3

21 10 0
                                    

"Yang itu tempatnya, kita sudah sampai."

Pandanganku mengikuti arah yang ditunjuk si wanita. Di antara perumahan yang berjejer, ada satu gedung yang cukup menonjol karena menjulang tinggi, dengan tulisan Sains berukuran raksasa di atas. Kukisar jumlah lantainya mencapai dua puluh, sementara luasnya sama dengan empat rumah di sekitarnya digabungkan.

Keren .... Benar-benar sesuai dengan ekspetasiku, mengenai tempat yang akan kupakai untuk menghabiskan sebagian besar waktu hidupku nantinya.

"Ayo, turun."

Kami bertiga keluar dari mobil, kemudian aku berjalan mendahului mereka dengan semangat, tak sabar untuk masuk ke gedung Lembaga Penelitian Sains yang super keren ini. Ahaha, teman-temanku pasti iri, orang tuaku tak akan menyangka diriku akan belajar di tempat sebesar ini!

Ketika diriku sampai di depan gedung, pria yang mengantarku tadi memanggil dari kejauhan. "Hei, Nak! Bukan di situ! Tempatnya ada di sini." Sepasang suami istri itu berdiri di depan salah satu rumah yang terletak persis di samping gedung.

Hah? Ketika di brosur dicantumkan kata lembaga, otomatis yang kupikirkan adalah perkumpulan banyak orang serius di sebuah gedung yang bekerja bersama-sama, seperti Lembaga Perlindungan Sihir Untuk Anak yang selalu kulewati ketika menuju perpustakaan.

Tapi kenapa ....

"Anak muda!" Seorang lelaki berseragam hitam menghardikku. "Apakah Anda pengunjung? Cepat masuk, jangan hanya diam di depan seperti orang bingung!"

Aku melihat tempat di depanku dengan lebih saksama. Ternyata aku sekarang berdiri di depan sebuah hotel. Tulisan besar di atas bukanlah Sains, tetapi Saint. Di atas Saint, ada tulisan berukuran lebih kecil yang luput kubaca tadi, yaitu Hotel. Hotel Saint.

Buru-buru aku minggat, kemudian menuju ke tempat sepasang suami istri itu berdiri sekarang. "Buru-buru banget, sih. Salah tempat, kan," ledek si pria.

"Hmmph. Mana kutahu lembaga penelitiannya ternyata cuma seukuran rumah biasa."

Hmm, dipikir-pikir, namanya penelitian sains, tempatnya tak boleh mencolok, bukan? Jadi seharusnya wajar saja lembaga ini beroperasi di rumah kecil yang tak mencolok. Kalau diadakan di tempat yang besar, bisa-bisa penyihir-penyihir hina itu tersinggung dan memburu kami!

Aku jadi lebih tenang setelah mendapat alasan rasionalnya.

"Tunggu apa lagi, ayo masuk." Aku dengan enteng membuka pintu tanpa memperhatikan apa-apa.

"EH, JANGAN!"

Pandanganku tiba-tiba dibutakan oleh cahaya. Aku tak ingat apa yang terjadi setelahnya karena kehilangan kesadaran.

***

"Dua orang dewasanya langsung pergi saat sudah sadar katamu? Kamu membiarkan mereka?"

"I-iya .... Saya memperbolehkan karena mereka bilang ada urusan penting yang harus segera diselesaikan, mereka titip anak ini dulu. Karena mereka tampaknya sudah baik-baik saja, saya sebagai tabib tak bisa menahan dua orang itu."

"Dasar bodoh. Kamu pikir ini kecelaakaan kendaraan apa, yang dampaknya hanya luka fisik dan bisa dibiarkan pergi ketika sembuh. Padahal kamu sendiri yang bilang ini karena ledakan cahaya aneh!"

Baru mendapatkan kesadaran kembali, aku sudah disuguhi percakapan marah-marah.

Kubuka mata perlahan, badan masih kaku untuk digerakkan. Aku melihat langit langit berwarna putih, dengan pencahayaan di ujung. Dapat kurasakan tempatku berbaring saat ini cukup empuk, sepertinya aku tertidur di sebuah kasur. Ketika menoleh ke samping kanan dan kiri, aku menyadari bahwa diriku sedang berada di sebuah kamar, entah kamar siapa.

"Ma-maafkan saya, Tuan."

"Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang aneh terhadap dua orang yang lepas itu? Kamu bisa tanggung jawab?"

Aku mengangkat punggung perlahan, mencoba beralih ke posisi setengah duduk.

"Stop, kembali berbaring. Biarkan tabib ini memeriksamu lagi setelah siuman," ujar lelaki yang sejak tadi marah. Yang kulihat, tadi mereka berdua sedang berbicara membelakangiku, dari mana dia bisa tahu aku sudah bangun? "Kubilang kembali berbaring."

Aku seakan-akan seperti sedang didorong, punggungku kembali turun dan menempel pada kasur tanpa sepengendalianku. Orang ini ... penyihir?

Witch's HouseWhere stories live. Discover now