Early-8

12 2 0
                                    

happyreading
-
-
-
-

Indonesia,2013

Tahun Di mana Sastra dan Alunan kecil, mengeyam bangku sekolah dasar bahkan mereka akan memasuki semester kedua
dan hari ini tepat di mana pembagian rapot semester pertama di selenggarakan, Alunan dan Sastra yang dulu hanya mengenal nama tanpa saling sapa, hanya tau bahwa mereka satu sekolah dan berada di kelas yang sama.

Biasanya disetiap pembagian rapot kenaikan semester ataupun kelas terdapat pengumuman siapa yang menjadi juara kelasnya, siapa yang akan menempati rengking pertama dan yang akan di klaim anak pintar.

Si Sastra kecil dengan kecerdasannya ini mendapatkan peringkat kedua, bukan di kedudukan pertama, tapi itu membuatnya sangat gembira hingga seluruh orang di rumahnya di beri tahu.

"Ayah lihat Sheva juara dua"seru Sastra berbinar pada sang Ayah yang sedang duduk dengan santai

"Yah juara dua bukan Anak Ayah, kalo juara satu baru anak Ayah"jawab Sang Ayah

Mendengar penyeturuan sang Ayah wajah yang sendari tadi berbinar pun sedikit meredup."Tapi nilai Sheva cuman beda satu angka doang kok sama Bulan"

"Belajar lagi yang bener biar dapet juara satu"ujar sang Ayah dengan beranjak dari tempat duduknya.

Setelah melihat kepergian sang Ayah, Sastra pun beranjak keluar dari rumahnya, melihat seseorang yang berada di halaman rumah, senyumnya kembali menerkah, dirinya berlari menuju orang tersebut.

"Kakek.."seru Sastra sembari menuju seorang yang sedang
duduk dengan beberapa Alat
untuk bercocok tanam

Orang di panggil dengan sebutan Kakek pun mendongak menatap kesumber suara, Melihat Anak kecil yang berlari menujunya sembari membawa benda seperti bingkisan.

"Kakek liat deh Sastra juara, tapi Sastra cuman juara dua"ucap Sastra berbinar di awal namun melirih dengan raut sedih di akhir ucapanya

"Loh kok cucu Kakek sedih?"tanya sang Kakek

"Kata Ayah kalo juara dua bukan anak Ayah"ujar Sastra semakin lirih dengan raut yang hendak menangis

Dekapan hangat yang kini Sastra rasakan, sang Kakek memeluknya menyalurkan kehangatan.

"Sastra hebat, top banget, Kakek bangga"Seru sang Kakek dengan mengelus punggung Sastra

Kakek melepaskan pelukannya, menggenggam pundak Sastra dengan lembut"Karna Sastra dapet juara gimana kalo kita beli jajan, Kakek beliin, apapun yang Sastra mau Kakek beliin oke"ucap sang Kakek yang langsung di suguhi raut bahagia Sastra.

"Kakek memang terbaik"seru Sastra dengan mengacungkan jempolnya, Cinta seorang Kakek pada cucu perempuannya itu sungguh tak tertandingi.

-
-

"Keil, lihat deh Sastra dapet jajan dari Kakek, Keil mau?"tanya Sastra sumringah menuju sang Sepupu.

Keilan bradin arasgar, sepupu Sastra, lahir di bulan yang sama dengan Sastra hanya berbeda 2 hari, rumahnya pun berhadapan dengan rumah Sastra dan rumah sang Nenek Kakek Mereka yang bersandingan dengan rumah Sastra.

Keil itu lemah di pelajaran, tapi dia hebat jika berurusan dengan olahraga, Keil itu jahil, suka meledek, mereka hampir mirip jika di lihat sekilah, tumbuh bersama membuat keduanya akrab namun, banyak ketidak cocokan di antara Mereka

"Mau dong"seru Keil

"Beli sendiri wlek"ledek Sastra dengan menjulurkan lidahnya

Keil menatapnya awas menanti saat Sastra lengah, dan yap dengan jahilnya, kerudung dengan bunga berwarna oren yang sedang dikenakan Sastra di tarik dari belakang oleh Keil, tarikan yang mengikut sertakan Kepala Sastra hingga mendongak sempurnya.

Sastra meringis, raut mukanya hendak menangis"Kakek Keil nakal"Adunya dengan Rengekan

"Salah sendiri ga mau bagi jajanya"ucap Keil

"Keil jangan begitu sama Adiknya, dosa, Allah ga suka, Sastra juga ga boleh gitu yah"ujar sang kakek yang di angguki oleh para Cucu.

--

"Kakek, nanti kalo Kakek meninggal siapa yang jajanin Sastra lagi?"ucap tiba tiba dari mulut Sastra

"kok ngomongnya begitu"jawab Sang Kakek

"kemaren Kakeknya temen Sastra meninggal, dia bilang gini, Aku udah engga punya Superhero lagi" sang Kakek menarik lengan Sastra mengangkat tubuh Sastra untuk di pangkunya.

"Jadi kalo Kakek udah Meninggal Sastra juga ga punya Superhero lagi dong"Seru Sastra

"Kakek, Kakek ngomong dong masa diem terus"

"Emm, cucu Kakek yang paling cantik, Anak perempuan Hebat, insyaallah Sholehah, jadi anak baik ya, jadi anak yang hebat, yang kuat, Sastra harus bisa sayang sama diri sendiri"ujar Sang Kakek sembari nemepuk pelan Paha Sastra

"Kenapa harus sayang sama diri sendiri, kan kita harus sayang sama keluarga"

"Sayang diri sendiri itu penting, kalo bukan diri sendiri yang sayang siapa lagi dong, orang ga akan selamanya sama kita"

"Sastra ga ngerti, itu gimana tapi Sastra bakal Sayang diri sendiri"ucap Sastra dengan senyum menerkahnya..

Penyeturuan sang Cucu membuat Kakek Sastra tersenyum hangat, mendambakan kehadiran seorang Cucu perempuan adalah hal yang pasti di rasakan setiap Kakek, menginginkan Cucu perempuannya tumbuh dengan baik dan siap terluka akan kehilangan sesuatu yang tak selamanya di dunia.

---

Early Where stories live. Discover now