Early-15

15 2 0
                                    

happyreading
-
-
-
-

Suasana dalam ruangan Alunan kini senyap hanya ada dirinya sendiri yang fokus terhadap berkas berkas yang bisa membuat pening, tangannya kini beralih ke Leptop, mengetik kata demi kata untuk kepentingan perusahaannya.

Brakk

Pintu ruangan Alunan terbuka dengan kasar, sang empu kini sedang menetralkan dekat jantungnya yang memompa terlalu cepat sebab terkejut, sedangkan tersangkanya sedang menetralkan derup nafas yang membara.

"ALUNAN. CEO DAISI GRUP ADA DI LOBI KANTOR"seru Aulin dengan penuh penekanan

Alunan terlonjak kaget dirinya reflek langsung berdiri dari duduknya yang melangkah menuju Aulin.

"Kenapa tiba-tiba, dia ada ngehubungin Kantor tadi?"tanya Alunan sembari berjalan cepat menuju Lobi.

"Kalo pun ada pasti udah bilang ke gue"seru Aulin yang menyamakan laju jalan Alunan.

"Berapa kerugian yang kita terima kalo kontrak kerja di batalkan"seru Alunan.

"Kurang lebih 32,4%, karna proyek udah jalan dan masih dalam perkembangan"jawab Aulin sembari mengotak atik tablet yang berada di genggamannya

Alunan memencet tombol Lift"Ini kenapa lama banget sih Liftnya"gerutu Alunan

"Sabar kali, tenang Alunan tarik nafas"ujar Aulin

Pintu Lift terbuka keduanya masuk kedalam menekan tombol untuk menuju Lobi kantor.

Pintu Lift terbuka tepat berada di lantai yang terdapat Lobi kantor, Alunan keluar dengan sedikit tergesah-gesah dan Aulin yang masih setia menikuti Alunan dari belakang.

Alunan menyusuri beberapa bagaian Lobi hingga sampai tepat dimana orang yang akan di temuinya berada, sudah terlihat oleh mata Alunan seorang Pria yang sedang menundukan kepalanya, jarak diantaranya masih terbilang jauh hingga sang Pria mendongak, melihat Alunan yang sedikit tergesah-gesah menghampirinya.

Pria itu berdiri dari duduknya dan berseru"Alunan di mana Sastra?"tanya Pria tersebut saat jaraknya dengan Alunan tak terlalu jauh.

Alunan yang sendari tadi berjalan tergesah-gesah namun saat mendengar seruan itu kakinya melemah, hingga jalanya begitu lambat, Sampai dimana dirinya berada tepat di depan Pria itu, Alunan menatapnya dengan tatapan tak berekspresi, hingga Pria itu berucap.

"Dimana Sastra Alunan"ucapnya lagi, tak ada jawaban dari Alunan, Aulin yang melihat interaksi keduanya bingung apa ini seru batinnya.

"Aulin, apa agenda gue hari ini"tanya Alunan

Aulin sedikit cengo dengan pertanyaan itu"Agenda anda hari ini, hanya merevisi berkas-berkas dan menandatangani beberapa dari berkasnya Miss"jelas Aulin.

Jika berada dalam situasi dimana Aulin akan menemani Alunan bertemu klein ataupun yang berhubunga dengan Perusahaan, dirinya akan menggunakan bahasa formal, tapi jika tidak ada orang luar Perusahaan dirinya akan mengunakan bahasa informal.

"Tunda buat 1 jam kedepan, gue ada urusan sama orang ini"ucap Alunan tanpa mengalihkan pandanganya

"Leo, lo mau tau Sastra dimana bukan, ayo ikut gue"Ujar Alunan melangkah menuju keluar Kantornya.

Pria itu adalah Leo, teman Sekolah Dasar Alunan dan tentunya juga Sastra, Leo adalah CEO dari DAISI GRUP yang diamana waktu itu pemutusan kontrak kerja sama perusahaan diwakilkan oleh sekretarisnya yaitu Galang, Alunan di buat bingung dengan Leo yang mencari Sastra, hingga Alunan putuskan untuk membawa Leo kemakam Sastra tanpa sepengetahuan sang empu.

Leo menuruti petunjuk arah yang Alunan katakan, kadang Leo berpikir bahwa Alunan mempermainkannya, namun kembali yakin, hingga dirinya dan Alunan tiba di TPU dimana Sastra di makamkan, Leo tak habis pikir dengan Alunan hingga dirinya tertawa hambar.

"Jangan main-main Alunan, gue serius nanya dimana Sastra"ucap Leo dengan penuh penekanan

"Gue gak main-main Leo"setelah mengatakannya Alunan beranjak masuk ke tempat pemakaman itu.

Leo mengikutinya, kini perasaannya gundah dengan kata-kata yang Alunan lontarkan, terbesit ketidak yakinan dengan ini semua.

Alunan berhenti tepat di makam Sastra, dirinya hanya menatap pandang lurus tanpa berkata apapun, Leo menatap nisan dari makam yang berada di depannya ini, dan sebuah keterkejutan bercampur sedih yang dia rasakan, fakta lama yang baru dirinya ketahui sekarang.

Leo terduduk di samping makam Sastra, memandang gundukan itu dengan raut sendunya"Kenapa gue baru tau sekarang"tanyanya kepada diri sendiri

"Sastra udah pergi duluan, dan gaada yang bilang sama gue"serunya lagi

Alunan tetap setia dengan posisinya tanpa adanya pergerakan, dirinya hanya diam mendengar ucapan demi ucapan yang Leo katakan.

Tak ada suara lagi dari Leo, dirinya hanya memandang sendu makam Sastra, dan lebih memilih bergulat dengan pikirannya sendiri.

"Kenapa tiba-tiba lo nyariin Sastra Leo"tanya Alunan membuka suara

"Kenapa lo baru tau sekarang, bahkan tadi gue kira lo lagi halusinasi"serunya lagi

"Setelah lulus SD gue pindah ke Taiwan dan lanjutin Sekolah disana, waktu Kuliah gue balik ke Indonesia dan ketemu seseorang yang buat gue cari Sastra demi dia, gue gatau kalo Sastra udah pergi duluan, dia udah berharap gue bawa Sastra di hadapan dia Alunan"jelas Leo

"Siapa orangnya Leo"tanya Alunan

"Lentera, Sahabat kecil Sastra, Lentera banyak cerita tentang Sastra kecil dan dia berharap bisa ketemu Sastra sekarang"

"Lentera berharap gue bisa bawa Sastra untuk nemuin dia, dan gue takut dia terluka karna ini"lanjut Leo dengan Nada lemahnya

Harapan Lentara menemui Sastra melewati perantara Leo pupus, Leo sudah tak tahu harus bagimana lagi, hingga dimana Alunan menyarankan untuk melakukan sesuatu hal, Leo harus jujur dengan apa yang ada, karna ditutupi serapat apapun semua akan terbongkar sejalan dengan waktu.

---



JANGAN LUPA YA FOLLOW IG KU:tentangkenanga_

bakalan bayak question dan kata kata lain-lainnya

Early Where stories live. Discover now