45- Terbongkar Dan Keterkejutannya

189K 15.2K 2.1K
                                    

Tap bintang dipojok kiri bawah duluuu

Pada baca jam berapa nih? Komen dong!

Ah iya, Gue tau yang baca ini pasti cwk kan?

Selamat Membaca 🔥

A

lan menyeret paksa Olivia menuju pintu Markas Avigator.

Markas ini didesain seperti rumah biasa pada umumnya dengan warna gelap, Dan memiliki lima lantai.

Detik selanjutnya kaki Olivia sudah masuk kedalam Markas. Ya, Kali pertama seorang perempuan yang memasuki markas diambil oleh Olivia, Seorang istri Alan yang notabenenya ketua geng motor Avigator.

Sejak memasuki pekarangan Markas, Bulu kuduknya berdiri. Tempat ini berada dijalan yang jarang dilewati orang-orang. Apalagi dengan warna Markas yang serba hitam dengan di halamannya terdapat pepohonan rindang yang membuat aura di Markas semakin menyeramkan.

Ia berusaha memberontak dari cengkraman Adhi, Sekarang ia diseret paksa menuju tangga yang sangat luas dan panjang.

'Kenapa aura ditempat ini  sangat menyeramkan?' batinnya ketakutan.

'Tempat apaan sih ini?'

"S-sakit, Lepas.." cicit Olivia karena cengkraman Adhi yang kuat.

Adhi sama sekali tidak mendengarkan Olivia, Ia berjalan dengan tergesa-gesa sembari menahan amarahnya.

Pikirannya selalu melayang saat Jovian mencium leher mulus Olivia, Rasanya ia panas, Ia tidak terima. Ia rasa kurang setelah hanya menusuk Jovian dengan pisau itu, Ia hanya ingin Jovian mati, Mati, Dan MATI.

Adhi membuka pintu kamarnya yang berada disudut ruangan.

"Kita ngapain disini? Ini tempat apa? Gue takut.."

Adhi menolehkan pandangannya pada Olivia dengan nafas yang memburu membuat Olivia sesak.

"Gue bakal hilangin jejak kotor Jovian itu ditubuh lo, Ralat tubuh milik gue," seringai Alan mendekati Olivia yang perlahan mundur.

"Apa sih? Gak usah aneh-aneh ya," sarkas Olivia tajam.

Tubuh Olivia sudah membentur tembok di kamar Adhi yang berada di Markas.

"Tangan bajingan itu udah lancang nyentuh milik gue," geram Adhi menahan amarahnya.

Adhi berjalan maju dengan langkah lebarnya membuat Olivia kelimpungan, Ia berjalan mundur sampai dirinya terbentur lemari yang tidak memiliki pintu.

Prang

Prang

Prang

Bunyi botol kaca berisi alkohol itu jatuh dilantai akibat lemari itu tersenggol.

"Alkohol?" gumam Olivia menatap cairan itu dengan wajah yang ingin muntah.

Adhi tersenyum simpul, Tanpa aba-aba dirinya memegangi bahu Olivia lalu menjatuhkannya di kasur. Sekarang tubuh Olivia sepenuhnya berada di kungkungannya

Olivia melotot kaget saat Adhi mendekatkan wajahnya di ceruk lehernya yang terbuka.

"Lepas nggak?!" Adhi menggeleng sambil menduselkan wajahnya disana.

Wangi leher Olivia membuat Adhi mabuk kepayang, Rasanya sangat nyaman saat kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit leher Olivia.

Adhi mendongak menatap manik Olivia menatapnya seolah menyuruh berhenti. Adhi tetap pada pendiriannya, Ia akan menghilangkan jejak kotor bajingan itu. Adhi mencium lembut leher Olivia.

ALAVIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang