Early-26

8 0 0
                                    

happyreading
-
-
-
-

"Sastra, ayo berangkat sudah siang"panggil sang Kakek

Panggilan sang Kakek membuat Sastra mempercepat langkahnya keluar rumah, hari ini dia tidak akan berangkat ke Sekolah yang biasanya, dia akan pergi ke salah satu gedung dimana perlombaan Olimpiade di laksanakan, sang Ayah yang tidak bisa mengantarkannya menjadikan sang Kakek yang sekarang berada di depannya mengemudi sepedah motor dengan kecepatan sedang.

Senyum menerkah Sastra tak pernah pudar, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya, sesekali memandang kaca spion yang memperlihatkan jelas wajah sang Kakek yang tak muda lagi.

Keriput pun terlihat jelas oleh mata, rambutnya sudah berganti warna menjadi putih, daya tahan tubuhnya yang tak sekuat dulu lagi, tatapan sendu selalu muncul kala melihat sang Kakek, Kakeknya yang selalu ada di saat suka maupun duka, Kakeknya yang bisa membuatnya tertawa sekaligus menangis kala pikirnya takut kehilangan, Pahlawannya yang senantiasa ada untuk menyelamatkan.

Sepeda motor berhenti di depan gedung, sudah ada cukup banyak orang yang berada di sekitarnya, Sastra turun dari motor sembari mencopot helm di kepalanya, menyerahkan helm kepada sang Kakek, sang Kakek menatap Sastra sendu, membelai kepala yang tertutup rapih hijab, dengan senyum yang terpancar bangga.

"Sastra, lakukan yang terbaik ya, apapun hasilnya Kakek tetap bangga sama Sastra"serunya penuh haru.

Sastra menganggukan kepalanya mantap, menaruh kepercayaan kepada dirinya sendiri.

"Kakek pulang, kamu hati-hati ya disini"pamitnya

"Kakek juga hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut, Kakek udah tua"peringat Sastra

Sang Kakek terkekeh mendengar ucapan Sastra sembari menganggukan kepala. sepeda motor dirinya nyalakan dan mulai melaju meninggalkan Sastra yang masih di tempatnya sembari melambaikan tangan.

"Kamu deket banget ya sama Kakek kamu Sastra"celetuk tiba-tiba seseorang di belakang Sastra.

Sastra terlonjak kaget mendengar suara tiba-tiba di belakangnya. Ia berbalik badan melihat siapa orang yang mengagetkan dirinya.

Utara di belakangnya dengan senyum yang selalu terpancar cerah, Sastra menatap malas Utara.

"Kamu bikin jantungan Utara"Geram Sastra

Utara tertawa kecil"Lucu banget sih, gemes tau gak"serunya

Sastra menatapnya jenang, tolong ingatkan Utara bahwa ini masih pagi, jangan membuat anak orang terkesima dengan ucapanya yang bisa bikin gila.

"Kamu banyak omong ya Utara, dulu aja kamu sok kalem"julid Sastra

"Sama kamu doang, sama yang lain mah enggak"

"Ceritanya kamu lagi buat aku terpesona gitu, atau apa?"tanya Sastra

"Maunya sih buat kamu jatuh cinta sama aku"

Raut Sastra berubah menjadi garang"Utara kamu mau aku tumbuk di sini"Desis Sastra dengan emosi.

Utara melirik ke arah Sastra, raut muka Sastra sudah tidak mengenakan, lebih baik dia kabur dari pada merasa sakit akibat pukulan keras yang menimpanya.

Setelah berpikir Utara langsung berlari menjauh dari Sastra yang siap menerkam kapan saja, bukannya mengejar Utara yang berlari menjauh, Sastra lebih memilih menurunkan emosinya yang memuncak, derup nafasnya pun terdengar jelas di telinga.

"Tenang Sastra, tenang, setan memang di mana-mana"gumamnya santai.

-
-

Perlombaan di gelar dengan hikmat, aman, dan sentosa, semuanya berjalan dengan lancar, penyelenggaranya pun sudah hampir usai, hanya terisisa satu sesi, sesi dimana waktu yang paling di tunggu-tunggu dan membuat jantung berdebar.

"Baik, kita akan lanjut untuk penyerahan hadiah kepada anak-anak berprestasi dalam bidang Olimpiade Ipa tingkat Sekolah Dasar, persaingan di perlombaan cabang Ipa sangat ketat ya, selisih dari pada pemenang pun tidak terlalu jauh, ini membuktikan bahwa anak-anak sekalian sanggat bersungguh-sungguh dalam kegiatan ini, dan diharapkan untuk seterusnya tetap berantusias"jelas panjang lebar sang pembawa acara.

"Untuk peringkat ketiga di raih oleh Mutia azzahra mawadi dengan skor 9,30 dari SD harapan bangsa"

"Wah untuk juara kedua dan pertama memiliki selisih nilai yang cukup membingungkan ya, baik saya akan mengumumkan untuk juara dua dalam perayaan hut SMA Purna dalam cabang Olimpiade Ipa adalah...
Amalthea Shevana Sasta dengan skor 95,1 dari SD merpa putih, dan untuk juara pertama kita ada maurania putri herlambang dengan skor 95,2 dari SD swasta harna"

"Untuk anak-anak yang belum bisa berjuara, jangan berkecil hati, masih ada hari esok untuk mengukit sejarah dengan tertulis nama kalian di sana"

---

"Selamat ya Sastra, jangan berkecil hati, kamu hanya salah menulis nama latin untuk nama belakangnya, di nama depannya kamu sudah benar, tetap semangat oke"ujar Guru Sastra

Sastra hanya menganggukan kepala sembari tersenyum, kemudian melirik Utara yang sedang bersedih, Utara tak mendapatkan hasil yang memuaskan, dirinya sedih tidak mendapat apa yang di dambakan.

"Jangan sedih, kamu udah ngasih yang terbaik"hibur Sastra

"Senyum dong, katanya sih senyum kamu manis, tapi kok aku ga bisa liat ya"jail Sastra

Ucapan Sastra membuat Utara sumringah dan langsung menampakan senyum menawannya, dengan menerkah.

"Senyum ku manis kan?"tanyanya

"Engga biasa aja"jutek Sastra dan langsung meninggalkan Utara yang termenung di tempat, dia menatap Sastra yang terus berjalan meninggalkannya.

"Sastra tunggu dong!"teriak Utara

"Kamu suka banget buat anak orang terbang terus di jatohin Sastra"jengkel Utara

"Siapa yang nyuruh kamu terbang, dan siapa yang ngejatohin kamu, yang terbang perasaan kamu, yang ngejatohin tuh realitanya"jawab Sastra kembali melangkah meninggalkan Utara yang mendengus kesal di tempat.

--

"Kakek!"teriak Sastra ketika melihat sang Kakek yang terlihat ingin memasuki pintu yang menuju ke dalam gedung, karna Sastra berada di dalamnya.

Sastra berlari menuju sang Kakek dan mendekap erat tubuh Kakeknya, dekapan hangat selalu tersaji di pelukan sang Kakek, penghangat hawa yang dingin.

"Sastra juara dua Kek"ujarnya lirih

Kakek Sastra belum mengeluarkan suara, masih sibuk mengusap kepada sang cucu yang berada dalam dekapannya.

"Cucuku yang cantik, kamu hebat nak, Kakek bangga"ucapnya penuh dengan kebahagiaan.

"Kakek selalu jadi Kakeknya Sastra kapanpun, dan akan selalu bangga mempunyai cucu seperti mu"

---

Early Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang