Chapter 13

9.9K 977 5
                                    

Gadis kecil itu memundurkan langkahnya, tatapan ngeri dia layangkan ke arah tubuh manusia yang terkapar mengenaskan dengan luka tusukan di beberapa tempat.

Lantai yang kini dialiri oleh darah dari tubuh tidak bernyawa dihadapannya membuat gadis kecil itu tanpa sengaja terpeleset hingga terjatuh. Hingga tentu saja sukses mengotori gaun tidurnya yang berwarna putih bersih.

Kepalanya menggeleng beberapa kali, tidak percaya dengan apa yang tengah dilihatnya.

Tidak, katakan ini mimpi.

Tolong bangunkan dirinya segera jika ini mimpi.

Kepalanya yang menunduk perlahan tegak memandang satu orang lagi selain dirinya di sini.

"Dad, what did you do to mom?" tanya gadis kecil itu kepada pria yang tengah menggenggam pisau dapur--- tampak mengalir darah segar sang ibu yang baru saja terenggut nyawanya.

Tubuhnya bergetar, dia semakin ketakutan saat pria yang merupakan ayahnya sendiri menghampirinya.

"This is the result if you disobey my orders."

Pria itu siap menghunuskan pisau ke jantung anak perempuannya. Hampir saja jika seseorang wanita paruh baya tidak datang menghalanginya.

"Tuan, saya sarankan anda tidak membunuh nona muda."

Gerakan pisaunya terhenti, pria itu kini menatap asisten pribadinya.

"Alasan apa yang kau berikan sehingga aku tidak harus membunuh anak dari si pembangkang?"

Asistennya terlihat berpikir keras.

Sungguh dia sebenarnya tidak ingin ada korban lagi dari kebengisan tuannya. Apalagi mengingat kedekatannya pada istri sang tuan dan juga anak mereka.

"Di masa depan anak itu akan berguna."

Hanya itu kalimat yang terlintas di benaknya dan keluar dengan lugas dari mulutnya.

Setelah beberapa detik, suara tawa meledak memenuhi isi ruang keluarga. Hingga tanpa di duga pria yang menghunuskan pisau kepada gadis kecil lantas melemparkan senjatanya ke sembarang tempat.

"I can't predict the future. But hearing your words I'm sure she will be the same girl as me." dengan tangan yang berlumuran darah dia menyentuh dagu sang putri.

"Jadi persiapkan dirimu, follow what dad says and never argue jika kau tidak ingin berakhir seperti mommy."

Kath hanya bisa termangu melihat kejadian yang dia lihat sekarang. Dadanya tiba-tiba saja sesak dan rasa ingin menangis langsung timbul tanpa ada alasan yang jelas sama sekali.

Sebenarnya apa yang terjadi padanya, mengapa dia berakhir di tempat yang sangat menyeramkan ini?

Apakah dia tengah bermimpi sekarang?

Saat sibuk memikirkan hal yang menjadi tanda tanya di pikirannya, tanpa sadar dia telah berada di tempat lain. Bukan lagi di ruangan keluarga yang menjadi tempat pembunuhan itu terjadi melainkan di tengah hutan belantara.

Kath tentu saja kebingungan, belum lagi dia mencerna kejadian barusan dia malah dipindahkan ke tempat lain.

"Aunty... Help..."

Suara teriakan anak kecil membuyarkan fokus Kath. Sontak saja Kath mencari asal sumber suara tersebut dan begitu terkejutnya dirinya ketika melihat gadis kecil yang sama merintih sembari terduduk di atas tanah basah dengan luka lututnya yang menganga.

Wanita paruh baya yang dilihat Kath di ruangan keluarga beberapa saat yang lalu terlihat menghampiri gadis kecil itu.

"Jangan menangis Lilian."

Saat mendengar nama Lilian keluar dari mulut wanita paruh baya tersebut, Kath baru menyadari bahwa dia sedang melihat kenangan dari tubuh yang dia tumpangi ini--- yang tentu saja kenangan yang dia lihat tidak dijelaskan di novel Secret Dark.

"Aunty, Lilian takut... Lilian takut Daddy marah, Lilian takut Daddy akan melakukan hal yang sama like he did to mommy."

"Karena itu Lilian harus lari, jangan sampai Daddy menemukan Lilian."

Lilian kecil tampak ragu, namun setelah yakin dengan keputusannya, sambil menahan sakit dia bangkit.

Suara pijakan kaki terdengar dari kejauhan.

Kedua orang itu kini semakin ketakutan akan bahaya yang akan segera datang.

Wanita paruh baya yang kini memeluk Lilian untuk menenangkannya berpikir sesaat hingga setelah menemukan pilihannya dia terpaksa melepaskan pelukannya dari Lilian kecil.

"Dengarkan perkataan Aunty, Lilian harus lari, terus... dan jangan pernah melihat ke belakang," ucapnya.

"Terus aunty bagaimana?"

Air mata mengalir dari pelupuk matanya mendengar pertanyaan Lilian.

Tangannya yang kini telah dikotori oleh tanah mengelus pelan wajah Lilian, mengingat lebih jelas wajah yang nantinya tidak bisa dia lihat kembali setelah ini.

Oh Tuhan, sekali saja. Biarkan dia menyelamatkan satu nyawa.

Dosanya yang lalu memang tidak dapat tertebus begitu saja namun sekali ini biarkan dia pergi tanpa ada rasa penyesalan sama sekali.

"Aunty akan menyusul," mulutnya mengucapkan sebuah kebohongan untuk kesekian kalinya kembali kepada gadis kecil ini.

Suara langkah kaki semakin mendekat. Lantas dia langsung bersuara, memerintahkan Lilian untuk segera pergi.

"Lari Lilian! Jangan lihat ke belakang dan teruslah berlari! Jika kau menemukan jalan raya segera minta bantuan pada orang yang lewat di sana."

"Tap... tapi bagaimana dengan aunty?" tanya Lilian yang kini telah terisak.

"Dengarkan saja apa yang harus kau lakukan."

Lilian tersentak kaget, baru pertama kalinya wanita yang dia sayangi selain mommy nya membentaknya seperti ini.

Karena itulah, dengan ketakutan yang kini bertambah Lilian hanya bisa mengangguk.

Dia melakukan seperti yang diarahkan sang aunty yaitu berlari tanpa melihat ke belakang.

Hingga setelah beberapa saat berlalu langkahnya berhenti ketika suara letusan dari beberapa tembakan terdengar.

Untuk kali ini saja dia memutuskan berbalik badan ke belakang dan tanpa sadar memundurkan langkahnya ke belakang, menyebabkan dia berakhir terjatuh ke dalam jurang yang berada tepat di belakangnya.

Tubuhnya penuh lebam dan luka akibat berguling pada terjalnya jurang yang dipenuhi dengan rumput dan ranting-ranting tajam. Kesadarannya pun kian turut berkurang sampai pada akhirnya menghilang, namun sebelum itu dia sempat mendengar suara lembut seorang wanita memanggil dirinya disusul dengan pelukan hangat yang menyelimuti tubuhnya.

Hah, apakah dia sudah berada di surga?

Apakah dia tengah dijemput oleh ibundanya?

Lilian tidak dapat menebak apa yang terjadi kepada dirinya sekarang, yang jelas dia ingin menikmati sedikit waktu ini sebelum akhirnya dia akan membuka kedua matanya kembali.

TBC

No edit, jika ada typo mohon diingatkan 🤗🤗

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang