Early-14

12 2 0
                                    

happyreading
-
-
-
-

Alunan keluar dari toko perlengkapan alat untuk melukis, dirinya ada sebuah janji hari ini, karna bingung untuk memberi hadiah apa jadilah Alunan membeli peralatan melukis, dirinya juga tidak tau mengapa tapi karna mengingat Almarhumah sang Sahabat yang suka melukis, maka dirinya membeli ini sebagai hadiah.

Pertemuanya kali ini di sebuah Taman yang dahulu sering ia kunjungi dengan Sastra, setelah sekian lama tidak menginjakkan kaki di taman itu dan hari ini dirinya kembali dengan orang yang sama namun tidak berdua seperti dahulu, hanya kenangan yang dirinya bawa.

Alunan melangkahkan kakinya mendekati taman hingga kaki itu menyentuh tanah yang tertutup rumput, banyak yang berubah dari taman ini tapi rasa dan suasananya masih sama, Alunan rindu saat-saat seperti ini.

Dirinya melangkah menghampiri orang yang terlihat dalam penglihatannya, Alunan akan bertemu Biru di taman ini, dan itu Biru dengan anak perempuan yang sedang gembira bermain di sampingnya.

Biru tak mengalihkan pandanganya dari gadis kecil itu, senantiasa mengamatinya takut akan terjadi apa-apa.

"Biru, udah dari tadi ya"seru Alunan

Biru menoleh memandang Alunan dengan senyum"Enggak juga, duduk sini Kak"ujar Biru sembari menepuk bangku yang memiliki ruang kosong di sebelahnya.

Alunan mendudukinya, matanya tak mengalihkan pandangan dari gadis kecil yang hanyut dalam dunianya sendiri.

Tatapan sendu Alunan di tambah dengan senyuman lembutnya, masih tidak menyangka melihat gadis di depannya ini, bagai mimpi namun ini nyata.

"Kemangi kesini sebentar deh"seru Biru

Seruan Biru membuat gadis yang merasa namanya terpanggil pun menoleh, menatap Kakak Laki-laki nya dan seorang Wanita yang tak di kenalnya sedang tersenyum hangat.

Gadis kecil dengan nama Kemangi pun berjalan menghampiri sang Kakak dengan riang dan senyum yang tercetak jelas di raut wajahnya.

"Kenapa panggil Kemangi Kakak"ucap Gadis kecil itu

"Mangi gak mau kenalan sama Kakak cantik ini"ujar Biru sembari menunjuk Alunan.

Kemangi menoleh menatap Alunan yang juga sedang menatapnya, Kemangi tersenyum hangat dan mendekat ke arah Alunan.

"Halo Kakak cantik ini Kemangi"serunya dengan begitu ceria

Alunan mentapnya sendu, matanya hampir mengeluarkan air, dengan sekuatnya Alunan menahan agar air matanya tak keluar, memasang raut muka yang begitu ceria.

"Jadi anak cantik ini namanya Kemangi, Kemangi cantik banget sih, Kemangi cantik ini Kakak Alunan"Ucap Alunan sembari menunjuk dirinya sendiri.

Kemangi tertawa geli mendengar nada bicara Alunan yang sama sepertinya, sebaliknya dengan Alunan raut mukanya kembali sendu.

Kemangi sangat mirip dengan Sastranya, raut muka Kemangi bagai salinan Sastra, Sastra kecil yang sangat mirip dengan Kemangi sekarang, pembawaan Kemangi yang sama seperti Sastra selalu ceria dan menampilkan senyum manisnya.

Dalam benak Alunan apa anak kecil di depannya ini akan mengaduh nasib yang sama dengan Sahabatnya, fikiran negatif bersarang di kepalanya sekarang, dengan cepat diusir oleh Alunan dan kembali fokus dengan objek di depannya.

"Kemangi Kakak Alunan bawa hadiah loh, hadiahnya buat Kemangi"cerita Alunan

Mendengar seruan Alunan, Kemangi excited dengan raut wajah cerah"Hadiah untuk Kemangi"pastikannya lagi sembari menujuk dirinya sendiri, yang di balas
anggukan oleh Alunan.

"Ini buat Kemangi cantik, semoga suka ya anak cantik"Ucap Alunan sembari mengarahkan Paper bag berukuran sedang ke arah Kemangi.

Kemangi menerimanya dengan rasa bahagia, membuka perlahan Paper bag yang sudah berada dalam genggamannya, peralatan melukis lengkap berada dalam bingkisan itu, raut bahagia Kemangi tak bisa terbendung, mendambakan barang yang sekarang sudah berada dalam jangkauannya, sanggat mengejutkan.

"Terimakasih Kakak Alunan, Mangi suka banget"Serunya dengan begitu antusias

Alunan tak bisa menghilangkan tatapan sendunya kala melihat Kemangi, bagai melihat jiwa Sastra dalam raga yang berbeda namun rupa yang sama, melihat begitu indahnya kebahagiaan Kemangi yang tercetak jelas dan sama seperti Sastra, membuatnya bahagia dan sedih secara bersamaan.

Kini Alunan tengah memandangi Kemangi yang asik dengan kuas dan catnya yang terus bergerak di atas kanvas tanpa terganggu oleh keramaian yang berada di sekitarnya.

"Kakak Alunan sedih ya, liat Mangi mirip Kakak Atra"celetuk gadis kecil itu

"Banyak orang yang ketemu Mangi mukanya kaya mau nangis, kata Kakak Keilan itu karna Mangi mirip Kakak Atra"lanjutnya lagi tanpa menghentikan kegiatanya

"Kakak Atra jahat ya, kenapa semua nangis kalo liat Mangi yang mirip Kakak Atra?"Tanyanya menengok ke arah Alunan

"Kata siapa Kakak Atra jahat hem, Kakak Atra itu orang yang paling baik.. di dunia, Kakak Atra sayang sama semua orang"jawab Alunan

"Tapi kenapa mereka nangis kalo liat muka Mangi"

"Karna mereka sedih Kakak Atra udah enggak di dunia lagi, mereka kehilangan Kakak Atra"Seru Alunan

"Mangi mau jadi Kakak Atra biar mereka gak kehilangan lagi, biar mereka gak sedih lagi kan"ujar Kemangi

"Kemangi dengerin Kakak ya, jangan pernah jadi Kakak Atra, Mangi harus jadi diri sendiri, Mangi gak boleh maksain diri Mangi sendiri buat jadi Kakak Atra, Kakak Atra pasti mau Mangi jadi diri sendiri bukan orang lain, Mangi ngerti kan"jelas Alunan yang di jawab anggukan patuh dari Kemangi.

Kemangi calanula haurin adik perempuan Sastra yang lahir pada tahun dimana Sastra tiada. Saat kepergian Sastra di awal Tahun, Kemangi hadir di Akhir Tahun itu dan menjadi penutup kesedihan, namun kesedihan atas kepergian Sastra masih tersimpan dan menetap, Kemangi hadir untuk mengobati, tapi luka akan membekas kala sembuh, Kemangi hanya membuat lukanya sembuh tapi tidak menghilangkan bekasnya.

---

Early Where stories live. Discover now