RAIN

4.3K 267 24
                                    

                                                                    PERTH X MARK


Bangkok sedang dalam kondisi cuaca yang ekstrim, hujan dan panas sering datang bergantian tak terduga. Pagi bisa saja hujan dan sore hari akan terasa panas atau sebaliknya. Sore ini sepertinya bagian hujan yang akan menyapa warga Bangkok. Hujan turun secara tiba – tiba dan begitu deras tanpa ampun membuat orang – orang yang sedang berada dalam perjalanan pulang dari aktivitasnya harus terpaksa berteduh menghindari kebasahan dan terkena demam.

Perth salah satu orang – orang yang memilih berteduh, dia berlari menuju salah satu warung yang sedang tutup, menggoyangkan kepalanya mencoba mengeringkan rambutnya yang sedikit basah. Dia berbalik berencana mencari tempat untuk duduk namun pandangannya terpaku pada sosok lelaki yang sedang duduk di sebuah bangku panjang depan warung. Lelaki itu menggunakan masker menutupi sebagian wajahnya, ditelinganya terselip earphone dan matanya terpejam seperti menghayati lagu atau mungkin saja tertidur. Perth mengenal laki – laki ini, dia adalah Mark Siwat seniornya di kampus dan dia adalah orang yang berhasil menarik perhatian Perth dari awal bertemu di auditorium utama Fakultas.

Perth tidak sadar kalau Mark sudah membuka matanya dan menatapnya bingung. Dia berdiri diujung bangku, terdiam sambil menatap Mark. Mark menurunkan masker yang digunakannya dan melepas sebelah earphonenya dan Perth masih tidak bergerak diujung sana.

"ada yang aneh padaku?" akhirnya Mark bersuara tidak terlalu besar tapi berhasil membuat Perth terkejut dan wajahnya terlihat panik. Buru – buru dia menggelengkan kepalanya dan melambaikan tangannya pertanda tidak. Perth bergerak sedikit dia berjalan kearah bangku dan duduk berjarak dengan Mark. Mark sedikit melirik dan fokusnya beralih pada ponsel yang ada di saku celananya, membukanya dan mengetikkan balasan pada pesan yang masuk. Perth juga membuka ponselnya dan mengabari ibunya kalau dia sedang berteduh. Sebuah tepukan di bahu sebelah kanannya membuat Perth menoleh dan dia disambut oleh uluran sapu tangan dari Mark.

"keringkan rambutmu kepalamu bisa sakit atau kau bisa demam." Perth terdiam sebentar sampai Mark kembali melambaikan sapu tangan itu di depan wajahnya dan sapu tangan itu pun diambil oleh Perth.

"terima kasih phee." Ucap Perth dan Mark hanya mengangguk. Perth sedang sibuk mengeringkan rambutnya dengan sapu tangan Mark. Sapu tangan berwarna hitam itu bahkan memiliki aroma parfume sama seperti pemiliknya. Pandangan Perth teralihkan saat suara batuk datang dari samping. Mark menarik lagi maskernya sampai ke hidung. Perth sungguh penasaran tiap kali iya berpapasan dengan seniornya itu di parkiran kampus atau luar gedung, lelaki itu selalu mengenakan masker, apa dia sakit atau alergi sesuatu? Semua itu membuatnya penasaran.

"aku akan pulangkan ini saat sudah di cuci phee." Perth bersuara dan Mark menoleh kearahnya. Dia hanya mengangguk sebagai balasan untuk Perth. Mereka sama – sama terdiam tidak ada percakapan yang terjadi diantara mereka berdua. Lama mereka terdiam sampai dua orang pasangan datang ikut berteduh di tempat yang sama dan membuat Perth harus menggeser duduknya menempel pada Mark yang sepertinya tidak terganggu sama sekali.

"phee kau tidak terjepit kan?" pertanyaan itu keluar dari mulut Perth. Dia takut senior nya ini terjepit di ujung mengingat betapa kurusnya dia. Mark terkekeh sedikit dibalik masker hitamnya dan menggeleng singkat. Perth mengangguk dan mulai melihat sekitar. Hujan masih betah mengguyur seluruh kota Bangkok. Jalanan sepi hanya ada beberapa mobil yang melintas, sisanya terlihat dipinggiran jalan mencoba berteduh.

Ponsel Mark bergetar dan Perth juga merasakannya, mata Mark yang terpejam langsung terbuka pelan dan mengambil ponsel di saku celananya. Perth melihat nama kontak 'Mom' yang sedang mengirim pesan pada seniornya itu via Line. Mark tidak memasukkan lagi ponselnya ke saku celana, dia menggenggam ponselnya dan sesekali mengganti lagu yang dia inginkan. Perth sendiri hanya memandangi hujan yang turun di hadapannya. Sesekali dia bisa merasakan tempiasan hujan mengenai ujung sepatunya. Pasangan yang berteduh bersama mereka sedang asik berbincang tidak memperdulikan dua lelaki yang sekarang hanya sibuk dengan pikiran masing – masing.

PERTHMARK (OS & FICLET COLLECTION)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant