Chapter 10

456 56 2
                                    


'Ada apa dengannya'

Enokh menghela nafas saat melihat Leticia berusaha menahan tangisannya. Sejak pertama aku melihatnya, aku tak bisa mengalihkan mataku darinya. Suasana yang seolah runtuh di terpa angin kencang, and mata biru yang bersedih. Berbanding terbalik dengan pandangan bahwa dia lebih lemah daripada yang lain, dia jelas-jelas sangat baik pada orang lain, dan dia sangat baik sampai-sampai tidak bisa diam saja. Sampai aku sendiri ingin melindunginya.

"Kau kelihatannya sangat gelisah, jadi akan ku berikan barang keberuntunganku."

"Ya?"

Leticia, menyeka matanya dengan lengannya, menaikkan kepalanya dengan ekspresi bingung. Saat mata mereka bertemu, Enokh mengeluarkan sesuatu dari tangannya.

"Tuan Achilles, ini..."

Apa yang Enokh berikan pada Leticia tak lain adalah sapu tanganya. Sapu tangan polos berwarna putih, tapi ada gambar semanggi berdaun empat. Setelah dia melihat corak itu, Leticia mengenalinya, itu adalah sapu tangan yang dia berikan apa Enokh di hari pertama mereka bertemu.Ketika Leticia membuka matanya dengan terkejut, Enokh menutup matanya dan tersenyum.

"Ini adalah barang keberuntunganku."

"... ..."

"Barang ini sangat penting bagiku, jadi tolong di hargai."

Mata abu-abu yang melihatnya terasa hangat seperti matahari. Hanya melihat wajahnya membuatnya terasa hangat, jadi Leticia menggemgam sapu tangan yang Enokh berikan padanya.

"Aku akan menghargainya, jadi aku pasti akan mengembalikannya."

"Oke..."

"ya!"

"Seperti rumput yang mati, Leticia menaikkan kepalanya dan langsung melihat Enokch kemudian berkata.

"Aku pasti akan mengembalikan ini."

Melihat itu, Enokh tau, dan tersenyum kemudian menganggukan kepalanya pelan.

"Ya, baiklah."

"Dan..."

Setelah sesaat ragu-ragu, Leticia berkata.

"Aku juga ini membalas mu."

"Apa maksudmu?"

"Aku selalu merasa di tolong."

Enokh yang melihat Leticia, memegang sapu tangannya erat seperti hidupnya, mulutnya tersenyum lembut.

"Kalau kau tidak keberatan, apa kau bisa datang ke ujian kali ini?"

"Apa aku boleh?"

"Aku pikir kalau kau datang, aku pasti akan lebih semangat lagi."

Mata abu-abu yang bersinar terang hari ini. Dia pura-pura biasa saja tapi sebenarnya dia sangat mengharapkannya.

"Kalau tidak masalah bagimu..."

"Tidak! Aku pasti akan datang!"

Leticia, yang sempat ragu, menjawab dengan cepat.

"Aku pasti datang dan menyemangati."

Dia menggemgam tanganya sebagai tandan ketulusan. Pada saat itu, Enokh tersenyum lebih terang lagi.

"Lalu..aku akan menunggumu."

Saat aku menatap mata abu-abu itu, entah kenapa jari-jariku tetasa geli.

'Aneh.'

Leticia, yang menggenggam tanganya, melirik Enokh. Tetap saja, Enokh melihatku dengan senyum yang bisa meleleh kapan saja.

I Won't Go Back to My Family Who Abandoned Me [Novel Terjemahan]Where stories live. Discover now