Early-01

106 8 0
                                    


-happyreading-
-
-
-
-

"Alunan besok lo bakalan ada pertemuan perusahaan di kaffe metterny jam 09.00 waktu indonesia barat, jangan sampe lo telat!"ucap tegas dari mulut seorang gadis yang sendari tadi berdecak pinggang, panggil saja namanya Aulin.

Aleeza Alunan Dera orang yang baru saja menjadi bahan ucapan Aulin, Alunan adalah seorang CEO salah satu perusahaan ternama di negaranya sekaligus seorang penulis yang sudah menghasilkan banyak buku-buku karangan yang membuat namanya semakin melambung.

Memiliki hobi traveling membawanya membuat konten You-tube yang berisi perjalanan nya dan tentang buku bukunya, Alunan itu terlihat sempurna, karir yang melambung, di kenal oleh banyak orang, selalu di puja-puja, uang yang selalu mengalir tanpa dia suruh, itu bukan yang semua orang inginkan.

Bagi banyak orang Alunan itu sempurna, semua ingin menjadi seorang Aleeza Alunan Dera. kalian pernah mendengar bukan bahwa tak ada manusia yang sempurna, dan sama halnya dengan Alunan, gadis cantik yang selalu di kagumi ini tidak sempurna, saat kalian tidak mempunyai apa yang Alunan punya, Alunan pun tidak mempunyai apa yang kalian punya.

Dalam semua candanya, itu tidak mengarah ke kebahagiaan, melaikan untuk menutupi luka, itu juga yang di gunakan hampir semua orang, bila ada yang bilang kenapa tidak terus terang saja, itu lebih baik bukan.

Omong kosong, kau juga melalukan hal yang sama bukan, jangan buat seseorang harus berusaha mengubah apa yang selama ini tertanam di hidupnya, bagai pohon dia sudah hidup subur dan jika di pindahkan dia akan mati, itu hanya perumpamaan.

Banyak yang mengakatan bahwa Alunan itu susah untuk di gapai, status sosialnya, sifatnya yang seperti bunglon mudah berubah-ubah, dan kriteria nya yang sepadan dengan Kim Soek Jin membuat banyak orang lebih memilih mundur sebelum berperang.

"Iya bawel gue udah tau, mending lo keluar beliin gue bubur ayam mang Ahmad di depan kantor dong" Aulin selaku sekretaris pribadinya memandang Alunan malas, selain keras kepala Alunan itu penyuruh.

"Dan satu lagi pesenin ke toko bunga kaya biasa, plisss!!"sambung Alunan dengan wajah memohon

"Setiap bulan Lo minta hal yang sama Alunan!, buat apa coba"

"Buat apapun itu, bukan urusan lo yang harus lo buat hanyalah menuruti permintaan gue Aulin"santai Alunan, satu lagi bahwa Alunan sangat menjengkelkan

Dengan jengkel Aulin keluar dari ruangan Alunan, mereka memang seperti itu walaupun belum terlalu lama Alunan bekerja di perusahaan tersebut tapi dirinya sudah sangat dekat dengan Aulin.

Kini hanya tinggal Alunan seorang diri, mata dan pikiranya yang sendari tadi menghadap berkas berkas, sekarang sudah menjelajah entah kemana, Melamun, ini yang di lakunan Alunan jikalau suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja.

Tubuh tinggi semampainya berjalan menuju di mana tas nya berada, mengambil apa yang dia inginkan.

Sebuah buku Diary dengan warna brown sugar.
Tangan yang sendari tadi dia gunakan untuk mengetik itu pun mulai membuka lembaran buku tersebut.

Tampak sebuah penggalan kalimat yang membuat Alunan menyunging senyum.

Hidup ku dan semua yang ku harapkan itu hanyalah sebuah ilusi.

Sepenggal kata yang membuat seorang Alunan tersenyum walaunya hanya beberapa Senti.

Untuk seorang Alunan buku yang sedang berada di tangan nya itu berharga, di mana buku itu menjadi alasanya bertahan dan tetap menjalankan hidup yang hanya berisi omong kosong ini.

Ketika mata yang selama ini melihat, dan telinga yang selama ini mendengar, aku tak pernah menuntutnya memberi aku kebahagiaan.

Kata di baris berikutnya, Alunan tak pernah bosan membaca setiap bait dan paragraf di buku itu, di dalam hari-harinya jadwal yang paling ia tunggu adalah saat di mana dia membaca isi buku tersebut.

Angin tak pernah menyinggung saat menerpa, tapi kenapa awan selalu menjatuhkan hujan dan membawa petir bersamanya.

Di benak kalian sang pemilik Buku tersebut sangat puitis bukan, Yap itu memang benar.
Saat dia hanya bisa mengutarakan nya dengan prosa dan prakata tanpa harus melibatkan lisan dan ucapan, hanya jari yang dia andalkan untuk menulis bait demi bait apa yang dia rasakan.

Alunan masih setia memandang lembaran lembaran kertas yang jika di lihat oleh pasang mata lain itu tak ada artinya apa-apa, tapi bagi seorang Aleeza Alunan Dera buku itu adalah separuh dunianya yang hilang namun sedikit kembali karna kehadiran buku itu.
Sulit bukan, itu yang di rasakan Alunan saat menjalani dunia hampanya.

---

~HALO SEMUA SELAMAT DATANG
DI CERITA EARLY~

MAKASIH KALIAN UDAH MAU BACA CERITA PERTAMA YANG AKU
PUBLIS.

OH IYA JANGAN KUPA YA FOLLOW
IG KU:tentangkenanga_

DISANA BAKALAN BANYAK QUOTES DAN KATA-KATA.

SEE YOU DI NEXT CAP👋

Early Where stories live. Discover now