10

83 11 4
                                    

Dirga berencana ke rumah Tara hari ini.

Sejak semalam, Tara meneror mereka di grup. Keanu yang bahkan menolak ke rumah Tara sebab harus mengerjakan tugas yang menumpuk langsung dipaksa oleh si empunya rumah. Katanya, jika Keanu dan yang lainnya tidak ke rumahnya, Tara akan ngambek dan mogok bicara pada mereka berenam.

Sebelum ke rumah Tara, mereka sepakat berkumpul di rumah Keanu.

Ternyata Hara dan Ayres sudah tiba lebih dulu di rumah Keanu. Sementara Elang dan Dipa masih di perjalanan. "Gercep juga lo berdua," kata Dirga.

"Ehe, harus dong, Bang! Lumayan di rumah Bang Ke bisa makan es krim berbagai rasa." Ayres berkata sembari memperlihatkan cup es krim kedua yang tengah disantapnya.

Hara pun kini sudah makan kebab dengan sangat lahap. "Paling enak emang main ke sini. Udah dikasih makan, dikasih minum, perut kenyang hati pun senang."

Dirga hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan. Ia tidak tahu lagi bagaimana sabarnya seorang Keanu menghadapi Ayres dan Hara. Belum lagi Dipa dan Elang yang juga doyan makan, ditambah Tara yang kadang penuh dengan drama.

Tak lama, Keanu muncul dengan membawa beberapa minuman segar dan cemilan yang beraneka macam. Dirga sampai melongo karenanya. "Bang, nggak perlu repot-repot, lah."

Keanu tersenyum hingga lesung pipinya muncul. "Santai ajalah. Kayak kalian baru kenal aja sama gue pake acara nggak enak segala."

Ayres menjentikkan jari. "Bener sih kata Bang Dir, lo nggak perlu repot-repot kayak gini, Bang." Tangan Ayres kembali mencomot pastel yang dihidangkan Keanu.

Hara mendelik. Tangannya sudah melayang dan menoyor pelan kepala Ayres. "Katanya nggak perlu repot-repot, ujung-ujungnya lo comot juga. Dasar perut karet!"

Ayres hanya menjulurkan lidahnya, lalu setelah itu kembali menyantap pastel yang disediakan Keanu. "Woelah! Enak banget pastelnya, Bang. Gue suka!"

Keanu menggeleng pelan. "Yaudah, lo semua tunggu aja di sini, gue ke dalam dulu," pamit Keanu.

Dirga Hanya tersenyum kecil melihat tingkah Ayres dan Hara. Kedua anak itu memang senang sekali makan, dan jika Dipa sudah muncul, sudah pasti pemuda itu tidak akan tinggal diam dan akan bergabung menyantap cemilan bersama kedua teman sepantarannya itu. Belum lagi Elang yang bersikap rusuh akhir-akhir ini, membuat Dirga sulit menegurnya sebab pemuda yang menjadi anak bungsu dalam persahabatan mereka itu sudah sekeras kepala Tara.

"HALLO TEMAN TEMAN!!! DIPA DATANG UHUUYYYYY!!!!!"

"Uhuk! Uhuk!"

"Byurrrr...."

Dirga menoleh, ia sempat mengelus dada sebab suara teriakan Dipa yang baru saja tiba dengan membonceng Elang sungguh memekakan telinga. Apalagi Ayres dan Hara, nasib keduanya mungkin tidak jauh dari Dirga yang sebatas kaget. Ayres yang tersedak pastel yang ia makan dan Hara yang spontan menyemburkan jus jambunya karena teriakan Dipa yang sudah setara berisiknya dengan petasan pergantian tahun.

"Bisa selow nggak sih, Dip? Ini gue keselek pastel tau, nggak?!", omel Ayres dengan mata membulat yang sedikit berair.

"Ini gue juga nyembur nya jambu buatan Bang Ke, padahal jarang-jarang Bang Ke mau buatin jus jambu. Sayang banget, jadi mubadzir," timpal Hara dengan wajah nelangsa.

Dipa malah melengos. Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan setelah memakai helm. Sementara Elang sudah melompat riang dan ikut makan pastel bersama Ayres. "Ah elah, mana gue tau lo berdua pada kagetan. Lagipula jus jambu yang lo semburin itu mau lo sedot juga?"

Things You Never Say To Meजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें