patah hati dan sekarang diminta untuk berbohong membantu menyelesaikan masalah kekasihnya yang tidak tahu diri.

"Sekarang?" Mark bertanya lemah.

Keduanya mengangguk dan entah bagaimana Mark rela ikut bersama mereka.

●●●●●●●●

Sekarang mereka bertiga sudah berada di depan rumah cukup besar dengan cat dinding berwarna putih cerah. Rumah yang terlihat masih baru. Best mengajak mereka masuk kedalam dengan perlahan.

Setelah menekan bel, tidak lama seorang asisten rumah tangga membukakan pintu untuk mereka dan mempersilahkan ketiganya untuk menunggu di ruang tamu.

Tidak ada yang berbicara. Suasana begitu dingin dan sunyi sampai suara jarum jam jelas terdengar. Mark mengepal kedua tangannya erat mencoba menahan tangis. Luka yang di goreskan kekasihnya di hati sangat dalam sehingga menimbulkan rasa sakit. Sakit yang teramat sangat.

Mark Siwat kecewa pada Perth tanapon.

"Ekhmm" suara dehaman membawa Mark kembali pada dunia sekarang.

Dia mengangkat kepalanya dan bertemu tatap dengan seorang lelaki paruh baya yang masih terlihat sangat tampan. Pria itu duduk tepat di hadapan ketiganya tanpa tersenyum.

"Jadi diantara kalian siapa kakaknya bocah sialan itu?"

"Aku adalah kakak Perth." Mark memberanikan diri menatap wajah pria yang dia yakini ayah dari gadis yang sudah Perth tiduri.

Mata pria itu menyiratkan rasa marah. Ya, orang tua mana yang tidak marah.

"Aku meminta maaf atas apa yang sudah dilakukan adikku pada putri anda." Mark dengan sopan menunduk meminta maaf.

PERTHMARK (OS & FICLET COLLECTION)Where stories live. Discover now