Chapter 19

446 52 1
                                    

'Aneh.'

Berapa kali ku pikirkan tetap saja aneh.

Lorong yang sunyi di sinari oleh cahaya sinar bulan dan seorang laki-laki berdiri, dan mata mistis itu hanya sedikit tinggi dari rambutku, seperti lautan malam hari, dan tiba-tiba muncul di benakku.

[Jangan bertahan dengan seseorang yang menyakitimu atau menganggapmu begitu saja]

Matanya kelihatan dingin, tapi suaranya sangat manis sampai bisa menarik air mata keluar. Saat Enokh bicara, dan merasakan adanya ketulusan, Leticia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Enokh.

[Karena tidak ada yang pantas untuk di sakiti]

Enokh selalu begitu. Dia hanya mengatakan kata-kata yang ingin di dengar oleh orang lain.

'Lalu ekspresi apa yang ku buat...'

Sepertinya dia menundukkan kepalanya dengan wajah menangis, dan ingin berterima kasih karena kata-kata itu.

[Leticia, boleh aku memangilmu begitu?]

Wajah yang memanggil nama nya dengan suara yang manis bisa membuatnya mencair kapan saja. Tak seperti dinginnya dan keringnya musim dingin, pandangan yang tertuju hangat seperti sinar matahari.

[Mimpi indah, Leticia]

Saat Enokh memanggil namanya dengan senyuman lembut, dia bisa mendengar jantungnya berdebar kencang. Saat yang sama, jari-jarinya mulai terasa gatal dan Leticia berdiri di sana cukup lama. Rasanya aneh.

'Kenapa?'

Leticia melihat tanganya dengan ekspresi kosong. Wajahnya terasa terbakar karena masih bisa mengingat perasaan itu dengan jelas. Yang lebih anehnya lagi dia tidak benci perasaan semacam itu.

'Rasanya berbeda.'

Jelasnya, rasanya berbeda dari perasaanya ketika Levion memanggil namanya.

'Kenapa?'

Kenapa bisa begitu berbeda hanya karena orang yang memanggilnya juga beda? Dia merasa bingung dan memiringkan kepalanya sedikit.

"Aku pulang..."

Terdengar suara, Elle menghela nafas panjang dan kecapekan.

"Apa kau sudah mengembalikannya?"

"Belum, bertemu saja tidak."

Setelah berkeliling cukup lama, dia tidak bisa bertemu dengan lelaki yang bertabrakan dengannya di hari itu. Setelah duduk beberapa saat, Elle berdiri dan melihat ke dalam amplop, di samping tidak bisa menemukan gambar-gambarnya, dia sangat khawatir karena tidak bisa mengembalikan baran penting itu ke lelaki tersebut.

"Jelas saja, aku pergi ke tempat kita bertabrakan kemarin, tapi tidak bertemu dengannya."

"Aku akan ikut denganmu lain kali, mungkin saja akan ketemu."

"Ya mudah-mudahan."

Elle yang hanya menghela nafas, melihat ian dan melihat kea rah dapur.

"Aku mau buat teh,ian, kau mau pergi denganku?"

"Tidak, aku mau kembali ke kamar."

"Oke, kalau begitu."

Tidak seperti Elle, yang langsung ke arah dapur, Ian pergi ke kamar. Saat itu, wajah ian terlihat sangat gelap. Ekspresi di wajahnya seperti dia sedang menyembunyikan masalahnya, dan entah kenapa menyentuh hati Leticia, dan Leticia melihat punggungnya tanpa berkata apa-apa.

'Apa yang terjadi?'

Rasanya tidak ada hal buruk yang terjadi pada Ian yang pergi dengan Elle untuk mencari lelaki itu. Tapi, karena khawatir, Leticia naik dan pergi ke kamar Ian. Saat dia berjalan melewati lorong ke kamarnya, dia mengetuk pintu.

I Won't Go Back to My Family Who Abandoned Me [Novel Terjemahan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang