Chapter 7

413 55 0
                                    

El membawa Leticia ke rumah Achilles, dari semua tempat. Leticia sangat terkejut sehingga dia melepaskan tangannya dan diam.

"Kenapa kita disini...?"

"Kenapa? 'kan sudah kubilang kalau kau bisa datang dan bermain kapan saja. "

El berjalan ke mansion seolah-olah itu adalah fakta.

Leticia ragu-ragu di depan gerbang.

'Apakah benar aku boleh masuk?'

Kemudian Ian memberi isyarat.

"Masuklah."

Setelah ragu sesaat, Leticia masuk dan bergumam pada dirinya sendiri.

'Tempat ini sangat..................'

Sangat kesepian. Tidak, kosong adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Rumah besar tapi entah kenapa rasanya anehnya, sepi dan kosong. Seperti dia telah masuk ke dalam cangkang kosong yang besar.

Apakah itu karena dia tidak melihat orang-orang di sekitarnya?

Kalau dipikir-pikir, dia tidak melihat seorang pelayan pun lewat.

Leticia menganggapnya aneh, tetapi El membawanya ke dapur. Kemudian dia meletakkan kursi di sampingnya dan membuat Leticia duduk di sana.

"Sekarang, duduk di sini dan lihat aku membuatnya."

"Apa kau yakin ingin membuatnya sendiri?"

"Aku bilang aku akan membuatnya untukmu."

Setelah memberitahu Leticia untuk mempercayainya, El mulai menyiapkan bahan-bahannya. Tapi ekspresi Ian entah kenapa gelisah.

"Aku juga ingin membuat kue tart."

"Jangan menggangguku."

El mendorong Ian ke arah Leticia karena dia kesal dengan Ian yang berkeliaran dan mengganggunya.

Akhirnya, Ian menghela nafas dan berdiri di samping Leticia. Leticia tersenyum dan berkata,

"El benar-benar ingin membuat kue tart."

"Aku tahu. Dia sangat keras kepala kalau dia sudah suka sesuatu. " kata Ian.

Terkadang Leticia bingung dengan cara Ian berbicara. Dia tidak bisa melihat apakah dia adalah adik perempuan atau kakak perempuan.

Ian, yang menjawab dengan santai, melirik Leticia. Leticia, yang tidak memperhatikan tatapannya, tersenyum ketika dia melihat El bersiap untuk membuat kue tart.

"Kalau kau merasa dia tidak nyaman, aku bisa berbicara dengan El untukmu." Ian berbicara.

"Apa?" kata Leticia.

"Adikku agak kasar, tapi dia suka orang."

Ian tampaknya khawatir Leticia tidak nyaman karena El telah memaksanya untuk datang. Lalu, Leticia memandang keduanya secara bergantian.

Berbeda dengan kesan sombong dan muram, El tampak sangat ramah dan bersahabat. Mungkin itu sebabnya Leticia tidak benci El.

'Aku sebenarnya berpikir bahwa datang ke sini akan membuat repot nanti, tapi rasanya nyaman.'

Tidak, lebih tepatnya dia merasa senang.

"Tidak, aku baik-baik saja. Terima kasih banyak."

Mereka baru mengenal satu sama lain untuk waktu yang singkat. Kenapa mereka bisa begitu baik padanya?

Bagaimana dia bisa membencinya ketika mereka menunjukkan keramahannya yang luar biasa?

Kalau dipikir-pikir, sudah lama sejak seseorang melakukan hal seperti ini untuknya.

I Won't Go Back to My Family Who Abandoned Me [Novel Terjemahan]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora