(26)

549 76 36
                                    

Napas Sean semakin memburuh kala melihat cairan berwarna merah di sudut kepala Sky mengalir perlahan. "Jauhin kaki busuk lo itu dari saudara gue! Jangan pancing gue lebih jauh lagi, Sialan!" Suara dingin Sean menyeruak ke segala arah dan matanya tak lepas dari dia yang berani menendang Sky sampai kepalanya berdarah.

Dia yang memegang satu pemukul besi itu pun tertawa mendengar ancaman Sean yang dia pikir hanya gertakan saja, dia pun mendekat ke arah Sean dan berujar, "Terus, lo mau apa?" ujarnya sambil memukul Sean dibagian pipi kirinya.

Tongkat besi yang berada di tangan kirinya dia julurkan ke belakang di mana Bimo berdiri. "Pegang, gue mau ngasih yang satu ini pelajaran dulu!" ucapnya dan tongkat itu diterima oleh Bimo dengan tertawa.

Bimo dengan dua orang lainnya yang mendapat tugas memegang tongkat besi yang sama pun saling bertatapan dan menganggukkan kepala. Mereka bertiga berjalan ke arah motor Sean dan memukul motor Sean dengan kesenangan yang tiada tara. Suara pemukul besi beradu dengan body motor Sean itu menjadi daya tarik tersendiri untuk mereka sama-sama tertawa.

Kelakuan mereka itu sudah diluar batas dan Sean tidak bisa membiarkan itu. Sean mengeratan kedua tangannya yang ditahan dan menunggu orang yang berada di hadapannya itu menyiapkan pukulan. Setelah pukulannya dia arahkan pada Sean, Sena menunduk segera dengan kedua tangannya dia tarik ke bawah. Alhasil, pukulan itu mengenai salah satu temannya yang memegang tangan kanan Sean. Karena kesakitan, tentu kekuatannya menjadi terganggu dan membuat pegangan di tangannya sedikit mengendur. Sean memanfaatkan keadaan dan menarik lengannya kuat agar terlepas dari cengkraman.

Ketika dia kembali berhasil, Sean meninju orang di tangan kirinya dengan keras. Tangan kanannya tentu lebih kuat dari tangan kirinya, jadi serangannya kali ini tidak selemah yang pertama. Meskipun Sean dihadapankan dengan tiga orang sekaligus. Sean pun segera berdiri sebelum dia yang berada di depannya menyerangnya lagi. Memusatkan serangan pada kakinya mungkin adalah cara terbaik karena mereka bertiga kuat untuk Sean lawan hanya dengan mengandalkan pukulan. Bahkan, luka benturan pada kedua lututnya sama sekali tak Sean hiraukan.

Ringisan kambali terdengar dari mulut Sky yang mendapat pukulan pada luka di jidatnya karena Sky yang tadinya hendak melawan. Dengan itu mata Sean kembali membulat dan amarahnya mengkilat oleh perbuatan tanpa perasaan yang mereka lakukan kepada Sky. Namun, apalah daya, Sean tidak bisa apa-apa selain menyaksikannya saja. Karena dia harus menyelesaikan yang tiga ini dulu untuk bisa menyelamatkan Sky di kemudian.

Ringisan Sky perlahan berubah menjadi sebuah tangisan. Sakit teramat sakit yang dia rasakan pada lukanya yang semakin memburuk. Ini yang paling menyakitkan yang pernah Sky rasakan. Bukan lukanya saja, tapi juga dengan tangannya yang tidak bisa digerakkan hanya sekedar untuk membalas pukulan. Tangannya itu terlalu lemah, untuk sekedar menahan bobot tubuhnya saja dia tidak bisa dan mengharuskan tubuhnya tergeletak di jalanan begitu saja.

"Oiii, lo nangis?" tanya dia yang memukul Sky sambil menarik kasar kepala Sky yang menunduk ke jalanan.

"Yang benar aja, lo laki, 'kan?" ketusnya dan mendorong kepala Sky kasar sampai kembali menyentuh jalanan.

Tangis Sky semakin terdengar miris. Sky menjadi merutuk dalam hatinya karena kecelakaan beberapa tahun lalu yang mengharuskan fisiknya lemah. Menggerakkan tubuhnya saja dia tidak bisa. Padahal di sana Sean bertarung habis-habisan dan di sini dia justru hanya bisa menangis sampai mengeluarkan suara ringisan. Sky ingin menghentikan tangisnya, sangat ingin, tapi seiring sakit di tubuhnya bertambah akibat pukulan, tangisnya malah semakin terdengar menyedihkan.

"Jangan pukul Sky lagi! Gue mohon!" teriak Sean menunduk di tempatnya memohon agar Sky terlepas dari pukulan itu.

Sky sampai menangis, itu pasti sangat menyakitkan baginya dan itu mengganggu Sean dalam perkelahiannya. Mungkin dengan memohon seperti ini mereka mau melepaskan Sky dan menjadikan Sean pelampiasan amarah mereka yang Sean belum tahu sedikit pun apa masalahnya. Sekejam ini mereka semua kepada Sky, itu tidak bisa disimpulkan sebagai penindasan karena keistimewaan Sky saja. Pasti ada dendam tersembunyi dibalik semuanya.

Sea (n) Sky [End✅]Where stories live. Discover now