10

20 8 2
                                    

Aku yang nyaris tidur langsung terjaga lagi mendengar suara pintu dibuka dan Penyihir Sensian memanggil.

"Sudah waktunya makan malam, ayo sini."

Ternyata hari sudah gelap saja. Tadi, waktu aku dikirim kembali setelah kegagalan rencana kabur, diriku langsung dibebaskan dari pengendaliannya ketika sampai di kamar, tetapi karena pintunya di kunci, jadilah aku cuma tidur-tiduran sejak tadi. Aku turun dari kasur dan mengikuti langkah kaki Penyihir Sensian ke ruang makan.

"Kita akan makan apa?" Gelas dan piring datang sendiri ketika aku menempelkan bokong di kursi.

"Brokoli kukus."

Aku langsung melotot mendengarnya. "Brokoli ... kukus?" Penyihir Sensian mengangguk. "Itu saja? Pasti ada menu lain, kan?"

"Nggak ada. Sudah, jangan banyak protes."

Sebuah mangkuk---entah dari mana aku tak terlalu memperhatikan---melayang, dan mendarat di atas meja makan. Penyihir Sensian mulai menyendok isinya dan membawanya ke piring, sementara aku hanya menatap ketakutan.

Penyihir Sensian menyodorkan mangkuk berisi benda hijau menjijikkan itu ke arahku. "Ambil ini."

Aku bergeming, tak berniat menyendokkan brokoli kukus ke dalam piringku. Siapa coba makhluk aneh yang makan malamnya cuma brokoli kukus? Ada yang bersedia makan brokoli saja sudah aneh.

"Oh, kamu tak suka brokoli, ya." Penyihir Sensian menyeringai.

Tiba-tiba tubuhku dikendalikan lagi, tanganku tiba-tiba bergerak menyendok brokoli yang ada di mangkuk dan menaruhnya di piringku. Dasar penyihir!

"Makan brokolinya!" ujarnya sambil tersenyum. Aku mencoba membalas, tetapi mulutku tak bisa digerakkan. Tanganku bergerak menyendok brokoli yang ada di piringku, lalu mengarahkan sendoknya ke mulut.

Aku menjerit dalam hati. Tolong sekali ini saja, jangan kendalikan aku! Jangan masukkan brokoli yang menjijikkan ini! Pikiranku berusaha sekuat tenaga melawan sendok yang makin lama makin dekat ke mulutku.

Pang!

Sendok itu terlempar dari genggamanku, dan aku kembali mendapat kembali atas tubuhku. "Hah, syukurlah!"

Aku mendapati Penyihir Sensian melempar tatapan tak percaya. "Kenapa sihirnya ... tiba-tiba gagal?"


-----

PS: konsistensi adalah kunci kesuksesan. Jumat lalu apdet telat, Jumat kemarin apdet telat lagi :P

Witch's HouseWhere stories live. Discover now