เลิกกัน 💔

938 81 11
                                    

Nb : agak drama, gasuka jangan baca ya sayang. Muah 😘
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kita putus saja."

Perth mematung ditempatnya dengan mulut setengah terbuka. Tak percaya pada pendengarannya atas kata kata yang baru saja keluar dari mulut lelaki itu. Ia mengerjap beberapa kali sebelum tergagap.

"Ke-kenapa?" Jantung Perth berdetak tak nyaman.

"Aku bosan denganmu."

Perth menggeleng.

"Tadi malam, tadi malam kita baik baik saja. Tadi malam kau bilang kau mencintaiku, kau ingat? Ada apa denganmu?" Perth meraih tangan kekasihnya.

Mark membuang pandangannya.  

"Aku tau kau berbohong. Kau bahkan tak berani menatapku." Perth merasakan tangan itu berkeringat di cuaca dingin pagi ini.

Perth benar benar tak tau apa yang sedang menimpanya. Keadaan ini ditolak keras diotaknya. Tadi malam ia masih mengantar pulang kekasihnya, masih menikmati tawanya yang cerah, masih memegang erat tangannya, masih saling mengucapkan kata kata cinta. Tapi mengapa pagi ini dunianya seakan dibalik paksa? Ia tak tau apa yang telah membuat sikap Mark berubah 180 derajat. Ucapannya begitu serius membuat tangan Perth bergetar saat menyentuhnya. Ia nyaris tak dapat menarik nafasnya karena ketakutan.

"Apakah aku melakukan kesalahan?"

"Tidak."

"Lalu kenapa? Lihat aku sayang, hm?" Perth berkata dengan lembut seraya mengambil wajah itu untuk melihat padanya.

"Aku sudah mengatakannya. Aku bosan denganmu. Aku sudah tak ingin berada disatu jalan bersamamu. Apakah itu cukup?" Mark menatap langsung kedalam mata yang kian sendu itu.

"Kita berjanji akan memberitahu orang tuaku tentang hubungan ini hari ini kan? Kenapa kau malah begini?"

"Aku rasa itu tidak perlu lagi. Lepaskan, aku harus kembali."

Yang ada hanya tangan itu semakin erat dalam genggaman.

Mark menatap tangannya.

"Perth.. Kumohon, "

"Siwat, aku mencintaimu. Jangan lakukan ini padaku,"

"Maafkan aku." Mark membebaskan dirinya.  Meninggalkan cintanya yang telah berhenti berdetak sejak saat itu.

Bayangan kedua mata yang menahan tangis sedang ia coba untuk menyingkirkannya.

12 jam yang lalu

     Mark berjalan pelan menuju rumahnya. Ia baru saja membeli beberapa minuman dingin malam itu, menikmati angin malam yang kian kejam menerpa permukaan kulitnya, ia merasa mulai tak enak badan. Seharian tadi ia memiliki kegiatan penuh dikampusnya. Tangannya meraba kebelakang lehernya, memutar kepalanya kenanan dan kekiri secara bergantian.

Drrrttt ..

Mark merogoh kantong celana meraih handphonenya. Tak ada nama. Hanya ikon love berwarna hitam dilayar itu. Mark menggeser layarnya untuk menjawab teleponnya.

"Mm,"

"Sudah ingin tidur?"

"Belum. Aku baru saja membeli minuman."

"Kau keluar lagi? Aku sudah mengatakan jika ingin sesuatu telepon aku. Angin malam tidak baik."

"Ck. Cerewet sekali! Hanya ke supermarket dekat rumah."

"Oooh," Mark bisa mendengar helaan nafas lega diujung telepon.

"Jangan berlebihan begitu. Kau tidak sedang memacari perempuan!"

PERTHMARK (OS & FICLET COLLECTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang