2

31 9 1
                                    

"Kenapa kamu ingin ke Jalan Marikondo?" si suami bertubuh kurus dari jok pengemudi bertanya.

"A ...." Saat itu diriku tersadar, aku harus lebih berhati-hati. Bisa saja mereka orang dewasa pada umumnya yang nyaman dengan sihir dan tak pernah menyukai sains. Waspadalah, waspadalah! "Uh, memangnya apa urusan Anda menanyakan hal itu?"

"Eh?" Yang bertanya tadi tampak terkejut, kemudian menoleh sedikit ke arah istrinya yang duduk di jok sebelahnya. "Benar ini orangnya, kan?" bisiknya pelan, tetapi aku masih bisa mendengar samar-samar.

"Iya. Si Kwsknw tadi kshi petunjuk di keroetk a."

"Oh ...."

Ah, sayang sekali aku tak bisa mendengar keseluruhan obrolan mereka dengan jelas.

Lelaki itu tertawa gugup, mungkin menyadari bahwa diriku masih bisa mendengar di sini. Istrinya bicara beberapa saat kemudian, "Ah ... karena sebenarnya kami juga akan ke Jalan Marikondo! Mungkin saja kita satu tujuan."

"Memangnya kalian akan ke mana?"

"Tentu kami akan pergi meng ... eh, maksudku untuk ke tempat kerja!"

Mereka terdengar mencurigakan ... kupikir ada yang aneh. "Bekerja di mana?"

"Kami kerja di Lembaga Penelitian Sains," imbuhnya cepat.

Le-lembaga Penelitian Sains?

LEMBAGA PENELITIAN SAINS?

"Aku juga hendak ke sana!" ujarku dengan super semangat. "Kalian betulan kerja di sana? Sebagai apa?"

Si lelaki menjawab, "Sebagai tuk---"

"Peneliti. Kami berdua peneliti," sela si wanita dengan cepat.

"Ahh, peneliti! Sempurna." Kebahagiaanku sekarang meluap-luap tidak terkira. Dari yang pernah kubaca di salah satu buku yang kutemukan, sains berkembang melalui manusia-manusia yang mengabdikan diri mereka sebagai peneliti. Kalau mereka peneliti, sudah pasti mereka sangat mengerti tentang sains. Sepertinya aku bertemu orang yang tepat!

"Jadi aku memang ingin pergi ke Lembaga Penelitian Sains juga, untuk mulai mendalami tentang sains. Dari brosur yang kudapat ... lembaga ini katanya sedang membuka pintu masuk bagi orang biasa yang ingin mempelari lebih lanjut tentang sains."

"Wah, tindakan yang bagus," timpal si lelaki. "Memang tepat, belajar sains itu penting."

"Benar, penting sekali. Dan beruntung kamu bertemu lembaga yang tepat," lanjut istrinya.

Ah ... aku masih tak menyangka diriku sedang semobil dengan peneliti!

"Jadi ... apa pendapat kalian tentang penjelajahan ke Mars? Sayang sekali, ya, tak jadi dialnjutkan, padahal persiapannya sudah memadai. Katanya, sih, dihentikan karena penyerangan alien, tapi aku yakin dalang sebenarnya adalah para penyihir! Mereka pasti menolak karena sihir mereka tak akan bekerja di sana. Secara logika, ya jelas kemungkinan kita seharusnya bisa lebih siap, dengan mengamati langsung teknologi milik makhluk-makhluk luar angkasa yang datang ke sini."

Sepertinya itu salah satu dialog terpanjangku beberapa tahun terakhir. Yah ... namanya juga bersemangat ketika bertemu orang yang sefrekuensi.

"Oh ... menurutku ... Mars, ya ...."

Kupikir sejauh ini rencanaku berjalan tanpa cacat. Sukses keluar rumah tanpa dicurigai, tiba dengan selamat ke tempat yang kutuju, dan mendapat tumpangan untuk sampai ke gedungnya! Tidak melupakan fakta bahwa yang mengantarku kini adalah sepasang suami istri yang baik dan pendukung sains.

---Walau kadang balasan mereka atas dialogku yang sepanjang paragraf buku biologi kebanyakan tidak memuaskan.

Yah, setidaknya apa yang terjadi setelah ini akan melengkapi kesempurnaan dari hari ini! Aku akan berada di Lembaga Penelitian Sains, memperdalam ilmuku bersama peneliti-peneliti yang ada di sana, dan menjadi peneliti sungguhan suatu saat nanti. Kemudian, aku akan mengembalikan kejayaan sains!

Ahaha, semua pasti berjalan dengan mulus, kan? 

Witch's HouseOnde histórias criam vida. Descubra agora