Chapter 75

103 7 0
                                    

[Kapan kemampuanmu akan bangkit?]

Pertanyaan yang selalu dia dengar. Malah, sepertinya jauh lebih sering setelah kemampuan adiknya bangkit.

[Kau akan terlihat menyedihkan kalau kau tidak bisa menjadi contoh bagi adikmu!]

Permainan yang bahkan tidak terlihat lucu. Yang lebih luar biasanya, kenyataan bahwa orang-orang disekitarnya bisa tertipu oleh akting. Walaupun kebohongan itu gampang terungkap, Duke, orang yang terikat oleh mata masyarakat dan reputasinya, melakukan yang terbaik untuk ikut berakting dalam permainan itu.

[Pegang pedang dengan benar. Kalau kau tidak tau apa yang mau kau perbuat, kau hanya harus mencoba lagi.]

Meskipun dia terlahir di keluarga terkenal oleh ilmu pedang dan seni bela diri, Keena tidak terlalu tertarik. Mungkin karena itu dia selalu membuat Duke marah karena tidak memiliki kemampuan. Bahkan, duke selalu menjadi orang yang mencurahkan kemarahan padanya.

Duchess, yang tidak sanggup melihatnya begitu, meminta pada Keena sambil menangis.

[Keena, lakukan ini demi ibu, ya. Berusahlah hari ini, ya?]

[Kalau kau tidak bisa walau sudah mencobanya, maka ibu akan membujuk ayah.]

Duchess adalah satu-satunya orang yang membelanya, walau semua orang mengabaikan dan membeci dirinya. Akhirnya, Keena tidak punya pilihan lain tapi mencoba untuk membangkitkan kemampuannya. Tidak, dia dengan sangat cantik naik ke atas panggung yang sudah di siapkan oleh ayahnya, dan menjadi penipu sempurna.

Lalu, Duke kehilangan ketertarikn padanya karena bosan. Lebih tepatnya, 'dibuang' adalah bahasa yang tepat.

Namun demikian, Keena tidak membenci atau marah kepada Duke, yang benar-benar sudah melepaskannya.

Ibunya, akan tetapi, akan menghiburnya.

[Aku tidak pernah melihat putriku berusaha sangat kuat.]

[Bagi ibu ini sudah cukup.]

Duchess adalah satu-satunya orang yang mencintai Keena dan selalu berada di sisinya. Orang yang akan selalu dia jaga hingga akhir, walau kehilangan segalanya.

[Aku tidak pernah melihatmu sefokus itu.]

[Melihat itu saja sudah cukup bagi ibu.]

Keena berpikir dia tidak akan melihatnya lagi, dan dia tidak akan pernah bertemu orang yang begitu mirip dengannya.

'Aku benci padamu, Leticia.'

Dari semua hal, Leticia sangat mirip dengannya.

.

.

.

"Ini.."

Keena mengedip pelan. Kasur empuk dan selimt tebal. Keena melihat lengannya yang terluka terbaluk oleh pelan bersih.

"Oh,ya."

Keena mengibas rambutnya dan tertawa keras. Dalam ingatannya, dia ingat kalau dirinya pingsan di kamar Leticia.

"Ya ampun..."

Saat dirinya dengan perlahan bangkit dan mencoba beranjak dari kasur, lukanya berdenyut dan umpatan nyaris dia ucapkan. Sambil menahan umpatan itu, dia melihat sekeliling kamar, lalu Keena membuka pintu dengan tangan yang melingkari lengannya yang terluka.

Untungnya, tidak ada tanda-tanda ada orang di lorong. Waktu yang tepat untuk kabur.

'Aku harus mengganti pakaianku dulu.'

I Won't Go Back to My Family Who Abandoned Me [Novel Terjemahan]Where stories live. Discover now