Chapter 2

20.2K 1.9K 44
                                    

Saat Sean sedang menikmati bibir Kath secara sepihak, suara dering ponsel terdengar. Hal ini sontak membuat Sean menghentikan kegiatannya--- yang membuat Kath ingin sekali sujud syukur sekarang.

Jika kegiatan ini terus dilanjutkan Kath yakin pasti akan terjadi sesuatu yang paling tidak dia inginkan.

Cukup pikirannya yang tidak suci, Kath tidak ingin tubuhnya ikut tidak suci pula.

Ya walaupun, secara harfiah tubuh Lilian sudah sering di 'pake' oleh Sean maupun Leo tetapi kenyataannya yang ada dalam tubuh ini sekarang kan adalah Kath yang notabenenya menganggap bahwa hal yang berbau intim adalah tindakan yang sangat tidak lumrah terjadi.

"Shit, kalau lo nelpon gue cuma mau kasih tau hal yang gak penting. Gue pecat lo!"

Kath terlonjak kaget, dia bahkan tidak sadar bahwa Sean sudah menjauh dari tubuhnya dan tengah duduk di kursi bar yang sebelumnya pria itu duduki.

"Kenapa gak bilang sebelumnya, Bangsat?"

Setelah mengatakan kalimat tersebut dengan keras, Sean segera memakai jasnya dan sibuk merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan akibat kegiatan yang mereka lalui barusan.

Kath hanya bisa ternganga melihat sifat Sean yang berubah seratus delapan puluh derajat. Kini Kath tidak lagi melihat sifat Sean yang biasanya manja terhadap Lilian.

Dan tentu saja Kath mengetahui alasannya, dia tanpa sengaja berhasil membangkitkan sifat sadis Sean yang jarang kelihatan di novel.

"Kak, lo ikut gue sekarang!" perintah Sean yang membuat Kath yang masih berbaring di atas sofa tak khayal bangkit dan melangkah menuju Sean.

"Gak bisa, gue sibuk." Ucapnya yang langsung dihadiahi tatapan keji dari Sean.

Seketika karena hal tersebut Kath merinding.

Sean menghela nafas frustasi, "Lo sebenarnya kesambet apa sih kak?"

Seharusnya gue nanya, kenapa jiwa gue malah disambet sama ini tubuh, batin Kath.

"Gue... gue capek, pengen tidur." Kath memberikan alasan lain.

"Lo bisa tidur di tempat gue."

Makin bahaya lah Bambang.

Kath melambaikan telapak tangannya tanda menolak, "Gak perlu, gue bisa istirahat di rumah gue sendiri."

"Kak, lo masih hutang penjelasan mengenai permintaan lo yang gak masuk akal tadi." Sean seperti berusaha menahan diri dengan melembutkan nada suaranya, walaupun begitu Kath masih saja tetap ketakutan akan aura intimidasi yang menguar dari diri Sean.

"Dan gue butuh jawaban dari lo secepatnya."

Kath kembali terlonjak kaget karena Sean yang sekali lagi menggendong tubuhnya. Tujuan mereka bukanlah ke arah sofa namun ke arah luar rumah di mana mobil berwarna hitam legam dengan merek ternama terparkir di depan pintu rumah Lilian.

Kath dimasukkan dengan paksa ke dalam mobil dan didudukkan di kursi penumpang depan, sedangkan Sean dengan gerakan tergesa-gesa juga masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku pengemudi.

Kath yang belum siap dengan situasi ini dan juga tidak tau harus berbuat apa hanya bisa menatap Sean dengan ekspresi kebingungan. Mau kabur emang dia harus kabur kemana? Apalagi kini Sean sudah menghidupkan mesin mobil dan mulai menjalankannya.

Jika Kath nekat keluar dari mobil yang ada bukannya selamat malah Kath menjemput maut di awal tahun.

Kalau si artis viral kan menjemput 'rezeki' di awal tahun.

Kath memukul pelan dahinya, dalam keadaan seperti ini sempat-sempatnya Kath kepikiran gibahin orang.

"Sebenarnya lo mau bawa gue kemana?" tanya Kath kepada Sean, terlebih dia hanya memakai piyama satin berwarna putih dan berlengan pendek pula--- pakaian yang sangat tidak cocok sekali dipakai untuk keluar rumah.

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang