Chapter 16

8.8K 812 11
                                    

Sebagai Lilian dia benar-benar diistimewakan, segala keperluan selama berada di rumah sakit dipenuhi, selain itu keinginannya dari yang kecil sampai besar juga dipenuhi. Namun walaupun begitu, dari segala keistimewaan pasti ada pula kekurangan yang sering membuat Kath kesal bukan main.

Apalagi kalau bukan pengawasan yang hampir melampaui pengawasan presiden dan antek-anteknya yang tinggal di gedung putih. Di sini Kath tidak diperbolehkan keluar kamar inap bahkan untuk alasan hanya berjalan santai sekalipun. Ke kamar mandi harus ada seorang pengawal perempuan yang menemani sehingga Kath selama ini merasa privasinya tidak lagi ada harganya.

Sebenarnya Kath kagum, tapi lama kelamaan dia eneg dengan apa yang tengah dia alami.

Sungguh, Kath ingin segera pulang, dia ingin terbangun dari mimpi ini dan menjalankan hidupnya yang asli daripada harus menjalani kehidupan Lilian yang sangat menyulitkan dirinya yang terbiasa berada di lingkungan rakyat jelata.

Kath mengambil jas yang tergantung rapi di dekatnya. Walaupun agak ogahan berganti pakaian di depan pengawal yang untungnya perempuan dia terpaksa harus melakukannya lantaran perintah dari yang mulia Reandra sang kepala keluarga Emanuel. Reandra sendiri yang menyuruh agar para pengawal berada di dekat Lilian 24 jam dan mengawasi pergerakan yang dilakukannya.

Shit.

Jika bukan karena dia diculik, Reandra tidak akan melakukan hal yang sangat berlebihan ini.

Memastikan dirinya sudah siap lantas dia segera keluar dari ruang inapnya. Sekedar informasi, kesehatannya sudah jauh lebih baik untuk dapat segera kembali. Tetapi kata dokter, kalau memang Kath betah di rumah sakit, dia bisa tinggal lebih lama.

Cih, siapa yang mau lama-lama di sini? Udah kerseringan disuntik dan minum obat-obatan, dia juga selayaknya menjadi tawanan karena pengawasan dari Reandra terhadap dirinya.

Seperti yang dia duga, dua pengawal mengikutinya dari belakang. Satu diantaranya bertugas membawa koper sedangkan satunya lagi melihat keadaan sekitar.

Seriusan, ini lebih ke arah ngawal teroris gak sih?, Batin Kath berdecak.

"Sudah mau pulang?"

Katy menghentikan langkahnya, dia menoleh mendapati pria asing yang dia temui beberapa hari yang lalu menghampiri dirinya dari koridor samping.

Melihat pria tersebut tidak memakai jas dokternya, Kath meyakini bahwa bahwa pria itu tidak bertugas sekarang.

Tersenyum lembut, Kath mengangguk. Selepas itu dia baru menyadari sesuatu.

"Kita tidak sempat berkenalan sebelumnya." Kath menaikkan tangannya, hendak bersalaman pada pria yang dia sering sebut dengan panggilan dokter ini. "Nama saya Lilian, Lilian Emanuel."

Memperkenalkan diri sebagai Lilian memiliki euphoria tersendiri bagi Kath. Dia merasa aneh mendengar dia memperkenalkan diri dengan nama yang bukan miliknya.

Mendengar salam perkenalan Kath, dokter tersebut malah mengeryitkan dahinya. Tetapi seperkian detiknya pria itu membalas senyuman Kath dan salaman tangan darinya.

"Bara Uvano, anda bisa memanggil saya dengan panggilan Bara. Senang berkenalan dengan anda nona Lilian."

Pria bernama Bara itu setelahnya memperhatikan Kath seksama.

"Saya senang anda kembali sehat,"

Ucapan selanjutnya dari Bara terdengar tulus di telinga Kath, membuat dirinya lantas langsung  mengucapkan terima kasih.

Kemudian tidak ada lagi percakapan dari mereka selama beberapa jam, hingga pada akhirnya Bara yang kembali mengeluarkan suara.

"Kalau begitu saya izin undur diri," ujar Bara.

TrappedTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon