60- Terungkap (2)

131K 14K 3.6K
                                    

Tap 🌟

PERINGATAN YANG SAMA DENGAN CHAP SEBELUMNYA.

DILARANG KERAS MENG SCREENSHOT, MENG COPY BAGIAN INI YANG MENGANDUNG ALUR PENTINGNYA CERITA INI. JANGAN SPOILER DIMANA PUN ITU, BAIK DALAM BENTUK VIDIO, FOTO ATAU KOMENTAR DIMANA PUN ITU.

Sekiann...

Terimakasih..

___

"Surat apa?"

"Surat pernyataan Bunda Anna ngasuh gue. Gue shock berat, ternyata gue bukan anak kandung Bunda sama Ayah."

"Lo hilang ingatan?"

"Lebih tepatnya, di hilangin kayaknya," ujarnya terkekeh pelan dengan tangan Jovian setia mengelus rambut panjang adiknya setelah sekian lama ia rindukan.

"Semuanya pergi kecuali inti," teriakan menggelegar Alan membuat semua anggota Avigator berbondong-bondong keluar. Kecuali anggota inti Avigator dan inti Vangster yang masih tetap bertahan didalam Markas.

"Kok lo gak kasih tau gue?" nyolot Alan pada Olivia.

Olivia bangun dari pelukan Jovian lalu menatap manik tajam Alan.

"Gue gak tau kalo mau cerita lo dari yang mana. Gue pun bingung, gue gak mau nambah beban pikiran lo. Lo abis sakit kemarin."

"Shit, gak gitu juga caranya. Lo anggap gue apa selama ini? Gue serasa jadi orang yang paling bodoh gak tau masalah istrinya sendiri."

Deg

"APA?!"

Semua mata teralihkan pada Jovian yang tersentak kaget.

"Istri?"

"Kita udah nikah dari lama," jawab Alan sewot.

"Ha?"

"Dijodohin," sahut Olivia membuat Jovian menghela nafas. Lalu mengusap kasar wajahnya.

"Jadi? Kita masih gak bisa bareng dong?" lirih Jovian sendu. Sejujurnya ia tidak rela mengetahui adiknya sudah menikah namun, salahkan dirinya yang telat mengetahui keberadaan adiknya.

"Bisa, bisa kok. Nanti abang ikut aku aja," ajak gadis itu tidak tega melihat tatapan sendu Jovian.

"Gak usah gapapa, gue jijik tinggal serumah sama dia," sinisnya melirik wajah Alan yang sudah memerah.

"Gue lebih jijik," balas Alan tidak kalah sengit.

"Udah-udah apaan sih kalian?!" lerai gadis itu berkacak pinggang dengan mata yang masih berair sehabis menangis.

"Lo tau kenapa ingatan lo disengaja hilangin?" sahut Edgar yang sedari tadi meneliti keadaan.

Semua mata tertuju Edgar dengan raut serius.

"Sama sekali enggak tau, gue rasa biar gue gak inget kalo mereka bukan orang tua kandung gue melainkan angkat," jawabnya.

"Masuk akal." mereka manggut-manggut paham.

ALAVIA (TERBIT)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora