25- Ngidam?

180K 15.6K 636
                                    

Klik bintang dipojok kiri bawah dulu oke?

Happy Reading ✨

"Naik" Sekolah sudah selesai 30 menit yang lalu. Karena Oliv mencari aman jadi ia menunggu sekolah sepi.

Ditengah perjalanan Oliv melihat Warung pecel yang terlihat menggoda pengelihatannya. Oliv menepuk pundak Adhi.

"Adhi, Mau pecel itu" Tunjuk Oliv pada warung pecel yang sudah terlewat.

"Udah lewat." Teriak Adhi agar Oliv mendengarnya.

"Puter balik dong, Pengen nih."

"Besok aja, Lagian makanan pinggir jalan belum tentu sehat."

"Gak mauuuuu." Rengek Oliv membuat Adhi mendengus.

"Hm"

"YESSS, Makasihh, Adhi"

Deg

Dengan refleks Oliv memeluk Adhi kuat.

'Shit'

"Lo mau gak?" Tanya Oliv saat sudah didepan warung yang ia inginkan.

"Hm"

Oliv memasuki warung yang cukup rame itu. "Buk, Nasi pecel tiga ya" Adhi yang berada di belakang Oliv kebingungan untuk siapa beli tiga?.

"Buat siapa yang satu?"

Oliv hanya menatap sengit Adhi. "Buat gue, Gak ikhlas lo?" Jawabannya singkat.

Adhi hanya menatap datar Oliv. "Ikhlas aja, Gue beli semua beserta warungnya juga gak akan habis duit gue" Sombong Adhi.

"Duit ortu aja bangga" Ejek Oliv.

"Lo gak tau gue udah kerja?"

"Kan emang lo belum kerja"

"Udah"

"Ha? Kerja apa emang? Gue gak pernah tuh liat lo kerja"

"Ada"

"Iya namanya apa?"

"Lupa" Alibi Adhi. Sebenarnya memang Adhi sudah mendapatkan uang dari hasil keringatnya sendiri, Yaitu balapan. Tapi ia tak mungkin memberitahu Oliv, Dia balapan sekali saja sudah dimarahi habis-habisan oleh gadisnya ini.

"Kerja sendiri lupa, Dasar" Cibir Oliv.

"Ini mbak" Oliv mendongak melihat keresek hitam yang dibawa penjual nasi pecel tadi.

"Iya, Berapa?"

"45 ribu mbak"

"Ini, Kembaliannya ambil aja" Oliv menyerahkan satu lembar uang lima puluh ribuan.

"Alhamdulillah.... terimakasihkasih mbak. Semoga rezekinya makin lancar."

"Aamiin....Makasih buk. Permisi"

ALAVIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang