Early-36

2 0 0
                                    

happyreading
-
-
-
-

"Aulin. Waktu itu lo nunjukin gue poto cowok kan dan namanya itu Astereloin, dia siapa lo?"tanya Alunan.

Jam istirahat kini berlangsung, semua pegawai mengistirahatkan badan mereka, menambah stamina untuk menjalankan tugas yang akan datang lagi.

Alunan berada di ruangan Aulin, dia mamakan-makan siangnya di ruangan tempat Aulin berkerja, tak ada angin tak ada hujan Alunan menghampiri Aulin yang sedang fokus berkerja sembari membawa dua kotak nasi lengkap dengan pendamping ke ruangan Aulin.

Aulin mengunyah makanan yang baru saja di masukan ke mulutnya, dirasa sudah cukup mengunyah Aulin menelan makanannya yang bercitarasa sedap dan mantap itu.

"Maksud lo Air. Dia temen ibadah gue"jelas Aulin

"Maksudnya temen ibadah"bingung Alunan

"Gue satu gereja sama dia, jadi ya temen ibadah"

Alunan menganggukkan kepalanya mengerti"Kenapa lo gak sama dia aja"tawar Alunan

"Dia bukan tipe gue, kalo dia tipe gue udah gue embat dari lama"

"Dan gue juga yakin tipe dia bukan cewe modelan elo"timpal Alunan

Aulin memandang jengkel Alunan yang mengatakan hal fakta membuatnya tersudut.

Alunan hanya tertawa kecil melihat ekspresi sengit dari Aulin yang sedang menatapnya, dia malah berkelana dalam pikirannya yang kini tertuju pada momen pertemuannya dengan Air kemarin.

Flashback on.

Air menggela nafasnya berat"Gue gak bisa apa-apa"

"Iya lo emang gak bisa ngelakuin apa-apa"timpal Alunan

"Jadi jangan terlalu larut dalam kesedihan, mati itu tinggal nunggu giliran, Sastra udah duluan tinggal kita liat, lo dulu atau gue"lanjutnya

Air menatap Alunan ngeri, Santai sekali Alunan membicarakan itu pikirnya.

"Lo gak sedih?"tanya Air

Alunan mengfokuskan pandangannya ke arah kaca yang memperlihatkan padatnya jalanan saat itu.

"Mustahil gue gak sedih Air. Sedih gue berlarut-larut, bahkan sampai putus asa. Cuman Sastra yang gue punya dulu, gue sekarang beda sama yang dulu, nangis tiap malem bingung mikirin gimana hidup tanpa Sastra kedepannya, gak ada jalan hidup. Gue cuman diam dan nunggu apa yang bakal Tuhan lakuin lagi ke gue"

"Tanpa adanya usaha buat bikin Tuhan merubah apa yang akan terjadi, bukan dengan tindakan. Melainkan doa"lanjut Alunan.

Alunan mengalih fokuskan matanya, mengarahkan pandangannya kepada Air yang tengah menunduk.

"Lo bisa Air, Sastra bener, dia bukan pelengkap di cerita lo, ada orang yang bakalan ngisi tempat itu dan pasti dia bukan sahabat gue. Gue pamit Air, gue udah telat, gue harap lo bisa temuin pelengkap cerita lo, dan lo harus ikhlasin Sastra"seru Alunan berdiri dari duduknya, mengambil tas selempang dan hendak melangkah.

Early Where stories live. Discover now