15

13 7 2
                                    

Aku memandang ke arah telapak tanganku sambil menggerutu. Ah ... kenapa bisa begini?

Saat itu aku sudah dalam posisi tidur telungkup dengan punggung yang tak tertutup pakaian, bersiap untuk menjalani pengobatan. Penyihir Sensian mulai mengolesi lendir buaya secara perlahan.

"Siap-siap, bakal sakit ini."

"Aku tahu!" gerutuku.

Dia mulai merapal mantra tak jelasnya, sementara aku mulai mempersiapkan diri sebelum kembali merasakan punggungku serasa terbakar.

"... Buuuurrrrrr!"

"AAAAAARGHH!" Aku tetap tersentak dan mengangkat tanganku walau sudah mempersiapkan diri. Terasa perih sekali, ada sensasi terbakarnya juga.

---Eh, kenapa aku mengangkat tangan, ya?

Ketika kubuka mata, aku menyaksikan bagian kasur di depanku terbakar, dan tanganku mengeluarkan api.

"Stop!" Penyihir Sensian memberhentikan api yang keluar dari tangaku secara paksa. "Kenapa tiba-tiba kau menyerang pakai sihir?"

Dan sekarang aku duduk di jok mobilnya, menatap telapak tangan dengan tatapan tak percaya, sementara mobil perlahan keluar dari pekarangan.

Penyihir Sensian hendak membawaku ke teman penyihirnya yang lebih berpengalaman, mendiskusikan mengapa aku tiba-tiba bisa menggunakan sihir, dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Aku baru mengamati lingkungan di sekitar rumah Penyihir Sensian sekarang, karena dulu saat dibawa ke sini aku dalam kondisi tertidur. Sepanjang kanan jalan hanya terdiri dari rumah-rumah yang ukurannya hampir seragam, sementara di kiri adalah kawasan pertokoan dan tempat umum.

Kubaca satu-satu nama gedung karena bosan. Kaizoku Ramen ... Shichibukai Bento ... Lembaga Penelitian Sains Gillford ... Supermar---

Eh, apa tadi?

Lembaga Penelitian Sains? LEMBAGA PENELITIAN SAINS?

Segala kelesuanku hilang seketika, secercah harapan kembali mewarnai hidupku. Dengan sedikit kebohongan, aku akan membujuk Penyihir Sensian untuk memperbolehkanku keluar, lalu diam-diam pergi ke tempat itu! Yah ... kurasa lelaki mungil ini akan memiliki sedikit rasa kasihan melihatku sejak beberapa hari ini terisolasi dan memberikan izin.

***

"Ini anak yang kaubicarakan kemarin?"

Penyihir Sensian membawaku pada seorang wanita berambut cokelat yang dari penampilannya, sepertinya belasan tahu lebih muda darinya. Huh, Penyihir Sensian kerjaannya sensi terus, sih, sampai-sampai kalah dengan yang jauh lebih muda.

Ah, sepertinya wanita ini lumayan berintelektual. Aku berharap diriku akan mendapatkan jawaban yang memuaskan mengenai mengapa tiba-tiba diriku bisa menggunakan sihir, tak seperti teman-teman Penyihir Sensian yang datang ke rumah tadi.

"Betul. Tapi seperti yang kubilang kemarin malam, dia tiba-tiba bisa sihir. Yah, kemarin sihir yang dia tunjukkan masih remeh temeh, tapi barusan itu lumayan, kurasa ini mulai serius."

"Hmm ...." Wanita jenjang berkulit terang ini maju selangkah dari tempatnya berdiri, mendekat ke arahku. "Memang ada beberapa kasus manusia tiba-tiba jadi penyihir, tetapi sangat jarang. Paling umum, karena meminjam kekuatan dari iblis atau roh sihir."

Wanita ini sama saja dengan teman-teman Penyihir Sensian ternyata.

Perubahan raut wajahku yang sejak tadi biasa saja berubah menjadi cemberut sepertinya disadari olehnya. "Tapi mungkin saja ada penyihir yang mentransfer kekuatannya padamu. Penyihir ini bisa saja memberikan kekuatannya diam-diam, sehingga kamu tak sadar siapa yang memberikanmu kekuatan ini."

"Tapi saya tak punya kenalan penyihir," jelasku. "Siapa coba orang asing yang tiba-tiba memberikan ini?"

Wanita itu hanya menggeleng. "Tak ada yang tahu. Yah ... kita coba abaikan mengenai siapa yang membuatmu punya kekuatan ini. Sekarang, aku mewakili ketua asosiasi penyihir di negara ini akan menyampaikan beberapa hal."

"Mengenai ... pasukan itu?" tanya Penyihir Sensian dengan berhati-hati.

Si wanita mengangguk. "Langsung saja. Setelah pulih dari pengobatan, latih dia mengendalikan sihir. Kalau dia sudah cukup menguasai ... masukkan dia ke tempat pelatihan penyihir. Kita perlu sebanyak-banyaknya tenaga untuk menghadapi musuh kali ini. Banyak yang berspekulasi kalau mereka sekarang bekerjasama dengan---"

"Aku tak mau ikut jadi penyihir, dan bergabung di perang apalah-itu!" 

Walau tadi sudah diperingatkan untuk tak berbuat macam-macam oleh Penyihir Sensian, aku tiba-tiba lepas kontrol mendengar apa yang dikatakan wanita ini tadi. Apa katanya? Aku akan dibawa ke tempat pelatihan penyihir? Tidak sudi!

Wanita itu hanya menghela napas, tak mencoba melawan pernyataanku tadi. Dia hanya melirik sebentar ke arah Penyihir Sensian, lalu mengangguk. "Kuserahkan ini padamu." 

Witch's HouseWhere stories live. Discover now