Early-4

20 3 0
                                    

happyreading
-
-
-
-

"Alunan, buku Novel yang lo tulis udah siap buat di pasarin, mau langsung di terbitiin atau lo mau liat dulu?"Tanya Aulin

Alunan mendengak menatap Aulin yang berdiri di depan mejanya"Novel yang mana?"tanyanya balik

Aulin menghela nafas pendek "Hening, yang judulnya Hening untuk cetakan pertama udah siap, mau langsung launcing?"

"Emm boleh, gue mau versi buku satu, waktu launcing harus bareng sama upload You-tube gue tentang buku itu"

"Okey, nanti gue bilang sama penerbitnya, kapan mereka mau nerbitin, cuman itu doang gue keluar bay"jawab Aulin yang sudah melangkahkan kakinya keluar ruangan Alunan.

Alunan si penulis yang sudah banyak menerbitkan buku buku yang ia tulis dengan tangannya, kali ini yang di terbitkan adalah Hening, kisah dimana anak perempuan broken home yang sangat kekurangan kasih sayang orang tuanya.

Sebelum dirinya yang merasakan jalan hidup yang tak di harapkan, sang Kakak lelaki yang terlebih dahulu merasakan imbas apa yang di buat oleh orang tuanya, tekanan yang di buat oleh orang tuanya sendiri membuat Kakak lelakinya merenggut nyawa akibat depresi dan penyakit yang di idap.

Hidupnya di penuhi hening, remang dan tak berdesis, hitam adalah warna hidupnya, luka yang tak bisa di sembuhkan, redaman tangis yang mengiringi jalannya.

Hidupnya tak semanis dahulu, kini tawa yang tercipta tak serenyah dulu, tangis yang dahulu karna ingin bermanja, kini berubah menjadi tangis penuh luka, kehilangan yang mengisi hari-harinya bagai sudah terbiasa, datang membawa sekejap tawa dan meninggalkan beribu luka yang sialnya membekas di dada.

-
-
-

"Aku mau nanya"seru Alunan terhadap seorang yang yang berada di dekatnya

Orang itu menoleh, menghentikan kegiatannya sejenak menoleh ke arah Alunan yang sedang menatap ke arah depan.

"Apa kebahagiaan seseorang yang selalu memendam rasa luka?"tanya Alunan terhadap orang tersebut dengan menoleh menatap orang yang berada di sampingnya, yang di tatap menyambut dengan raut wajah damai dengan senyum yang nyaman.

"Kebahagian seseorang yang selalu memendam luka adalah saat orang lain menganggap orang tersebut memiliki hidup yang bahagia hingga orang lain ingin menjadi dirinya"jawab orang tersebut yang tadinya memandang Alunan kini memandang ke lain arah.

"Dengan begitu dia mengetahui bahwa selama ini usahanya untuk mengelabui dunia dengan senyuman berhasil"lanjutnya lagi dengan memandang sayu Alunan

"Tapi kenapa mereka lebih memilih memendam rasa luka, kenapa harus di simpan itu kan luka"ucap Alunan

"Tak semua orang memiliki cara yang sama untuk mengutarakan luka, bahkan begitu banyak manusia yang lebih memilih memendam lukanya, karna menurutnya itu akan lebih baik bagi dunia"jawab seorang itu

"Aku heran sama orang orang yang seperti itu"

Mendengar penyeturuan Alunan, orang itu masih setia dengan senyumnya tanpa ada rasa marah ataupun jengkel dengan Alunan.

"Kamu tau orang yang paling hebat adalah orang yang bisa menghargai keputusan orang lain entah apapun itu"

"Karna semua manusia hanya butuh di mengerti, saat kamu menghargai seseorang di saat ribuan manusia tidak menghargainya, kamu akan menjadi hero untuk orang tersebut, jadilah begitu aku akan sangat menyukainya"lanjutnya lagi sembari menatap Alunan sekejap dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

"ALEEZA ALUNAN DERA!!"teriak Aulin di depan Alunan

"Astaga, lo ngapain sih teriak-teriak, ga jelas banget"jengkel Alunan sembari mengusap telinganya

"Lo yang Ngapain, di panggil-panggil bukanya nyaut malah asik ngelamun, kesambet mau bilang apa lo"

Alunan memutar bola matanya malas"Ck kenapa lagi hem, kenapa lo masuk keruangan gue lagi?"

"Nih buku lo, udah dateng mereka bilang kemungkinan 4 hari lagi tu buku terbit, pulang dari kantor lo bikin Vidio biar ga mepet banget waktunya"seru Aulin sembari menyerahkan sebuh buku Novel dengan cover yang berwarna hitam dan paduan putih yang memukau.

Alunan melihat buku tersebut menggapainya, memperhatikan ditel dari buku tulisanya.
Dengan bagian depan buku yang bertulis judulnya yaitu Hening di bawah sendiri terdapat nama penerbitnya, bagian belakang terdapat tulisan,

Penulis.

Aleeza Alunan dera

&

AM.S

Di padukan dengan gambar sampul yang memikat, bukunya terlihat sederhana namun berkesan, sampai sekarang dia tak pernah yakin bahwa dirinya yang terah menulis Novel-Novel yang sudah banyak di pasaran, seorang Penulis bukalah cita-citanya, itu hanya kegemarannya berimajinasi dan dituangkan dengan bentuk tulisan yang bisa di baca orang orang.

"Oke, gue buat Vidionya, thanks Au"seru alunan

"Sudah menjadi tugas saya Mis, saya undur diri dan trimakasih"Aulin dengan gaya formalnya

Alunan menatapnya cengo, ada apa dengan Aulin apakah gejala yang dia idap kumat, gejala tersebut adalah ketika dia kumat menjadi gila stres dan mental brek dwon, lihatlah gayanya sekarang, seperti bukan Aulin, bahkan saat mereka pertama kali bertemu Aulin adalah sesosok manusia dengan pembawaan prek prekan, banyak tingkah, banyak omong, banyak gaya, segala sikap yang galak judes dan lain-lain ada di seorang Aulin.

Bukan berarti dia akan sombong dan angkuh, Aulin si ramah bahkan sangat ramah dia di kenal karna keramahannya dan pembawaannya yang selalu happy dan banyak tingkah, itu adalah poin plus dalam dirinya, berbeda dengan Alunan, Alunan si malas bergaul, pendiam, tapi saat bersama orang yang menurut dia cocok sifat pendiamnya sirna seketika, di ganti dengan keramahan dan kericuhan nya, walaupun tak begitu terlihat.

Sangat berbeda antara mereka, tapi dua orang tersebut masih menjalani hubungan dengan baik sekali, terkadang saat orang sedang terkena masalah dengan sahabatnya dan berakhir perpecahan yang pasti akan di landaskan dengan ketidak samaan atau tidak satu frekuensi itu bukan faktor utama, saat mereka mempunyai sisi yang berbeda namun saling mengerti, kejalinan hubungan mereka akan baik baik saja, tapi kalau mereka tak saling mengerti sampai kapanpun, hubungan yang spesial tak kan pernah terjalin.

---

Early Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang