Prolog

39.3K 2.4K 93
                                    

"Sumpah, gue kasian banget sama Lilian. Ya gue tau kematiannya bakalan jadi alasan kemunculan si pemeran utama, tapi ya masa harus terbunuh sama dua male lead sekaligus?!"

"Mana mereka sering tidur bareng, bahkan udah fix jadi kang nginep. Bukannya balas budi, eh malah nusuk dari belakang."

"Keselnya lagi, setelah Lilian mati si Leo malah ambil alih hak waris Lilian di keluarga Emanuel. Ya gue tau dia cuma pengen balas dendam aja ke keluarga Emanuel karena udah buat keluarganya sengsara dulu. Tapi ya gak bunuh si Lilian juga kali, masa cewek gak bersalah jadi korban."

Kathryn Sandjaya atau lebih akrab dipanggil Kath memandang ketiga temannya yang tengah beradu pendapat mengenai chapter terbaru novel berjudul Secret Dark yang tengah tenar di salah satu situs baca novel online tanpa minat sama sekali. Dia sebenarnya tidak tergiur memperdebatkan nasib tokoh sampingan bernama Lilian yang dianggap teman-temannya sebagai tokoh paling ngenes di Secret Dark--- terlebih karena dirinya yang paling menunggu kehadiran pemeran utama  wanita. Kath menganggap kematian Lilian adalah batu loncatan agar pemeran utama dapat menampakkan diri dan pesona kepada kedua male lead di cerita ini.

Kath kembali menatap tabletnya dan mulai membaca chapter yang tengah menjadi bahan pembicaraan teman-temannya. Matanya memandang ke satu kalimat yang sukses membuatnya mengeryitkan dahi.

"Serahkan seluruh ragamu padaku, tenggelamlah dalam api dosa ini bersamaku." Tepat dikala Leo berkata demikian, Sean menusuk Lilian dari belakang menggunakan sebilah pisau yang sebelumnya telah mereka simpan di bawah ranjang tempat biasanya mereka tiduri.

"Lo kenapa? Kok lagaknya kayak emak gue pas gak dikasih jatah uang belanja?"

Amelia menatap Kath dengan wajah kebingungan, diikuti dengan Anna dan juga Sintya.

"Kalau ada masalah cerita, jangan dipendem."

Kath menggelengkan kepalanya dengan masih mengeryitkan dahi. Telunjuknya menunjuk satu paragraf dalam chapter terbaru Secret Dark yang menurutnya sedikit janggal.

"Gue rasa, ucapan Leo seperti mengisyaratkan kalau dia menginginkan Lilian. Tapi di satu sisi, kenyataannya Lilian mati di tangannya," ungkap Kath.

"Di tangan Sean maksud lo? Kan dia yang pegang pisau," Amelia membalas perkataan Kath diikuti kedua temannya yang mengangguk.

Kath menyunggingkan senyumannya dengan raut wajah penuh kekesalan.

Punya teman yang kelewat cerdas memang tidak baik untuk kesehatan jiwa, pikirnya.

"Mereka kan udah kerja sama untuk lenyapin Lilian. Otomatis si Leo juga otak di balik kematian Lilian." Sintya yang paling menentang kematian Lilian dari mereka semua akhirnya buka suara, sontak saja Kath langsung menatap Sintya penuh kagum karena telah mengungkapkan apa yang dia pikirkan sekarang.

Tetapi, Kath tidak menyangka--- setelah penuturan Sintya, debat kembali di buka. Ketiga temannya lagi-lagi mempermasalahkan kematian Lilian di novel Secret Dark.

Kath menggelengkan kepalanya jengah, jika dia masih berlama-lama di sini, nanti akhirnya dia akan berpihak pada teman-temannya. Padahal dia sendiri sudah menunggu Leo dan Sean bertindak untuk membunuh Lilian agar sang pemeran wanita datang untuk menuntut balas atas kematian Lilian.

Maka dari itu, Kath memasukkan tabletnya dalam tas dan meletakkan beberapa lembar uang di atas meja untuk membayar minuman dan makanan yang dia nikmati sebelumnya.

"Gue pulang duluan ya," ucapnya yang dibalas dengan anggukan oleh ketiga temannya.

Kath berdecih setelah melihat balasan teman-temannya.

Trappedحيث تعيش القصص. اكتشف الآن