Chapter 24

4.6K 579 16
                                    

Lilian mengigit bibir bawahnya ketika Bara tengah menjahit lukanya tanpa menggunakan anastesi sama sekali.

Hampir saja dia berteriak ketika Bara dengan sengaja menusuk lebih dalam daging yang terbuka itu hingga membuatnya harus menahan diri agar tidak berteriak dan menyebabkan Leo dan Sean yang berada di luar kamar menyadari akan tingkah psiko yang sedang dilakukan oleh pria itu.

Sejak dahulu, Bara memang menyukai di saat Lilian terluka. Katanya, dengan terluka Lilian akan mengeluarkan banyak darah yang disukai olehnya.

Bagi Bara, darah Lilian bagaikan mawar dan tubuh Lilian bagaikan duri.

Ketika dua hal tersebut terlihat oleh kedua matanya, hanya ada keindahan yang tidak dapat tergantikan oleh apapun.

Bahkan ketika dia banyak membunuh banyak orang, menusuk mereka serta merobek daging mereka. Bukannya kelihatan indah, malah mereka terlihat seperti daging busuk menjijikan.

"Sudah selesai." 

Lilian pada akhirnya tidak lagi menahan erangan--- walaupun memang masih terasa sakit.

Sontak saja setelah itu, dia menatap tajam ke arah Bara.

"Kenapa malah Dokter psiko macam lo yang harus datang kemari?" cecarnya sembari berusaha tidak kelepasan berteriak.

Bara mengedikkan kedua bahunya kemudian menyeringai lebar.

"Gue udah lama gak lihat lo berdarah kayak gini. Jadi ya... Siapa yang gak mau melepaskan momen langka seperti ini?" perlahan Bara mengelus paha Lilian yang memang terbuka karena kemeja Leo yang sekarang perempuan itu kenakan, kemudian turun dan kembali menyentuh luka Lilian yang sudah selesai dijahit. "Pada pertemuan pertama kita, di saat tubuh lo penuh dengan darah dan pandangan lo yang seolah ingin meminta pertolongan itu."

Bara terkekeh menyeramkan, kini pria itu malah memeluk tubuhnya sendiri, "Ahh, untuk pertama kalinya gue merasa tertarik dengan manusia. Rasanya pengen banget gue peluk tubuh lo sampai remuk saat itu."

Lilian menghela nafas panjangnya. Lantas kemudian dia membantingkan tubuhnya dengan pelan ke atas tempat tidur.

Seolah perempuan itu sudah terbiasa dengan kelainan Bara yang luar biasa.

Bara sendiri menyusul dengan berbaring di samping Lilian. Pria itu memposisikan wajahnya menatap Lilian yang tengah memandang langit-langit kamar.

"Sebelum gue mati, lo gak boleh mati. Lo harus terus jadi hiburan gue, ngerti?"

Lilian menoleh, menatap Bara.

"Kalau Leo dan Sean tau kita sedang seperti ini sekarang. Gue yakin kita bakalan mati bareng hari ini," ucapnya.

Bara terbahak kecil, "Sebelum itu terjadi, gue pastikan mereka duluan yang bakalan mati."

Tangan pria itu tergerak menyentuh ujung helai rambut Lilian kemudian mengelusnya, "Lo tau mereka berbahaya, tapi kenapa lo masih mau dekat sama mereka?"

Jangan kira Bara diam saja, bahkan sebelum dua orang itu menjalin hubungan dengan Lilian, Bara sudah menyelidiki asal usul mereka.

Leo Putra Abraham, pengusaha yang sedang naik daunnya di negara ini. Di balik itu semua, pria itu juga menjalani bisnis di dunia gelap serta sering berkecimpung dalam dunia berbau darah seperti Bara.

Lebih mendalam yang Bara ketahui, Leo termasuk satu-satunya keluarga Abraham yang tersisa, setelah semua anggota keluarganya dibasmi habis oleh Reandra Emanuel.

Kemudian, Sean Arofardo. Model papan atas yang sedang digandrungi oleh banyak orang sekarang ini. Wajah tampannya memang sangat menjual, ditambah dengan sikap polos yang sering ditampilkan kepada publik membuat Sean semakin banyak digemari. Namun dibalik itu, ketahuilah bahwa pria itu lebih ganas daripada serigala.

TrappedWhere stories live. Discover now