Chapter 17

9K 761 34
                                    

BREAKING NEWS
Kecelakaan di depan cafe Indah Raya terjadi pada tanggal 31 Februari 20XX dini hari menyebabkan korban yang berinisial KS tidak sadarkan diri sampai sekarang. Diketahui sebuah mobil Pajero melaju kencang dari arah sisi mobil korban di saat korban sedang berada di dalam mobil yang sedang terparkir. Pengemudi Pajero sendiri hanya mendapatkan luka ringan dan sedang menjalani pemeriksaan di kantor polisi.

Tepat ketika pembacaan berita berakhir di salah satu televisi yang berada di ruang tunggu rumah sakit, pintu utama rumah sakit terbuka lebar yang mana masuk beberapa perawat dan juga seorang dokter yang tengah menangani perempuan dengan tubuh yang penuh luka dan memar di berbagai tempat.

Brankar didorong dengan cepat menuju ke IGD dengan sang dokter yang terus melakukan CPR di atas tubuh perempuan yang sudah tidak lagi berdaya.

"Darahnya terus saja keluar, Dok"

Merasa terpanggil dokter tersebut melihat ke arah darah yang berada di bagian samping tubuh pasiennya. Tampak di bagian sana yang sangat parah karena mendapat benturan yang paling banyak ketika kejadian berlangsung.

Wajah cantik di hadapannya sudah dipenuhi dengan darah. Tidak seperti biasanya, Bara sangat terpana akan darah tersebut.

Padahal sebelumnya Bara bisa menahan diri.

Perempuan ini.... Tidak akan Bara  biarkan dia mati semudah ini.

"Siapkan kantung darah, cocokkan dengan golongan darahnya."

Semua perawat yang berada di dekatnya mengangguk sembari melajukan dengan cepat tempat tidur roda agar pasien segera ditindaklanjuti dengan baik.

Sesampainya di IGD prosedur pemeriksaan pun berlangsung. Bara mengecek satu persatu luka dan juga memar yang ada pada tubuh perempuan ini sebelum berlanjut pada tahap selanjutnya yaitu operasi--- terlebih mengingat banyak sekali pecahan kaca yang menusuk dalam tubuh pasiennya.

Selagi dia melakukan pemeriksaan sembari memastikan pasien dalam keadaan hidup dengan cepat. Salah satu perawat yang dia suruh untuk mengambil beberapa kantung darah untuk keperluan operasi pun sudah bergerak--- sekedar informasi, sebelumnya dia sudah menyerahkan sampel darah untuk dapat di cek.

"Kita mulai," ucap Bara setelah melakukan pemeriksaan yang menandakan operasi segera berlangsung.

Tepat dikala dia mulai menggoreskan pisau bedahnya, pintu ruang operasi terbuka dan tampaklah perawat yang di suruh membawa kantong darah datang dengan tangan kosong.

"Dimana kantung darahnya?" tanya Bara sedikit berteriak karena geram.

Jika tidak ada suplai darah, besar kemungkinan operasi tidak dapat dilakukan, terlebih banyak sekali darah yang keluar dari beberapa luka yang terbuka hingga harus diambil tindakan penjahitan. Belum lagi dengan luka di dalam tubuh yang juga harus ditangani.

"Kantung darahnya habis, Dok."

"Bukannya beberapa jam yang lalu masih ada?"

"Persediaan kantung darah untuk golongan AB telah diambil oleh dokter Ridwan untuk pasien kecelakaan juga setengah jam yang lalu."

Shit!

"Pendonor rutin dengan golongan yang sama di rumah sakit tidak melakukan donor hari ini?"

Setidaknya satu kantong saja.

Perawat tersebut menggeleng dengan lemah, "Dikabarkan beliau sedang tidak enak badan hingga menunda jadwal donornya."

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang