Chapter 15

9.9K 851 1
                                    

Setelah dipikir dengan akal sehatnya Kath sadar bahwa dia baru saja bertemu pria yang tidak terdaftar sebagai tokoh dalam novel secret dark, baik itu peran utama, sampingan ataupun figuran.

Lebih membingungkan lagi, pria yang tengah menikmati bibirnya ini memanggilnya dengan nama asli.

Dipikir dengan akal sehatnya lagi, seharusnya Kath mengantisipasi diri dengan mendorong keras tubuh pria yang sedang mendekapnya sekarang layaknya seorang perempuan yang terkejut akan tindakan yang bisa dibilang pelecehan seksual. Namun sayangnya dia terlalu banyak berpikir dengan apa yang terjadi dan juga perihal nama aslinya disebut, membuat Kath tak khayal hanya mematung dengan masih melebarkan kedua matanya.

Hingga setelah beberapa menit berlalu barulah akal sehatnya muncul ke permukaan. Cepat-cepat Kath melakukan apa yang diperintahkan oleh logikanya.

Pria itu melepaskan ciumannya dan agak terdorong ke belakang. Walaupun begitu tetap saja tubuh Kath masih ada dalam dekapannya.

Jari Kath menunjuk dengan raut wajah ketakutan.

"Lo siapa? Kenapa lo kenal gue?" Kath menggelengkan keras kepalanya, pikirannya penuh dengan pertanyaan.

"Kenapa lo panggil gue Kath?" tanyanya sekali lagi yang memperjelas segala hal yang membuatnya bingung saat ini.

"Kath, are you oke?" pria itu menangkup wajah Kath. "Apa efek racunnya masuk ke otak kamu sampai kamu gak ingat nama kamu sendiri?"

Kath semakin dibuat kebingungan.

Di tengah kekalutannya tersebut, tiba-tiba saja pintu terbuka diiringi dengan masuknya seorang pria yang Kath kenali.

Secara cepat pula pria asing yang mengobrol dengannya langsung menjauhkan jarak dari Kath dan memilih berdiri di dekat peralatan medis yang berada di samping tempat tidurnya membuat Kath hanya bisa terkesiap.

Entah kenapa Kath merasa seperti hampir kepergok berselingkuh sekarang.

"Bagus kalau lo udah sadar."

Ucapan Sean yang barusan dia dengar sedikit menyinggung perasaan Kath. Pasalnya bukannya memberikan selamat kepadanya karena telah sadar, Sean malah dengan segera menggenggam kuat kedua lengan Kath seraya melayangkan aura intimidasi kepadanya.

"Gue mau lo sekarang kasih penjelasan ke Kritaka kalau gue gak bersalah atas hilangnya lo dan juga keracunan yang lo alami."

Baiklah, jangan salahkah Kath jika dia kini menghentakkan lengannya hingga genggaman Sean terlepas dan langsung menjitak kepala Sean. Dari awal kedatangan Sean yang tidak ada ramah-tamah sama sekali dia sudah ingin menyadarkan pria itu akan kesalahan yang diperbuatnya.

Tindakan Kath barusan tidak luput dari perhatian pria asing yang masih berada di dekatnya.

Kath bahkan baru menyadari bahwa pria tersebut memakai jas dokter.

"Anj... Udah berani lo ya?!" bentak Sean tidak terlalu keras, mengingat Sean pastinya tidak bisa melawan karena kini pria itu tengah berada di lingkungan orang-orang Emanuel.

Maka dari itu Kath berani memukul pria itu barusan.

"Seharusnya lo itu minta baik-baik bukannya maksa! Lagipula gue juga gak bakalan kasih tau ke Kritaka perbuatan bejat kalian selama ini.  Gue masih terlalu baik untuk gak ngehancurin karir lo dan juga Leo jika nanti publik tau kalian melakukan penculikan terhadap salah satu anggota keluarga Emanuel!"

Alasan dibalik perkataannya serta merta karena dia tidak bisa membenci Leo maupun Sean. Kath merasa bahwa jika dia membalas kesakitan yang dialaminya dengan membeberkan apa yang terjadi sebenarnya maka dia akan semakin sakit. Jadi untuk mengurangi itu semua biarkanlah segalanya yang dia alami menjadi rahasia.

Hingga kemudian saat Kath menyadari bahwa bukan hanya dirinya dan Sean berada di ruangan ini--- menandakan bahwa rahasia tersebut malah didengar oleh orang asing yang kini tersenyum simpul ke arahnya, Kath hanya bisa mematung dengan logikanya yang terus berteriak akan kebodohan yang baru saja dia lakukan.

Mengenai keadaan Sean setelah dia diberi kesadaran dengan ceramahan singkat Kath?

Pria itu berdecak geram karena kelakuan Kath yang memberitahu semua yang terjadi di antara mereka ketika seseorang masih ada di tempat ini.

Terlebih orang tersebut adalah rekan Kritaka sesama dokter di rumah sakit tempat Kath dirawat sekarang.

Kath yang tadinya menatap marah ke arah Sean kini malah menatap pria itu dengan harapan iba, seolah ingin meminta pertolongan.

Rasanya Kath ingin berlutut langsung dan meminta pengampunan akan perbuatannya barusan.

Seriusan, Kath tidak sengaja berniat memberitahukan pria asing itu akan apa yang tengah dialaminya.

Tetapi sayangnya nasi sudah jadi bubur.

Kini bertambah satu orang lagi yang mengetahui dalang di balik kasus penculikan terhadap Lilian selain dirinya, Leo dan juga Sean.

Pada akhirnya Kath beranjak dari tempat tidur dan melangkah menuju pria asing yang masih saja mempertahankan senyumannya.

"Dok, jangan anggap serius perkataan saya. Tadi itu saya hanya bercanda."

Bahkan anak kecil sekalipun tidak akan mempercayai ucapan pembelaan yang baru saja dia keluarkan.

Tanpa terduga setelah mendengarkan ucapan Kath, pria itu tertawa kecil sembari menepuk pelan bahu Kath.

"Saya rasa anda sudah sangat sehat sekarang hingga bisa memberikan candaan bernada serius."

Fix, ini dokter gak percaya dengan apa yang diucapkan Kath.

"Tenang saja, saya akan anggap hari ini di ruangan ini tidak terjadi apapun."

"Jadi saya harap anda tidak perlu khawatir," lanjutnya kemudian.

Pria tersebut lantas berbalik menatap Sean yang masih memasang raut wajah ketus.

"Sudah saatnya saya berpamitan, jika ada keluhan dari pasien mohon diberitahukan kepada perawat ataupun dokter yang berjaga," ucapnya yang pada akhirnya setelah itu langsung melangkah pergi keluar dari ruang inap Kath.

Tetapi sebelum sepenuhnya keluar dari ruangan ini Kath tiba-tiba saja berucap kepadanya.

"Setelah ini... Bisakah kita kembali bertemu?"

Mendengar pertanyaan darinya, pria itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Setelah itu lenyap dari pandangan Kath diiring dengan suara pintu tertutup.

"Lo kenal dengan dokter tadi?" tanya Sean yang setelah Kath sadari dia melupakan keberadaan pria yang satu ini.

Kath menggelengkan kepalanya lalu menghela nafasnya. Dia kembali menatap pintu ruangan ini yang sudah sepenuhnya tertutup.

"Yang gue tau, untuk saat ini dia adalah kunci utama agar gue bisa keluar dari dunia ini... Secepatnya," balas Kath dengan penuh percaya diri dan keyakinan.

Kath harus segera memecahkan misteri dalam kehidupannya sekarang sebelum sesuatu yang buruk terjadi dan dia yakin bahwa hanya pria asing yang merawatnya di rumah sakit inilah yang dapat membantunya.

Anggap saja dia tengah berfirasat dan semoga saja firasatnya tidak meleset dan berjalan seperti apa yang Kath harapkan.

TBC




TrappedWhere stories live. Discover now