Chapter 8

14.1K 1.4K 10
                                    

Semenjak insiden pingsannya Kath sejak dua hari yang lalu. Hampir sebagian besar tindakan Leo pada dirinya berubah--- yang sialannya tidak menjurus ke arah kebaikan bagi Kath. Tentu saja karena itu Kath semakin parno, membayangkan apa jadinya dirinya kedepannya.

Apakah dia tidak akan mati?

Apakah dia akan diselamatkan oleh Leo?

Atau... Apakah Leo benar-benar jatuh cinta padanya?

Untuk yang terakhir Kath bisa menganggapnya sebagai angin lalu belaka. Lagipula mustahil sekali Leo mencintainya--- maksud Kath mencintai Lilian. Jadi, daripada hanyut dalam emosi sesat dari Leo, lebih baik Kath memikirkan cara agar dia bisa menjauh dari dua malaikat mautnya.

Nah, sekarang bagaimana caranya? Nyatanya, setelah Sean datang kemari, entah untuk terakhir kalinya, Kath merasa bahwa pengawasan di tempat ini semakin mengetat saja, terbukti dengan bertambahnya pelayan dan juga pengawal yang selalu stay di setiap sudut rumah.

Kemudian intensitas Leo berada di mansion ini juga semakin meningkat, ditambah pria itu hampir tiap hari selalu berada di dekatnya membuat Kath semakin risih karenanya.

"Kenapa harus di kamar tidur? Lo bisa kerja di ruang kerja kan kayak biasa?" celetuk Kath geram sembari matanya menatap sinis ke arah Leo yang ikut duduk di tempat tidur dengan posisi bersandar di sandaran. Sebuah tablet merek terkenal senantiasa berada di tangan Leo, menemani kesibukan pria itu yang katanya sedang 'kerja di rumah'.

"Lo bisa aja kabur kalau gue gak ada," timpal Leo

"Memang lo pernah lihat gue berencana kabur dari sini?"

Ayolah, logika Kath masih terjaga dengan baik hingga dia memilih untuk stay daripada keluar dari pagar mansion ini dan berakhir tersesat di hutan.

"Bisa aja lo bakalan kabur dan berusaha menyelamatkan dua saudara lo yang tengah terancam nyawanya."

Selepas Leo mengaitkan pembicaraan mereka dengan saudara Lilian, Kath tiba-tiba saja dilanda perasaan aneh.

Gadis itu yang tadinya semangat melawan Leo kini malah menundukkan kepalanya dalam.

Kath tidak tau apa yang dia rasakan dalam dirinya--- yang jelas perasaan aneh ini terus ada sejak Kath mengetahui nasib Gerald dan juga si tokoh utama wanita dalam Secret Dark yaitu Kritaka yang sedang dalam bahaya.

Leo yang sadar akan perubahan Kath jelas langsung mengalihkan fokusnya pada gadis yang sekarang tampak diam.

"Lo kenapa? Baper karena gue bicara fakta?"

Baiklah, katakan saja bahwa Kath baper karena Leo yang mulai membahas tentang saudara Lilian, lagipula dia juga tidak bisa begitu saja membiarkan Gerald dan Kritaka menjemput maut di tangan Leo ataupun Sean.

Tentu saja karena Kath masih mempunyai perasaan manusiawi sesama makhluk Tuhan yang berhak hidup.

"Gue mau turun ke bawah," ujar Kath dengan intonasi pelan hingga Leo sendiri tidak begitu jelas mendengar.

Kath yang hendak beranjak dari tempat tidur langsung dihentikan oleh Leo yang saat ini tengah menahan lengannya.

"Ngapain?"

Pandangan Kath tertuju pada lengannya yang ditahan oleh Leo kemudian beberapa detik setelahnya dia menatap Leo dengan tajam.

"Gue udah gak mood ngobrol sama manusia yang gak punya rasa simpati sedikit pun."

"Lo marah?" tanya Leo dengan raut wajah yang tampak tidak berdosa sedikit pun.

"Siapa yang gak marah kalau lo terus-terusan kasih gue tekanan kayak gini!" Kath menghentakkan lengannya lalu kembali berbicara sembari menunjuk ke arah jendela, "Gue masih waras untuk gak masuk ke hutan yang gue sendiri belum tau jalan yang bener untuk keluar. Jadi stop provokasi gue! Jangan sampe gue beneran kabur dari mansion sialan ini!" teriak Kath membalas.

Beberapa detik kemudian Kath mendadak tersentak sesaat setelah mendengar suara gemertak dari Leo. Raut wajah pria itu pun mendadak berubah seketika.

"Don't scream in front of me, Lilian Emanuel!'

Saat itu pula Kath sadar akan kelakuannya barusan.

Dia sudah berlebihan mengungkapkan emosinya dan hal tersebut tentunya tidak akan baik untuk Kath sendiri.

Walaupun suara Leo terdengar tidak keras, Kath sadar bahwa Leo tengah menahan amarah sekarang.

"Gue... Maksud gue, gue gak niat teriak tapi..."

Belum sempat Kath menyampaikan kalimat pembelaan, tubuhnya sudah terlebih dahulu direngkuh oleh Leo.

Tentu saja Kath kaget hingga dia tidak bisa berkata apapun.

Kini mereka hanya diam, sibuk dengan pemikiran masing-masing, hingga setelah beberapa lama waktu terlewati, Kath yang sudah mulai tenang akan situasi ini terlebih dahulu membuka suara.

"Gue minta... maaf." bisik Kath yang tentu saja didengar oleh Leo karena jarak mereka yang sangat dekat.

Sebenarnya Kath meminta maaf juga setengah niat mengingat dirinya tidak salah sepenuhnya. Dia berteriak seperti tadi juga karena terlampau emosi dengan keadaan yang tengah dialaminya tanpa tau pria yang tengah memeluknya sekarang tidak menyukai tindakannya.

Ya mana Kath tau Leo gak suka diteriaki, di novel juga gak ada tuh pemberitahuannya. Kalau Kath tau dia pasti tidak akan berteriak di depan pria itu.

Setelah meminta maaf, Kath tidak langsung menerima respon dari Leo, pria itu saat ini malah sibuk menyelusupkan wajah ke arah leher Kath dan juga sesekali menggesekkan hidungnya ke permukaan lehernya--- membuat Kath tanpa sadar bergedik karena geli.

"I'm done with this, gue gak bisa lama-lama marah sama lo."

Seriusan, sekarang Kath sukses tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Leo.

Ini Kath yang salah tanggap atau memang Kath yang kegeeran?

Mengapa Kath ngerasa kalau Leo sedang dalam mode mencari perhatian kepadanya?

Kath rasa ada sesuatu yang membentur kepala Leo sampai pria itu tiba-tiba jadi seperti ini.

"Leo?" Kath menepuk pelan punggung Leo untuk menyadarkan pria itu. Namun bukannya berhenti, Kath malah mendengar geraman pelan.

Leo mengeratkan pelukannya lalu berucap, "Seberapa jauh perubahan lo... Lo masih tetap jadi Lilian yang gue kenal."

Kath mengeryitkan dahi, "Hah?"

Bukannya menjelaskan, Leo malah terkekeh geli. "Setelah gue dapetin lo, gue cuma mau nyimpen lo baik-baik. Jadi wajar kalau gue terus menerus di dekat lo, jagain lo dan mastiin lo selalu ada di setiap detik yang gue lewatin."

Leo melepaskan rengkuhannya dan menatap Kath dengan bibir yang menyungging senyuman manis. Sontak saja hal tersebut membuat Kath hampir jatuh karena terlalu terpesona.

Baiklah, Kath masih tergolong perempuan biasa yang bisa khilaf kapanpun ketika melihat pria tampan.

Tidak terhitung rasanya Kath menahan diri agar tidak teriak kegirangan melihat ketampanan Leo. Pemicunya tentu saja karena Kath  mengedepankan keselamatan agar hidupnya damai tanpa teror kibaran bendera kematian Lilian.

"So... Biasakan diri lo dengan perilaku gue yang sekarang. Dengan begitu segalanya akan menjadi lebih baik."

Kath mengangguk pasrah, melawan pun tidak mungkin karena dia berada di pihak yang terpojok.

Kini, dalam hatinya Kath berdoa agar dirinya tidak goyah akan pesona maut yang sanggup mematikannya saat ini juga.

TBC

No edit ya kak, mohon tulis di komentar jika ada typo yang meresahkan 😫

TrappedWhere stories live. Discover now